Logo
>

Tutup Tahun di Zona Hijau, Berapa Rentang Harga Beli Saham Bank Jago?

Ditulis oleh Yunila Wati
Tutup Tahun di Zona Hijau, Berapa Rentang Harga Beli Saham Bank Jago?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bank Jago Tbk, dengan kode saham ARTO, berhasil menutup perdagangan bursa di zona hijau. Pada 30 Desember, saham ARTO menunjukkan kinerja positif dengan mengalami kenaikan sebesar 2,97 persen dan ditutup pada harga Rp2.430, dengan penutupan ini yang melanjutkan penguatan dalam perdagangan hari itu.

    Saham ARTO sempat diperdagangkan pada level Rp2.370 di pembukaan, mencapai titik tertinggi pada Rp2.460, dan bergerak turun ke level terendah di angka Rp2.330.

    Dengan kapitalisasi pasar yang mencapai Rp33,34 triliun, ARTO menunjukkan daya tarik yang cukup besar bagi investor meskipun rasio harga terhadap laba (P/E ratio) yang cukup tinggi di 314,67, yang mengindikasikan bahwa saham ini relatif lebih mahal dibandingkan laba yang dihasilkan saat ini. Sayangnya, saham ARTO tidak memberikan dividend yield, yang biasanya menarik bagi investor yang mencari pendapatan pasif dari dividen.

    Saham ARTO pada hari itu terlihat positif namun tetap mencerminkan volatilitas di pasar, seperti terlihat dari fluktuasi harga yang terjalin pada periode perdagangan tersebut. Pergerakan saham ini perlu diperhatikan dengan seksama oleh para investor yang sedang mencari momentum untuk memasukinya, mengingat pergerakan saham dapat memberikan potensi keuntungan dalam jangka pendek, namun risiko tetap perlu diwaspadai.

    Secara keseluruhan, meski saham ARTO menghadapi harga yang tergolong mahal berdasarkan rasio P/E yang tinggi, peningkatan harga saham pada hari tersebut menunjukkan adanya sentimen positif yang kemungkinan dipengaruhi oleh volume pembelian yang cukup signifikan. Sebagai perbandingan, harga saham juga bergerak volatil dengan fluktuasi yang perlu diperhatikan untuk melihat arah tren selanjutnya.

    Rekomendasi: Buy on Weakness

    Menurut analisis teknikal MNC Sekuritas yang dipublikasikan di Jakarta pada Kamis, 2 Januari 2025, ARTO saat ini berada pada tahap wave c dalam konteks dari wave (y) yang termasuk dalam struktur gelombang lebih besar wave [ii]. Dalam teori analisis gelombang Elliott, posisi saat ini berpotensi menunjukkan koreksi ke bawah terlebih dahulu, sebelum kembali melanjutkan tren penguatan.

    Hal ini membuat investor yang ingin memasuki pasar ARTO disarankan untuk memperhatikan adanya kesempatan di area harga yang lebih rendah pada rentang 2.180 – 2.360 IDR, yang dianggap sebagai level pembelian yang menarik berdasarkan prinsip "Buy on Weakness."

    Namun, untuk potensi kenaikan lebih lanjut, harga saham ARTO berpeluang menguji target harga di angka Rp2.580 dan bahkan bisa mencapai Rp2.700 jika momentum penguatan berhasil dipertahankan. Investor yang mengincar keuntungan dari saham ini disarankan untuk tetap memantau perkembangan harga dan volume transaksi, dengan tujuan memastikan apakah tren kenaikan akan berlanjut atau ada potensi koreksi yang perlu diantisipasi.

    Sebagai langkah antisipasi risiko, bagi para investor yang memegang posisi saat ini, penting untuk menjaga agar harga tidak jatuh di bawah 2.130 IDR, karena level tersebut merupakan batas stoploss yang disarankan untuk meminimalkan kerugian apabila harga saham bergerak ke arah negatif.

    Secara keseluruhan, saham ARTO masih berpeluang untuk memberikan keuntungan meskipun dalam jangka pendek, adanya koreksi lebih dalam tetap menjadi skenario yang harus dipertimbangkan. Namun bagi investor yang strateginya mengutamakan membeli saat harga terkoreksi, ARTO bisa menjadi pilihan menarik selama memenuhi batas harga yang disebutkan.

    Tentang Bank Jago

    Bank Jago, yang sebelumnya dikenal dengan nama PT Bank Artos Indonesia Tbk atau Bank Artos, telah mengalami transformasi signifikan sejak didirikan pada 1 Mei 1992. Bank ini memulai operasinya secara komersial pada 12 Desember 1992 dan mulai tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal 2016. Pada saat itu, Bank Artos masuk dalam kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) I, yang memiliki ketentuan minimum modal sebesar Rp100 miliar, menjadikannya sebagai salah satu bank kecil.

    Ketika Bank Artos melaksanakan Initial Public Offering (IPO), harga saham perdananya ditawarkan pada level Rp132 per saham, dan berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp31,84 miliar. Meskipun demikian, meskipun statusnya sebagai bank tercatat di bursa, Bank Artos belum mampu mencetak laba setelah IPO, meskipun sebelumnya sempat mencatatkan laba hingga Rp2 miliar per tahun sebelum melantai di bursa. Hal ini menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh Bank Artos dalam mencari profitabilitas di pasar publik.

    Namun, jalur dan nasib Bank Artos mulai berubah setelah dua tahun berada di pasar bursa. Pada 2019, investor strategis yang dipimpin oleh bankir senior Jerry Ng dan Patrick Walujo mengambil alih saham mayoritas sebanyak 51 persen dari Bank Artos.

    Melalui akuisisi ini, Bank Artos mengalami transformasi signifikan, dimulai dari perubahan nama menjadi Bank Jago. Dua tokoh besar di dunia perbankan Indonesia ini sebelumnya telah berhasil membesarkan PT Bank BTPN Tbk (BTPN), dan keberhasilan tersebut menjadi harapan besar bagi para investor, dengan tujuan serupa untuk membuat Bank Jago berhasil di industri perbankan Indonesia.

    Langkah Jerry Ng dan Patrick Walujo terlihat sebagai upaya untuk membawa Bank Jago lebih dekat dengan potensi masa depan perbankan digital, hal yang sudah mereka lakukan sebelumnya di Bank BTPN, di mana mereka memperkenalkan produk digital Jenius, yang mendapatkan sambutan positif dan menyentuh angka pengguna mencapai 2,5 juta orang pada Juni 2020, dengan mayoritas penggunanya berasal dari kaum milenial.

    Perkembangan terbaru menunjukkan bahwa Bank Jago telah menjelma menjadi salah satu pemain besar di pasar perbankan dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp31,17 triliun pada 15 September 2023, dengan harga saham yang berada di level Rp2.250 per lembar saham.

    Ini menandakan bahwa langkah strategis yang diambil oleh Jerry Ng dan Patrick Walujo dalam mengakuisisi saham mayoritas dan melakukan perubahan besar di Bank Jago mulai membuahkan hasil. Keberhasilan mereka dalam memadukan keahlian di dunia perbankan dengan inovasi digital yang kuat menunjukkan bahwa Bank Jago tidak hanya bisa tumbuh, tetapi juga mampu membawa sektor perbankan ke arah yang lebih terhubung secara digital.

    Transformasi yang terjadi di Bank Jago memberi sinyal bahwa masa depan sektor perbankan di Indonesia bisa sangat dipengaruhi oleh adopsi teknologi dan perbankan digital. Perubahan ini juga membuka peluang lebih luas bagi kaum milenial dan generasi Z untuk mengakses layanan perbankan yang lebih praktis dan berbasis teknologi, sesuai dengan tren yang terus berkembang di dunia perbankan global.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79