Logo
>

Wall Street Bergerak Beragam, Indeks S&P dan Dow Menguat

Ditulis oleh Yunila Wati
Wall Street Bergerak Beragam, Indeks S&P dan Dow Menguat

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pasar saham Amerika Serikat atau Wall Street mencatat pergerakan beragam pada hari Rabu waktu setempat, 5 Februari 2025 atau Kamis dinihari WIB, 6 Februari 2025. Indeks S&P 500 dan Dow Jones menguat, sementara Nasdaq melemah tipis.

    Sepertinya, investor mulai mengabaikan dampak negatif dari laporan keuangan Alphabet yang mengecewakan dan lebih fokus pada kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve di masa mendatang.

    Saham induk Google, Alphabet, anjlok 7,3 persen setelah melaporkan pertumbuhan pendapatan cloud yang lebih rendah dari perkiraan serta mengalokasikan anggaran sebesar USD75 miliar untuk pengembangan kecerdasan buatan (AI) tahun ini. Laporan tersebut jauh lebih tinggi dari ekspektasi pasar.

    Meskipun demikian, saham-saham berbasis AI menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah sempat tertekan akibat meningkatnya popularitas model AI berbiaya rendah dari perusahaan rintisan China, DeepSeek. Nvidia, yang sebelumnya mengalami koreksi signifikan, berhasil naik 3,3 persen pada penutupan perdagangan hari ini.

    Sementara itu, saham Advanced Micro Devices (AMD) tertekan hingga 8,2 persen setelah CEO Lisa Su mengungkapkan bahwa penjualan pusat data perusahaan, yang menjadi indikator utama pendapatan AI mereka, diperkirakan turun sekitar 7 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.

    Di sisi makroekonomi, investor kini mengalihkan perhatian mereka ke laporan ketenagakerjaan non-pertanian (nonfarm payrolls) Januari yang akan dirilis pada hari Jumat, 7 Februari 2025. Data terbaru dari Institute for Supply Management menunjukkan bahwa aktivitas sektor jasa AS mengalami perlambatan tak terduga pada bulan Januari akibat menurunnya permintaan, yang pada akhirnya membantu menekan pertumbuhan harga.

    Kondisi ekonomi yang mulai melambat ini menimbulkan spekulasi bahwa The Fed mungkin harus lebih cepat dalam menurunkan suku bunga. Meskipun demikian, pertemuan Federal Open Markets Committee (FOMC) pada Maret mendatang diperkirakan belum akan menghasilkan keputusan pemangkasan, dengan hanya 16,5 persen trader yang mengantisipasi penurunan suku bunga pada periode tersebut.

    Namun, mayoritas investor optimistis bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada bulan Juni, sebagaimana tercermin dalam data CME FedWatch Tool.

    Pernyataan terbaru dari Presiden Fed Richmond Thomas Barkin, mengindikasikan bahwa pemangkasan suku bunga tetap menjadi opsi yang dipertimbangkan, meskipun terdapat ketidakpastian akibat berbagai faktor seperti kebijakan tarif baru, regulasi, serta dinamika politik di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.

    Dalam perdagangan Rabu sore waktu AS, Dow Jones Industrial Average menguat 207,53 poin atau 0,47 persen ke level 44.763,57, sementara S&P 500 naik 11,61 poin atau 0,19 perseb ke 6.049,49. Di sisi lain, Nasdaq Composite turun tipis 12,91 poin atau 0,07 persen ke 19.641,11.

    Sebagian besar sektor dalam S&P 500 mencatat penguatan, dengan sektor real estat dan utilitas memimpin kenaikan, sedangkan sektor komunikasi melemah lebih dari 3 persen. Saham Apple turun 1,2 persen setelah laporan Bloomberg mengungkapkan bahwa regulator antimonopoli China tengah bersiap untuk menyelidiki perusahaan tersebut.

    Saham Uber Technologies juga merosot 7,2 persen setelah perusahaan ride-hailing ini memperkirakan total pemesanan pada kuartal pertama tidak akan memenuhi ekspektasi pasar.

    Di sisi lain, saham Fiserv melonjak 7,3 persen setelah perusahaan pembayaran ini melaporkan laba kuartal keempat yang melampaui perkiraan berkat permintaan yang kuat dalam unit perbankan dan pemrosesan pembayaran.

    Investor juga memantau perkembangan terbaru dalam kebijakan perdagangan AS-China setelah Presiden Trump menyatakan bahwa dirinya tidak terburu-buru untuk berbicara dengan Presiden China Xi Jinping, guna meredakan ketegangan perang dagang yang baru.

    Sementara itu, Cboe Volatility Index, yang sering disebut sebagai indikator ketakutan Wall Street, turun 6,3 persen  ke level 16,1, mencerminkan optimisme pasar yang lebih tinggi.

    Beberapa pergerakan signifikan lainnya di pasar termasuk saham FMC Corp yang anjlok 32 persen setelah produsen agrokimia tersebut memproyeksikan pendapatan kuartal pertama di bawah ekspektasi. Sebaliknya, saham Johnson Controls melesat 12,5 persen setelah perusahaan solusi bangunan ini mengumumkan pergantian CEO dengan menunjuk Joakim Weidemanis serta meningkatkan proyeksi laba untuk tahun 2025.

    Secara keseluruhan, saham yang mengalami kenaikan lebih banyak dibandingkan yang mengalami penurunan di bursa New York dengan rasio 2,62:1, sementara di Nasdaq rasio tersebut tercatat 1,88:1. S&P 500 mencetak 31 level tertinggi baru dalam 52 minggu terakhir dan 12 level terendah baru, sedangkan Nasdaq mencatat 100 level tertinggi baru dan 85 level terendah baru.

    Dengan berbagai sentimen yang berkembang, pasar terus mencermati pergerakan kebijakan The Fed, prospek pertumbuhan ekonomi, serta dinamika geopolitik yang berpotensi mempengaruhi arah perdagangan dan investasi di masa mendatang.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79