Logo
>

Usai Digembok Berulang, Saham NTBK dan NIRO Uji Pasar

BEI cabut suspensi NTBK dan NIRO mulai Senin, 27 Oktober 2025, setelah periode cooling down.

Ditulis oleh Syahrianto
Usai Digembok Berulang, Saham NTBK dan NIRO Uji Pasar
Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali membuka perdagangan saham PT Nusatama Berkah Tbk (NTBK) dan PT City Retail Developments Tbk (NIRO). (Foto: KabarBursa/Desty Luthfiani)

Poin Penting :

KABARBURSA.COM – Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali membuka perdagangan saham PT Nusatama Berkah Tbk (NTBK) dan PT City Retail Developments Tbk (NIRO) mulai sesi pertama, Senin, 27 Oktober 2025. 

Kedua saham tersebut sebelumnya disuspensi akibat lonjakan harga yang dinilai tidak wajar dalam waktu singkat.

Dalam pengumuman BEI, suspensi NTBK resmi dicabut setelah 10 hari perdagangan dihentikan sejak 13 Oktober 2025. 

“Bursa menilai penghentian sementara yang dilakukan merupakan bagian dari upaya cooling down untuk melindungi investor di tengah lonjakan harga kumulatif saham,” ujar Donni Kusuma Permana, P.H. Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, bersama Pande Made Kusuma Ari A., Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, dalam keterangan tertulis yang dikutip Minggu, 26 Oktober 2025.

Sebelumnya, saham NTBK sempat melonjak tajam sejak awal Oktober. Berdasarkan data perdagangan, harga saham naik dari Rp59 pada 1 Oktober menjadi Rp148 per saham pada 10 Oktober 2025, atau naik lebih dari 150 persen dalam waktu kurang dari dua pekan. Lonjakan tersebut mendorong BEI mengeluarkan dua kali peringatan trading halt hingga akhirnya menerapkan suspensi pada 13 Oktober.

Selama periode penghentian, tidak ada transaksi yang terjadi pada saham NTBK hingga pengumuman pembukaan kembali pada 24 Oktober. 

Dengan nilai terakhir di Rp148 per saham, saham ini sempat mencatat nilai transaksi harian tertinggi pada 7 Oktober sebesar Rp43,01 miliar dengan volume mencapai 5,8 juta lembar.

Langkah serupa juga diterapkan terhadap saham PT City Retail Developments Tbk (NIRO). Bursa menghentikan sementara perdagangan saham NIRO pada Jumat, 24 Oktober 2025, setelah harga meningkat hampir 70 persen hanya dalam empat hari perdagangan.

Data BEI menunjukkan, harga NIRO naik dari Rp121 per saham pada 20 Oktober menjadi Rp274 per saham pada 23 Oktober 2025. 

Nilai transaksi juga melonjak dari Rp2,73 juta menjadi Rp2,14 miliar dengan frekuensi lebih dari seribu kali. 

Setelah cooling down sehari, BEI mengumumkan pembukaan kembali perdagangan saham NIRO mulai sesi pertama Senin, 27 Oktober 2025.

BEI Ingatkan Investor

Sementara itu, kedua pejabat BEI menegaskan bahwa penghentian sementara perdagangan merupakan langkah perlindungan bagi investor agar memiliki waktu cukup untuk mempertimbangkan keputusan investasinya berdasarkan informasi yang tersedia. 

“Dalam setiap pengumuman resmi, Bursa selalu mengingatkan pelaku pasar untuk memperhatikan keterbukaan informasi dari emiten terkait,” tulis keduanya.

NTBK dan NIRO disebut sempat menjadi sorotan pelaku pasar ritel karena pergerakannya yang agresif di papan pengembangan. NTBK bergerak di bidang jasa manufaktur konstruksi, sedangkan NIRO berfokus pada pengelolaan properti ritel. Keduanya sama-sama mencatat lonjakan harga beruntun sejak awal Oktober.

Dengan dibukanya kembali perdagangan pada awal pekan depan, kedua saham tersebut berpotensi kembali disorot investor. 

“Bursa akan terus melakukan pemantauan atas volatilitas harga dan frekuensi transaksi untuk menjaga keteraturan perdagangan,” tulis Donni dan Pande dalam keterangan yang sama. (*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.