KABARBURSA.COM - Pergerakan saham PT PP London Sumatera Tbk atau LSIP menarik untuk diperhatikan. Saat ini, saham sedang berada pada tren Bearish, meskipun laba bersih meroket.
Berdasarkan analisis indikator teknikal, tren saham LSIP saat ini cenderung Bearish. Hal ini didukung oleh beberapa faktor, seperti posisi harga yang berada di bawah rata-rata pergerakan (MA dan EMA) jangka pendek dan menengah, menunjukkan tekanan jual yang lebih dominan.
RSI yang berada di level 40 mengindikasikan bahwa saham belum memasuki wilayah oversold, tetapi mendekati, menunjukkan potensi penurunan lebih lanjut. MACD yang berada di bawah garis sinyal juga mengonfirmasi momentum bearish.
Selain itu, harga saat ini mendekati batas bawah Bollinger Bands, yang bisa menjadi indikasi bahwa harga mendekati level support, tetapi belum ada tanda-tanda breakout atau breakdown yang signifikan. Volume perdagangan yang relatif tinggi dengan volatilitas yang cukup besar (ATR) menunjukkan adanya minat pasar, tetapi belum cukup kuat untuk membalikkan tren.
Untuk target support berikutnya, investor dapat mengawasi level sekitar 940, sementara resistance terdekat berada di sekitar 970. Jika harga menembus level support atau resistance ini, bisa menjadi sinyal perubahan tren.
Laba Bersih Meroket
PT PP London Sumatra Indonesia Tbk menutup tahun 2024 dengan kinerja keuangan yang mengesankan. Perusahaan mencatat lonjakan laba bersih sebesar 93 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai Rp1,47 triliun dari sebelumnya Rp761,99 miliar.
Kenaikan ini turut mendorong laba per saham dasar menjadi Rp217, jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp112.
Pendapatan LSIP dari kontrak dengan pelanggan turut mengalami peningkatan, naik dari Rp4,18 triliun menjadi Rp4,56 triliun. Sementara itu, efisiensi dalam beban pokok penjualan menjadi faktor penting dalam peningkatan laba, dengan angka yang menyusut dari Rp3,03 triliun pada akhir 2023 menjadi Rp2,57 triliun. Dampaknya, laba kotor yang diperoleh perusahaan mengalami kenaikan signifikan sebesar 73 persen, dari Rp1,15 triliun menjadi Rp1,99 triliun.
Salah satu faktor yang turut berkontribusi pada lonjakan laba adalah keuntungan dari perubahan nilai wajar aset biologis yang mencapai Rp142,43 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp1,1 miliar.
Sementara itu, beban penjualan dan distribusi mengalami sedikit kenaikan menjadi Rp48,26 miliar dari sebelumnya Rp69,71 miliar, begitu pula dengan beban umum dan administrasi yang meningkat menjadi Rp239,89 miliar dari Rp210,12 miliar.
Di sisi operasional, LSIP juga membukukan penghasilan lain sebesar Rp142,22 miliar, naik dari Rp100,86 miliar pada tahun sebelumnya. Meski demikian, beban operasional lain mengalami kenaikan signifikan menjadi Rp437,61 miliar dibandingkan akhir 2023 yang tercatat Rp213,56 miliar.
Kinerja yang solid ini turut mendorong laba usaha perusahaan meroket menjadi Rp1,55 triliun dari sebelumnya Rp759,42 miliar. Dari sisi pendapatan keuangan, LSIP mencatat kenaikan dari Rp155,56 miliar menjadi Rp216,88 miliar.
Meskipun beban keuangan naik sedikit dari Rp566 juta menjadi Rp653 juta, perusahaan tetap membukukan laba sebelum pajak penghasilan yang mengesankan sebesar Rp1,77 triliun, hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya yang tercatat Rp911,42 miliar.
Secara keseluruhan, laba tahun berjalan LSIP melonjak menjadi Rp1,47 triliun dari sebelumnya Rp760,67 miliar. Dari sisi neraca keuangan, total ekuitas perusahaan bertambah menjadi Rp12,55 triliun dari Rp11,34 triliun pada akhir 2023.
Liabilitas perusahaan juga mengalami peningkatan menjadi Rp1,28 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,16 triliun. Dengan total aset yang kini mencapai Rp13,84 triliun dari Rp12,51 triliun di tahun sebelumnya, LSIP menunjukkan pertumbuhan yang kuat dan kinerja yang semakin solid di tahun 2024.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.