KABARBURSA.COM - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sedang kejar setoran. Mereka bersiap menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 14 Januari 2025.
Agenda utama rapat ini adalah mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham terkait rencana penjualan unit bisnis es krim perseroan kepada Grup Es Krim. Rencana ini menjadi langkah strategis penting bagi UNVR untuk memperkuat fokus bisnis inti perusahaan, sekaligus memberikan manfaat jangka pendek bagi para pemegang saham.
Pemegang saham yang berhak hadir dan memberikan suara dalam rapat tersebut harus tercatat pada daftar pemegang saham per 20 Desember 2024. Rencana ini telah mendapatkan persetujuan penuh tanpa syarat dari direksi pada 29 Oktober 2024 dan dewan komisaris sehari setelahnya, 30 Oktober 2024.
Sebagai bagian dari persetujuan, perseroan telah menandatangani perjanjian pengalihan bisnis (Business Transfer Agreement/BTA) pada 22 November 2024.
Penjualan unit bisnis es krim yang mencakup The Magnum Ice Cream Indonesia ini diperkirakan menghasilkan dana Rp7 triliun. Jumlah tersebut mencakup aset tetap dengan nilai pasar Rp2,55 triliun, nilai buku bersih per 30 September 2024 sebesar Rp1,99 triliun, serta nilai persediaan sebesar Rp172,79 miliar.
Penilaian bisnis independen yang dilakukan oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Suwendho Rinaldy dan Rekan (SRR) menetapkan nilai pasar wajar unit bisnis ini sebesar Rp6,57 triliun. Dengan demikian, transaksi ini akan dilakukan dengan nilai yang lebih tinggi dari estimasi wajar.
Adapun nilai transaksi Rp7 triliun ini setara dengan 204 persen dari nilai ekuitas perseroan yang tercatat sebesar Rp3,43 triliun pada laporan keuangan 30 September 2024. Karena nilai transaksi yang signifikan, penjualan ini dikategorikan sebagai transaksi material sesuai dengan Peraturan OJK No. 17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha.
Penjualan bisnis es krim ini merupakan bagian dari strategi global Grup Unilever yang berencana memisahkan bisnis es krim dari operasi utamanya. Dengan langkah ini, UNVR berharap dapat merealisasikan nilai investasi dari unit bisnis tersebut dan mengembalikan keuntungan kepada pemegang saham dalam jangka pendek.
Di sisi lain, divestasi ini juga akan memungkinkan perusahaan untuk berfokus pada bisnis inti yang tersisa, guna menciptakan nilai yang lebih besar bagi pemegang saham dalam jangka panjang.
Pada saat penandatanganan perjanjian, Grup Es Krim sebagai pembeli, memiliki hubungan afiliasi dengan UNVR, karena keduanya berada di bawah naungan Unilever PLC. Namun, pada saat penyelesaian transaksi, The Magnum Ice Cream Indonesia tidak lagi menjadi entitas afiliasi dengan UNVR, sehingga transaksi ini tetap mematuhi prinsip transparansi dan tata kelola perusahaan yang baik.
Langkah ini menunjukkan komitmen UNVR dalam menyesuaikan strategi bisnisnya dengan dinamika pasar, serta menjaga kepercayaan pemegang saham dengan memprioritaskan efisiensi operasional dan pertumbuhan berkelanjutan.
Penjualan bisnis es krim ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi perusahaan untuk terus berkembang dalam sektor yang lebih strategis.
Bisnis Lanjutan Es Krim
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) telah mengumumkan langkah strategis berupa penjualan unit bisnis es krimnya senilai Rp7 triliun (tidak termasuk PPN). Keputusan ini mencerminkan upaya perseroan untuk merampingkan fokus bisnis dan memperkuat kinerja jangka panjang di tengah tantangan yang dihadapi.
Unit bisnis es krim Unilever, yang mencakup merek terkenal seperti Magnum, berkontribusi sekitar 9,5 persen terhadap total pendapatan perseroan pada 2023. Namun, kinerja segmen ini mengalami tekanan dalam beberapa tahun terakhir.
Selama periode 2019 hingga 2023, bisnis es krim mencatatkan pertumbuhan negatif sebesar -2 persen CAGR, seiring dengan penurunan pangsa pasar dari 69,2 persen pada 2019 menjadi 61,9 persen pada kuartal ketiga 2024.
Profitabilitasnya juga menunjukkan tren menurun, dari 11,1 persen pada 2019 menjadi hanya 7,2 persen pada 2023. Dengan laba segmen yang diperkirakan mencapai Rp264 miliar pada 2023, valuasi transaksi ini mencapai 26,5 kali price-to-earnings (P/E), yang tergolong premium untuk bisnis dengan pertumbuhan negatif.
Divestasi ini juga membuka peluang bagi pemegang saham UNVR untuk mendapatkan manfaat langsung melalui pembagian dividen. UNVR berencana mendistribusikan hasil bersih transaksi sebagai dividen tunai, yang diestimasi akan mencapai Rp3,8 triliun setelah pajak.
Dengan asumsi seluruh hasil transaksi didistribusikan, pemegang saham berpotensi menikmati dividend yield sebesar 5,3 persen, berdasarkan harga saham UNVR di Rp1.870 per lembar pada penutupan perdagangan 6 Desember 2024. Namun, implementasi rencana ini masih bergantung pada persetujuan pemegang saham dalam RUPS Luar Biasa yang dijadwalkan pada 14 Januari 2025.
Langkah ini mendapat respons positif dari para analis, termasuk tim analis dari Stockbit Edi Chandren. Menurut dia, penjualan unit bisnis es krim dinilai sebagai keputusan strategis yang dapat membantu UNVR menghadapi berbagai tantangan bisnis yang tengah dihadapi, termasuk di segmen es krim itu sendiri.
Dengan melepas unit yang menunjukkan pertumbuhan negatif dan profitabilitas yang menurun, UNVR dapat memusatkan sumber dayanya pada bisnis inti yang lebih menjanjikan.
Valuasi transaksi yang tergolong premium juga mencerminkan upaya perseroan untuk memaksimalkan nilai dari aset yang dijual, meskipun kinerjanya berada di bawah tekanan. Selain memberikan manfaat langsung berupa potensi dividen tambahan kepada pemegang saham, langkah ini juga memperkuat prospek jangka panjang perusahaan dengan meningkatkan fokus operasional dan efisiensi bisnis.
Transaksi ini menjadi contoh bagaimana strategi korporasi dapat dirancang untuk menghadirkan nilai tambah, baik bagi perusahaan maupun bagi para pemegang sahamnya.
Pergerakan Saham Harian UNVR
Sementara, saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatatkan pergerakan positif dalam perdagangan harian, dengan harga ditutup menguat sebesar 0,80 persen atau naik 15 poin ke level Rp1.885 per saham. Kenaikan ini menandai optimisme pasar terhadap saham UNVR, meskipun pergerakannya tetap berada dalam rentang yang relatif sempit.
Pada sesi pertama perdagangan Senin, 9 Desember 2024, UNVR dibuka di harga Rp1.870, yang juga merupakan harga penutupan pada sesi sebelumnya. Saham ini sempat menyentuh level terendah di Rp1.865, sebelum akhirnya menguat hingga mencapai level tertinggi hari itu di Rp1.890.
Volume transaksi saham UNVR tercatat mencapai 13.000 lot dengan total nilai transaksi mencapai Rp2,4 miliar, menunjukkan minat investor yang stabil terhadap saham perusahaan consumer goods ini.
Rata-rata harga perdagangan UNVR tercatat di Rp1.881, mencerminkan konsistensi pergerakan saham ini di tengah fluktuasi pasar yang moderat. Level batas atas (ARA) berada di Rp2.330, sementara batas bawah (ARB) tercatat di Rp1.405, menunjukkan ruang yang cukup luas untuk pergerakan saham, meski volatilitasnya terjaga dalam batas normal.
Penguatan saham UNVR ini terjadi di tengah fokus perusahaan pada strategi jangka panjang yang mencakup penguatan bisnis inti, seperti yang terlihat dari rencana penjualan unit bisnis es krimnya. Sentimen positif dari rencana ini kemungkinan turut mendukung kinerja saham, mengingat langkah tersebut dianggap dapat memperbaiki efisiensi operasional dan menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham dalam jangka panjang.
Dengan kinerja harian yang positif dan prospek fundamental yang kuat, saham UNVR tetap menjadi perhatian para investor. Pergerakan harga yang stabil dan kecenderungan menguat mencerminkan kepercayaan pasar terhadap langkah strategis yang diambil perusahaan, meskipun dinamika pasar dan sentimen global masih menjadi faktor eksternal yang perlu diwaspadai.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.