Logo
>

Tren Bullish Emiten Properti, Saham Mana yang Diuntungkan?

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Tren Bullish Emiten Properti, Saham Mana yang Diuntungkan?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Beberapa emiten properti mulai menunjukkan tren bullish sebagai dampak dari pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia, beberapa minggu lalu. Meski saham properti masih mengalami koreksi pada perdagangan kemarin, 30 September 2024, tapi tren positifnya sudah semakin terlihat. Diketahui, Senin kemarin saham properti ditutup melemah dengan -1,34 persen.

    Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi, menyebut sejatinya tren emiten properti sudah bullish sejak Juni, Juli, hingga Agustus 2024. Tren positif tersebut memang sudah priced in atau sesuai dengan ekspetasi para pelaku pasar saham.

    "Tetapi, memang butuh waktu. Namun secara tren, kami melihat sudah ada inflow lagi ke sektor properti. Kami juga melihat beberapa (emiten) masih cukup menarik," kata Oktavianus kepada Kabarbursa.com, Selasa, 1 Oktober 2024.

    Selain itu, dia melihat penjualan sektor properti masih sesuai dengan target dan marketing sales, sehingga masih terbilang oke. Adapun emiten yang patut disoroti adalah Ciputra Development (CTRA) dan Summarecon Agung (SMRA).

    CTRA Diuntungkan jika Suku Bunga Acuan Turun

    PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dinilai bisa diuntungkan ketika suku bunga acuan atau BI rate mengalami penurunan. Head of Invesment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina, mengatakan penjualan marketing sales CTRA mayoritas berasal dari kredit pemilikan rumah (KPR).

    “CTRA mungkin akan menjadi perusahaan yang paling dapat manfaat dengan penurunan suku bunga, karena sekitar 50-60 persen dari penjualan marketing salesnya CTRA itu kan dari KPR,” ujarnya dalam acara ‘Media Day’ yang diselenggarakan Mirae Asset Sekuritas, di Jakarta, Kamis, 12 September 2024.

    Selain itu, Martha menyebut target pasar dari CTRA ialah kelas menengah ke bawah. Hal ini berbeda dengan emiten-emiten besar lainnya seperti PANI, BSDE, PWON, dan SMRA yang memiliki target pasar kelas menengah ke bawah.

    “Jadi CTRA yang menengah ke bawah akan sangat relate dengan penurunan suku bunga,” kata dia.

    Di sisi lain, Martha memandang lima emiten properti terbesar seperti CTRA, PANI, BSDE, PWON, dan SMRA memiliki daya tarik masing-masing.

    Menurut dia, untuk investor yang cenderung menginginkan growth atau keuntungan, bisa memilih PANI.

    “Sementara untuk yang lebih konservatif dan valuasinya lebih murah, kita sarankan ke BSDE,” ucapnya.

    Bunga Kredit Turun

    Emiten properti dinilai terkena dampak positif setelah Bank Indonesia resmi memangkas suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen. Senior Investment Information Mirae Asset Nafan Aji Gusta, mengakui pasar mengapresiasi langkah BI dalam memangkas suku bunga acuan.

    Terlebih untuk sektor properti, kata Nafan, pemangkasan suku bunga acuan itu menjadi angin segar.

    “Ini meningkatkan kinerja permintaan kredit untuk sektor properti, baik itu KPR (Kredit pemilikan rumah) maupun KPA (Kredit Pemilikan Apartemen),” ujar dia kepada Kabarbursa.com, Kamis, 19 September 2024.

    Menurut Nafan, pemangkasan suku bunga acuan akan membuat bunga kredit menurun sehingga akan memberikan dampak terhadap permintaan kredit baik itu KPR dan KPA.

    “Jadi nanti akan mempengaruhi  daripada performa kinerja marketing sales ya,” ucap dia.

    Apalagi Nafan melihat saat ini emiten-emiten berbasis properti juga gencar menjalankan pembangunan, baik itu kluster hunian baru hingga gedung apartemen.

    Selain itu, lanjutnya, emiten properti juga memiliki masa depan cerah pada pemerintahan baru mendatang jika melanjutkan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).

    “Ini juga akan mendorong sektor properti untuk tumbuh, supaya emiten-emiten berbasis properti ini bisa gencar menjalankan ekspansi bisnis dan membangun properti di wilayah Kalimantan,” pungkasnya.

    Pangkas Suku Bunga, BI Dorong Pertumbuhan Ekonomi

    Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa keputusan penurunan suku bunga (BI Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen tersebut konsisten dengan rendahnya prakiraan inflasi pada tahun 2024 dan 2025 dalam sasaran 2,5±1 persen.

    “Penurunan BI Rate telah sesuai dengan stabilitas nilai tukar rupiah, perlunya upaya untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi,” kata Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu, 18 September 2024.

    BI juga menurunkan suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 6,75 persen.

    Selain itu, Perry menyebutkan, bahwa BI juga terus memantau peluang untuk menurunkan suku bunga kebijakan dengan mempertimbangkan proyeksi inflasi yang tetap rendah, nilai tukar rupiah yang stabil dan cenderung menguat, serta kebutuhan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

    Kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran juga difokuskan pada dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

    Pelonggaran kebijakan makroprudensial tetap dijalankan guna mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada sektor-sektor prioritas yang mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, termasuk sektor UMKM dan ekonomi hijau, dengan tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian.

    Kebijakan sistem pembayaran pun diarahkan untuk berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan, khususnya di sektor perdagangan dan UMKM, dengan memperkuat infrastruktur, struktur industri sistem pembayaran, serta memperluas penerimaan digitalisasi sistem pembayaran.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.