KABARBURSA.COM - Saham AMMN atau PT Amman Mineral Internasional Tbk melonjak menjadi Rp11.850 per saham pada sesi I perdagangan Jumat, 2 Agustus 2024. Pertanyaannya adalah apakah harga saham AMMN yang tinggi wajar, terutama setelah laba bersih perusahaan mengalami lonjakan signifikan.
Soalnya, AMMN telah menjadi salah satu IPO (initial public offering) yang sangat sukses, dengan harga sahamnya melonjak 590,27 persen sejak melantai, menjadi Rp11.850 per saham per hari ini. Meskipun kenaikan harga saham AMMN patut diapresiasi, ini belum tentu saat yang tepat untuk membeli saham tersebut.
Penting untuk dicatat bahwa kinerja AMMN mengalami normalisasi setelah mendapatkan kembali izin ekspor konsentrat tembaga, yang sempat terhambat pada semester I 2023. Hal ini menyebabkan kinerja AMMN meroket di tahun 2024.
Pada kinerja semester I 2024, AMMN mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 300 persen menjadi USD475,24 juta. Kenaikan laba bersih itu didorong kenaikan pendapatan sebesar 166,9 persen menjadi USD1,54 miliar.
Kenaikan itu didorong setelah kinerja AMMN di 2023 sempat turun karena tidak bisa ekspor pada periode Januari-Juni 2023. AMMN baru dapat tambahan ekspor tembaga pada Juli 2023 hingga 31 Mei 2024. Untungnya, untuk kinerja AMMN 2024 sudah tidak terganggu oleh masalah ekspor tembaga lagi. Pasalnya, perseroan sudah mendapatkan tambahan perpanjangan periode ekspor tembaga hingga 31 Desember 2024.
Adapun, kenaikan penjualan AMMN bukan cuma ditopang oleh kenaikan pendapatan dari ekspor tembaga yang kembali pulih, tapi tingkat penjualan emas juga naik sebesar 125,42 persen menjadi USD769,6 juta.
Jika dilihat kenaikan ekspor emas didukung oleh kenaikan volume penjualan sebesar 188 persen menjadi 344,23 ons. Adapun, rata-rata harga jual emas AMMN juga naik 13 persen menjadi USD2.263 per troy ounce.
Meski begitu, hasil kinerja semester I 2024 belum setara dengan pencapaian periode sama pada 2022. Saat itu, AMMN sudah mencatatkan pendapatan sekitar USD1,38 miliar di paruh pertama, dan pendapatan sekitar USD563 juta. Bahkan, dengan basis pertumbuhan bisnis AMMN di 2022 itu, perseroan mematok harga IPO di Rp1.695 per saham. Angka ini sudah jauh lebih rendah dibandingkan dengan posisi pasar saat ini.
Harga Saham AMMN
Menurut data dari Simply Wall Street, laba bersih PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) diperkirakan akan melonjak 195 persen menjadi USD745,23 juta pada tahun 2024, didorong oleh peningkatan pendapatan sebesar 58,48 persen menjadi USD3,22 miliar.
Melihat hasil laba bersih semester I 2024, AMMN telah mencapai 63 persen dari target proyeksi tahunan tersebut, menunjukkan potensi pencapaian target yang besar. Dengan proyeksi laba bersih sebesar itu, laba bersih per saham AMMN pada 2024 diperkirakan mencapai Rp168,46 per saham, yang berarti rasio price to earning (PE) forward-nya sekitar 69,44 kali.
Angka PE Forward ini tergolong tinggi dibandingkan dengan pesaing lokal seperti ANTM yang memiliki PE sebesar 18,6 kali, dan Freeport-McMoran di AS dengan PE sekitar 33,2 kali. Rata-rata PE sektoral yang wajar adalah sekitar 25,9 kali. Berdasarkan proyeksi laba bersih per saham AMMN, harga wajar saham AMMN seharusnya berada di sekitar Rp4.363 per saham.
Selain itu, AMMN mungkin belum akan membagikan dividen dalam waktu dekat. Prospektus perusahaan tidak memberikan rincian tentang persentase dividen dari laba bersih yang akan dibagikan, hanya menyebutkan bahwa pembagian dividen akan bergantung pada kondisi keuangan dan ekonomi. Sejak 2019 hingga penerbitan prospektus IPO, AMMN belum pernah membagikan dividen kepada pemegang saham.
AMMN harus mencatatkan saldo laba positif untuk membagikan dividen dan menyisihkan sebagian dari laba untuk dana cadangan wajib, minimal 20 persen dari modal. Dengan ekuitas sebesar USD5,07 miliar pada semester I 2024, dana cadangan yang harus disediakan adalah sekitar USD1,01 miliar.
Dengan PE yang tinggi dan ketidakpastian mengenai dividen, harga saham AMMN saat ini mungkin kurang menarik.
Prospek AMMN
PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) telah merencanakan anggaran belanja modal sebesar USD2 miliar untuk tahun 2024. Dana tersebut akan digunakan untuk berbagai inisiatif strategis, antara lain pengembangan smelter dan pemurnian logam mulia (USD415 juta), pembangunan pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) serta fasilitas LNG (USD438 juta).
Selain itu, modal sebesar USD530 juta dan USD205 juta masing-masing akan digunakan untuk ekspansi pabrik konsentrator dan pembangunan infrastruktur pendukung. Terakhir, AMMN akan menggunakan USD114 juta untuk desain ulang pabrik konsentrator.
Program ekspansi ini merupakan bagian dari rencana besar AMMN hingga tahun 2025. Secara total, perusahaan menganggarkan belanja modal akumulatif mencapai USD3,48 miliar, termasuk alokasi USD2 miliar untuk tahun ini.
Di luar internal perseroan, Entitas Grup Salim, yakni MACH Energy disebut melakukan akuisisi perusahaan tambang Australia, yakni Rex Minerals pada awal 2024. Grup Salim disebut akuisisi tambang itu dengan harga AUD0,47 per saham. Total tawaran akuisisi itu mencapai AUD393 juta.
Rex Minerals adalah perusahaan tambang emas dan tembaga di Australia, yang mana secara bisnis mirip dengan AMMN.
Aksi korporasi ini cukup menarik karena menambah portofolio grup salim di tambang emas dan tembaga, yakni ada BRMS, AMMN, dan Rex minerals. Meski, aksi korporasi itu tidak memberikan pengaruh besar ke AMMN, tapi aksi pengendalinya memborong banyak tambang emas dan tembaga ini memang cukup menarik.
Yang Perlu Diperhatikan
Pergerakan harga saham AMMN menunjukkan pola yang mirip dengan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), yang memiliki tingkat free float oleh investor publik lokal sangat rendah. Dalam hal ini, investor publik domestik hanya menguasai 2,63 persen dari total saham publik AMMN yang mencapai 17 persen. Sisanya dimiliki oleh badan usaha asing sekitar 14 persen dan 0,3 persen oleh individu asing.
Secara fundamental, kinerja saham AMMN memang mengalami lonjakan yang wajar dan dapat menjelaskan kenaikan harga sahamnya. Namun, kenaikan harga saham saat ini telah melebihi pertumbuhan kinerja yang terjadi. Oleh karena itu, jika tertarik untuk berinvestasi di AMMN sebaiknya melakukan wait and see.
Dengan mempertimbangkan nilai wajar sektoral, harga saham AMMN diperkirakan berada di kisaran Rp4.000 hingga Rp5.000 per saham. Harga saham mungkin mencapai level tersebut jika supply dan demand kembali normal sehingga harga saham bergerak mendekati nilai fundamentalnya. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.