Logo
>

Video: Lelang SUN, Inflasi AS Naik, Petronas Teken Kontrak

Ditulis oleh KabarBursa.com
Video: Lelang SUN, Inflasi AS Naik, Petronas Teken Kontrak

KABARBURSA.COM- Lelang surat utang negara hanya mampu menyerap dana sebesar rp21,36 triliun, walaupun data inflasi  Amerika Serikat (AS) naik namun The Fed tetap  optimis  dan Petronas mendapat Kontrak untuk  Wilayah Produksi Ketapang – Jawa Timur dan Bobara – Papua Barat, menjadi fokus utama pemberitaan redaksi Kabar Bursa hari ini, Rabu 15 Mei 2024, dalam Kabar Bursa Hari ini (KBHI).

Pemerintah Hanya Serap Rp21,36 Triliun dari Lelang SUN

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan bahwa pada Selasa, 14 Mei 2024, pemerintah telah menyerap dana senilai Rp21,36 triliun dari lelang tujuh seri surat utang negara (SUN) dengan total penawaran masuk tercatat sebesar Rp49,42 triliun.

Deni Ridwan, Direktur SUN DJPPR Kemenkeu mengatakan, pemerintah memutuskan untuk memenangkan penawaran sebesar Rp21,36 triliun pada lelang SUN, dengan mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder, rencana kebutuhan pembiayaan 2024, dan kondisi kas negara terkini.

“Di tengah kondisi wait and see, minat investor masih solid pada lelang SUN hari ini (Selasa, 14 Mei) dengan jumlah penawaran masuk sebesar Rp49,42 triliun atau 2,25 kali dari target indikatif yang telah diumumkan sebelumnya,” kata Deni dalam keterangannya.

Menurutnya, investor menantikan rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) pada tengah pekan ini, Consumer Price Index (CPI) dan Producer Price Index (PPI), yang diperkirakan kembali termoderasi meskipun masih belum dapat mendorong penurunan Fed Fund Rate (FFR) dalam waktu dekat. Hal ini diperkuat komentar pejabat The Federal Reserve (The Fed) pada pekan lalu dan awal pekan ini yang cenderung hawkish.

Ketujuh seri yang dilelang yaitu SPN03240814 (penerbitan baru), SPN12250502 (pembukaan kembali), FR0101 (pembukaan kembali), FR0100 (pembukaan kembali), FR0098 (pembukaan kembali), FR0097 (pembukaan kembali), dan FR0102 (pembukaan kembali).

Serapan terbesar berasal dari seri FR0101 yang dimenangkan sebesar Rp8,6 triliun dari penawaran masuk Rp12,44 triliun. Imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan seri ini yaitu 6,99994 persen.

“Pasar SBN yang relatif membaik dua pekan terakhir mendorong penurunan Weighted Average Yield (WAY) Obligasi Negara yang dimenangkan pada lelang hari ini antara 10-22 bps dibandingkan WAY pada lelang SUN sebelumnya,” kata Deni.

Kemudian, pemerintah menyerap dana sebesar Rp6,05 triliun dari seri FR0100 yang menerima penawaran masuk Rp17,43 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 7,02 persen.

Dari seri FR0098, pemerintah memenangkan dana sebesar Rp2,1 triliun dari penawaran masuk Rp4,88 triliun. Adapun imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan seri ini adalah 7,01 persen.

Berikutnya, seri FR0097 dan SPN12250502 masing-masing dimenangkan sebesar Rp2 triliun. Penawaran masuk untuk seri FR0097 tercatat sebesar Rp3,49 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 7,05 persen. Sementara seri SPN12250502 menerima penawaran masuk Rp5,10 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,82 persen.

Pemerintah selanjutnya menyerap dana sebesar Rp600 miliar dari seri FR0102. Penawaran masuk untuk seri ini tercatat sebesar Rp3,76 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 7,02 persen.

Terakhir, pemerintah memenangkan dana sebesar Rp14 miliar dari seri SPN03240814, yang menerima penawaran masuk sebesar Rp2,30 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,60 persen.

“Keputusan itu dengan mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder, rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2024, dan kondisi kas negara terkini. Sesuai dengan kalender penerbitan SBN tahun 2024, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2024,” tutur Deni.

Meski secara umum yield yang dimenangkan cenderung lebih rendah dibanding lelang sebelumnya, di mana hal itu menjadi kabar baik bagi pemerintah selaku issuer obligasi, karena berarti biaya pendanaan (cost of fund) lebih murah, tingkat imbal hasil untuk tenor pendek terpantau naik.

Seri SPN yang ditawarkan dalam lelang kali ini ada dua yaitu tenor 3 bulan dan 12 bulan. Investor meminta yield untuk dua seri itu masing-masing 6,6 persen dan 6,76 persen-6,96 persen.

Batas bawah permintaan yield tersebut lebih tinggi lelang sebelumnya di 6,5 persen dan 6,72 persen. Sementara incoming bids yang masuk juga cukup besar masing-masing hingga Rp2,3 triliun dan Rp5,1 triliun. Permintaan masuk untuk tenor 12 tahun lebih tinggi dibanding lelang sebelumnya yang sekitar Rp4,92 triliun.

Meski peminat banyak dan yield diminta kisarannya lebih rendah, pemerintah memenangkan di tingkat imbal hasil lebih tinggi yaitu WAY 6,82 persen dan tertinggi di 6,89 persen untuk tenor 12 bulan, sedang untuk tenor 3 bulan ditetapkan di 6,60 persen.

Yield dimenangkan itu lebih tinggi dibanding lelang SUN sebelumnya yang di level 6,55 persen untuk 3 bulan dan tenor 12 bulan sebesar 6,82 persen.

Kenaikan imbal hasil dimenangkan untuk SUN tenor pendek itu ditengarai sebagai buntut dari ‘persaingan’ perebutan likuiditas antara pemerintah dengan Bank Indonesia. Dalam lelang Sertifikat Rupiah Bank Indonesia terakhir pekan lalu, SRBI 12 bulan diganjar imbal hasil hingga 7,53 persen.

Sebelumnya, DJPPR Kemenkeu menyatakan bahwa target indikatif adalah Rp22 triliun, dengan target maksimal mencapai Rp33 triliun. Pemerintah akan menawarkan tingkat kupon mulai dari 6,62 persen hingga 6,87 persen untuk SUN yang akan dilelang, dengan nilai nominal per unit sebesar Rp1 juta.

Adapun DJPPR menyampaikan lelang bertujuan mencapai sebagian dari target pembiayaan yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.

Data Inflasi Amerika Serikat Meningkat Signifikan

Bank Sentral Amerika merilis data inflasi untuk bulan April 2024, yang menunjukkan kenaikan pada Producer Price Index (PPI) di atas konsensus yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut laporan tersebut, indeks harga produsen naik sebesar 0,5 persen, melebihi ekspektasi sebesar 0,3 persen.

Kenaikan ini terutama disebabkan oleh lonjakan biaya jasa dan barang, yang secara signifikan mengurangi spekulasi tentang kemungkinan penurunan suku bunga The Fed, atau Fed Fund Rate, untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan ke depan. Meskipun demikian, Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menekankan bahwa kenaikan ini bersifat sementara dan tidak akan mendorong keputusan untuk menaikkan suku bunga.

Powell menyampaikan pandangannya tentang keadaan ekonomi Amerika saat ini dalam sebuah diskusi di pertemuan umum tahunan Asosiasi Bankir Asing di Amsterdam. Menurutnya, belanja konsumen dan investasi bisnis Amerika tetap kuat, meskipun ada kekurangan tenaga kerja di beberapa sektor industri. Secara keseluruhan, data ekonomi Amerika memberikan gambaran yang positif.

Meskipun terjadi kenaikan inflasi, Powell memproyeksikan pertumbuhan PDB yang berkelanjutan sebesar 2 persen atau lebih baik, dan ia memprediksi bahwa pasar tenaga kerja akan tetap kuat sambil mencapai keseimbangan yang lebih baik.

Investor tetap waspada dan menantikan dengan hati-hati angka Consumer Price Index (CPI), atau indeks harga konsumen, yang akan dirilis pada Rabu malam oleh The Fed. Data ini diharapkan memberikan gambaran lebih lanjut tentang tekanan inflasi yang mungkin dihadapi ekonomi Amerika Serikat dalam beberapa bulan mendatang.

Petronas Kontrak Eksplorasi WK Bobara dan Ketapang

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyaksikan penandatanganan dua kontrak bagi hasil untuk Wilayah Kerja (WK) Ketapang dan Bobara oleh perusahaan migas asal Malaysia, Petronas. Penandatanganan ini dilakukan dalam acara Indonesia Petroleum Association Conference and Exhibition (IPA Convex) Tahun 2024 di Tangerang, Banten.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, yang juga turut menyaksikan penandatanganan tersebut, menyampaikan bahwa Kontrak Bagi Hasil untuk WK Bobara merupakan kontrak eksplorasi dengan jangka waktu 30 tahun, sementara untuk WK Ketapang yang merupakan wilayah kerja produksi, jangka waktu kontraknya adalah 20 tahun. Seperti dikutip di Jakarta, Rabu 15 Mei 2024.

WK Ketapang terletak di lepas pantai utara Pulau Madura, Jawa Timur, dan WK Bobara berada di lepas pantai Papua Barat.

Petronas menandatangani Kontrak Bagi Hasil untuk WK Ketapang melalui PC Ketapang II Ltd dan untuk WK Bobara melalui Petronas E&P Bobara Sdn Bhd. Penandatanganan kontrak ini adalah hasil lelang Wilayah Kerja tahap III tahun 2023.

Total investasi komitmen pasti dari kedua kontrak ini mencapai 96,92 juta dolar AS (sekitar Rp1,56 triliun dengan kurs Rp16.128), dengan total bonus tanda tangan sebesar 1,05 juta dolar AS (sekitar Rp16,9 miliar).

Dadan Kusdiana menyatakan bahwa pemerintah berharap para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dapat menjaga keberlanjutan produksi dan komitmen eksplorasi mereka.

Pemerintah mengharapkan KKKS dapat lebih berperan aktif dalam meningkatkan cadangan serta mempertahankan produksi minyak dan gas bumi, guna memenuhi kebutuhan energi nasional di masa depan.

Ladang Migas Berpotensi

“Pesut Mahakam dan Panai melalui lelang reguler, sedangkan Andaman Tengah, Amanah, dan Melati melalui penawaran langsung,” kata Dadan beberapa waktu lalu.

Wilayah kerja pertama yang ditawarkan oleh Kementerian ESDM adalah Pesut Mahakam yang berlokasi di onshore Kalimantan Timur ini ditawarkan secara lelang reguler. Ini berlokasi dekat dengan beberapa wilayah kerja yang terbukti memiliki potensi hidrokarbon seperti Sanga-sanga, Wain, Mahakam, Sangata, Kalimantan Timur dan Attaka.

“Ini merupakan wilayah kerja eksplorasi dengan perkiraan sumber daya sekitar 20 juta barel minyak dan 1,1 triliun kaki kubik (TCF) gas. Minimal komitmen pasti untuk wilayah kerja Pesut Mahakam adalah studi G&G dan seismik 3D 114 kilometer persegi,” ujar Dadan.

Kementerian ESDM menawarkan wilayah kerja Panai yang ditawarkan melalui regular tender dan berlokasi di onshore dan offshore Sumatra Utara dan Riau. Lokasi wilayah kerja ini dekat dengan beberapa wilayah kerja yang terbukti memiliki potensi hidrokarbon seperti CPP, Siak dan Kisaran

“Ini merupakan wilayah kerja eksplorasi dengan perkiraan sumber daya gas sekitar 500 miliar kaki kubik (bcf) gas,” ujarnya. Minimal komitmen pasti untuk Panai adalah studi G&G dan seismik 2D 500 kilometer.

Potensi Sumber  Hidrokarbon

Ketiga, Kementerian ESDM menawarkan Andaman Tengah melalui direct-offer tender. WK ini berlokasi di anjungan lepas pantau atau offshore Laut Andaman yang dekat dengan wilayah kerja yang terbukti memiliki potensi hidrokarbon seperti offshore Sumatra Utara, Lhokseumawe dan Blok B.

Andaman Tengah merupakan wilayah kerja eksplorasi dengan perkiraan sumber daya sekitar 100 juta barel minyak dan 500 BCF gas. Minimal komitmen pasti untuk Andaman Tengah adalah studi G&G, dan Seismik 3D atau pembelian data seismik 3D seluas 650 kilometer persegi dan pemrosesan ulang seismik 3D tingkat lanjut.

Keempat, Kementerian ESDM menawarkan wilayah kerja Amanah melalui direct-offer tender. Wilayah kerja ini berlokasi di onshore Sumatra Selatan dekat dengan wilayah kerja yang terbukti memiliki potensi hidrokarbon seperti Sumatra Selatan, Belida, Area Pertamina EP Sumbagsel, Raja/Pendopo dan Ogan Komering.

“Amanah merupakan wilayah kerja eksplorasi dengan perkiraan sumber daya sekitar 50 juta barel minyak dan 450 bcf gas. Komitmen pasti minimal untuk Amanah adalah studi G&G dan seismik 3D 50 kilometer persegi,” ujar Dadan.

Kelima, Kementerian ESDM menawarkan wilayah kerja Melati melalui penawaran Langsung. Lokasinya terletak di offshore dan onshore Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Melati merupakan wilayah kerja eksplorasi dengan perkiraan sumber daya sekitar 850 juta barel minyak dan 4,7 TCF gas. Melati terletak di calon cekungan yang belum diproduksi sebelumnya.

“Oleh karena itu kami menawarkan wilayah kerja ini dengan persyaratan bagi hasil yang lebih baik,” ujarnya.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

KabarBursa.com

Redaksi