KABARBURSA.COM - Koin kripto Bitcoin menembus harga USD60.000 usai insiden penembakan capres dari Partai Republik AS, Donald Trump. Hingga pukul 12.50 waktu Indonesia Bitcoin terus mendapat momentum kenaikan.
Bitcoin melesat dari USD58.337 pada Minggu pagi waktu Indonesia kemudian langsung menuju USD59.468 selang 30 menit berikutnya. Kenaikan berlanjut pada pukul 6.21 WIB ke level USD59.795.
Hingga siang hari pergerakan Bitcoin mencatatkan rebound 3,7 persen dibandingkan Sabtu, atau 4,3 persen lebih baik dibandingkan posisi pekan sebelumnya.
Namun meski Bitcoin yang telah berada di zona USD60.000 nilainya masih minus 9,9 persen dibandingkan posisi yang sama bulan Juni 2024. Puncak tertinggi sepanjang sejarang Bitcoin sempat diraih pada pertengahan Maret 2024.
Lonjakan Bitcoin mulai terjadi pada hari Minggu 14 Juli 2024 pagi pukul 5.30 waktu Indonesia atau sekitar pukul 18.30 waktu New York. Sedangkan insiden penembakan yang membuat telinga kanan Trump terluka berlangsung sekitar pukul 18.00 waktu New York.
Penembakan Trump membawa gelombang protes tindakan keamanan, sekaligus mendorong spekulasi kemenangannya dalam pemilihan presiden.
Insiden terjadi kurang dari empat bulan sebelum pemilihan presiden, sekaligus menjadi aksi yang memanaskan perpecahan politik AS.
Trump sendiri adalah mantan presiden AS sekaligus kandidat suksesor Joe Biden yang mendukung industri kripto. Peluang Trump untuk menjadi presiden kembali meningkat setelah perkembangan hari ini, menurut data PredictIt.
Harga Bitcoin (BTC) kembali melonjak, mencapai level USD60.000. Berdasarkan data dari CoinmarketCap, harga BTC naik 3,82 persen menjadi USD60.269 pada Minggu 14Juli 2024 pukul 16.00 WIB. Salah satu faktor utama pendorong kenaikan ini adalah penurunan inflasi tahunan di Amerika Serikat.
Panji Yudha, pakar keuangan dari Ajaib Kripto, menjelaskan bahwa sentimen yang mendorong harga Bitcoin kembali ke USD60.000 adalah inflasi di AS yang turun menjadi 3 persen pada Juni 2024, lebih rendah dari ekspektasi.
Penurunan ini signifikan dari angka 3,3 persen pada Mei dan menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan The Fed mengenai pemotongan suku bunga tahun ini. Data dari FedWatch CME menunjukkan peluang 75 persen bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan di bulan September.
Penurunan inflasi tahunan ini berdampak positif bagi Bitcoin, karena ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter yang lebih longgar oleh The Fed meningkat, kata Panji, dikutip Minggu 14 Juli 2024.
Panji menilai bahwa hal ini dapat meningkatkan minat investasi pada aset kripto seperti Bitcoin dan memperkuat argumen bahwa BTC dapat berfungsi sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Proyeksi Harga Akhir Tahun
Panji menyebutkan bahwa proyeksi harga Bitcoin di akhir tahun sangat bergantung pada kondisi ekonomi dan adopsi pasar. Jika kondisi harga Bitcoin stabil dan adopsi meningkat, BTC bisa kembali mencapai ATH USD73.750 dan berpotensi mencetak rekor baru di atas USD100.000 setelah periode halving.
Namun, analisis dan pemantauan pasar secara terus-menerus dibutuhkan untuk proyeksi yang lebih akurat, tambah Panji.
Jika di akhir tahun harga Bitcoin gagal menembus zona resistensi dan kembali turun di bawah USD58.000, maka harga dapat terus bergerak turun. Dukungan langsung pada sisi negatif berada di dekat level USD56.600.
Panji memperingatkan bahwa jika penurunan Bitcoin mencapai di bawah level USD55.000, dapat menyebabkan tekanan jual lebih lanjut, membawa harga menuju level dukungan USD53.000.
Bitcoin Sebelum dan Sesudah Penembakan Trump
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.