KABARBURSA.COM – Performa PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) pada perdagangan Senin, 25 Agustus 2025, sangat menarik diperhatikan. Tidak hanya kepatuhannya terhadap ESG (Environtment, Social, Government), tetapi juga sahamnya menunjukkan daya tarik di lantai bursa.
Pada perdagangan pagi ini, harga saham NCKL menguat 3 persen ke level Rp1.030 per lembar, dengan transaksi ramai mencapai 496 ribu lot senilai Rp51,4 miliar. Sepanjang sesi, saham ini bergerak di rentang Rp1.000–Rp1.060, dan kini semakin mendekati level resistance di Rp1.065.
Kenaikan tajam dalam sebulan terakhir sebesar 48,2 persen mengukuhkan reli berkelanjutan, meski indikator teknikal menandakan saham sudah memasuki area jenuh beli atau overweight.
RSI tercatat 71,47 dengan sinyal overbought, sementara indikator lain seperti MACD, ADX, dan moving average justru masih memberi dorongan kuat ke arah “sangat beli”.
Dari sisi fundamental, valuasi NCKL masih tergolong menarik untuk sektor pertambangan yang padat modal. Price to earnings ratio (PER) TTM berada di level 8,47, sedikit di bawah median IHSG yang mencapai 8,97, dengan forward PER bahkan lebih rendah di 7,03.
Artinya, pasar menilai prospek laba ke depan cukup solid. Earnings yield yang menyentuh 11,81 persen juga memberi ruang bagi investor untuk menimbang potensi imbal hasil yang lebih tinggi ketimbang instrumen pendapatan tetap.
Kapitalisasi pasar kini menyentuh Rp64,9 triliun, dengan price to book value 1,99 kali, menandakan saham dihargai relatif premium seiring peningkatan kinerja.
Kondisi Keuangan “Bungkam” Beban Utang
Posisi keuangan perusahaan terjaga sehat dengan current ratio 1,54 dan debt-to-equity ratio hanya 0,31, sehingga beban utang bukan menjadi ancaman serius. Altman Z-Score di level 4,26 pun menegaskan perusahaan dalam kondisi aman dari risiko kebangkrutan.
Kinerja keuangan terbaru memberikan gambaran mengapa investor semakin percaya. Hingga paruh pertama 2025, NCKL membukukan laba bersih Rp4,1 triliun, tumbuh 35,5 persen dibanding periode sama tahun lalu.
Laba tersebut tercermin dari margin bersih 35 persen, salah satu yang tertinggi di industri, didorong efisiensi dan strategi hilirisasi nikel yang semakin matang. Pendapatan kuartal II tahun ini naik ke Rp2,44 triliun, melampaui realisasi tahun lalu, dengan pertumbuhan YoY sebesar 2,9 persen.
Cash flow juga kuat, dengan arus kas operasi Rp6 triliun, cukup untuk menopang belanja modal dan tetap memberikan dividen Rp30,36 per saham, setara yield 2,9 persen.
Meski demikian, bukan hanya kinerja finansial yang menjadi sorotan. NCKL kini berupaya memperkuat pijakan pada aspek ESG (Environmental, Social, Governance). Perusahaan yang berbasis di Halmahera ini sedang menjalani audit IRMA, sebuah standar tertinggi untuk praktik tambang yang bertanggung jawab secara global.
Upaya ini menunjukkan keseriusan manajemen dalam menjawab tuntutan internasional atas keberlanjutan dan transparansi, sekaligus meneguhkan legitimasi sosial untuk beroperasi. Dari sisi lingkungan, NCKL menerapkan manajemen air ketat dengan Trigger Action Response Plan untuk meminimalisir dampak sedimen.
Pada aspek sosial, program pemberdayaan masyarakat dan pemenuhan standar HAM semakin ditingkatkan, sementara dari sisi tata kelola, penerapan praktik terbaik global mulai diadopsi sebagai standar kerja.
Komitmen ESG Sentimen Besar Pergerakan NCKL: Teknikal Arahkan Sangat Beli
Kombinasi antara fundamental yang solid, teknikal yang bullish, serta komitmen ESG yang makin nyata menjadikan NCKL sebagai saham yang mendapat sorotan positif. Investor kini bukan hanya melihat angka laba dan dividen, tetapi juga menimbang reputasi keberlanjutan yang sedang dibangun.
Jika konsistensi ini terjaga, bukan mustahil NCKL akan semakin menjadi rujukan utama investasi di sektor tambang nikel yang pro-lingkungan dan berorientasi jangka panjang.
Sementara, jika melihat pergerakan teknikal terkini, NCKL masih menunjukkan tren penguatan dengan level harga Rp1.065 menjadi resistance terdekat. Apabila mampu ditembus dengan volume yang kuat, saham ini berpotensi melanjutkan kenaikan menuju area Rp1.100–Rp1.150 dalam jangka pendek.
Level psikologis Rp1.250 yang berstatus Auto Rejection Atas (ARA) bisa menjadi target lebih lanjut jika momentum positif tetap terjaga. Sebaliknya, bila terjadi koreksi, area Rp995–Rp1.000 akan menjadi support penting yang perlu diperhatikan investor.
Dari sisi valuasi, dengan forward PER di kisaran 7 kali dan kinerja laba yang masih bertumbuh, ruang kenaikan harga masih terbuka. Untuk jangka menengah, target harga wajar NCKL dapat ditempatkan di kisaran Rp1.200–Rp1.250, seiring dengan ekspektasi peningkatan laba tahunan dan penguatan sentimen pasar terhadap perusahaan tambang yang berkomitmen pada ESG.
Dengan demikian, rekomendasi untuk saham NCKL adalah BUY dengan target harga jangka pendek Rp1.100–Rp1.150 dan target menengah Rp1.200–Rp1.250, dengan area Rp995–Rp1.000 sebagai batas bawah yang sebaiknya dijadikan acuan cut loss.
Momentum fundamental yang kuat serta strategi keberlanjutan yang sedang dibangun memberi keyakinan bahwa tren naik masih memiliki ruang berlanjut.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.