KABARBURSA.COM - Kinerja emiten batu bara cerah di kuartal I-2024, konser internasional di RI dan sejauh apa dampaknya bagi emiten pariwisata serta informasi mengenai saham-saham big caps rontok usai paparan kinerja, menjadi fokus utama pemberitaan redaksi Kabar Bursa hari ini, Jumat 3 Mei 2024, dalam Kabar Bursa Hari ini (KBHI).
Kinerja Emiten Batu Bara Cerah di Kuartal I-2024
Sejumlah emiten batubara menorehkan kinerja produksi yang membanggakan pada kuartal I 2024. Capaian produksi batubara dari beberapa perusahaan emas hitam ini menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Niko Chandra menyatakan bahwa produksi batubara PTBA selama tiga bulan pertama tahun ini mencapai 7,3 juta ton.
Angka tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 7 persen year on year (YoY) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 yang mencapai 6,8 juta ton. “Pertumbuhan produksi ini sejalan dengan kenaikan volume penjualan batu bara sebesar 10 persen menjadi 9,7 juta ton,” ungkap Niko, dikutip Jumat, 3 Mei 2024.
Niko menjelaskan bahwa pencapaian positif ini pada kuartal I 2024 menimbulkan optimisme bagi perusahaan untuk mengejar target produksi tahun ini. “PTBA menargetkan produksi batubara sebesar 41,3 juta ton untuk tahun 2024,” jelasnya.
“Perusahaan akan mengoptimalisasikan berbagai strategi guna mencapai target yang telah ditetapkan. Kami melakukan perencanaan dengan memperhatikan perkembangan pasar terkini dan mengantisipasi berbagai faktor dinamis,” lanjut Niko.
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) juga mencatat peningkatan kinerja produksi. Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI, Dileep Srivastava, menyatakan bahwa produksi dan penjualan selama kuartal I 2024 mengalami peningkatan.
“BUMI mencatat produksi sebesar 19,5 juta ton pada kuartal I 2024, meningkat 21 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 16,1 juta ton. Angka ini terdiri dari produksi PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebesar 14,5 juta ton dan PT Arutmin Indonesia sebesar 5,1 juta ton,” katanya.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.