KABARBURSA.COM - Bursa saham Amerika Aerikat atau Wall Street dibuka merana. Ada beberapa hal yang membuat investor kecewa dengan kinerja keuangan kuartal II-2024 dari dua teknologi terbesar AS, yaitu Alphabet dan Tesla.
Diketahui, pada pembukaan perdagangan Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) langsung melemah sebesar 0,38 persen. Posisinya berada di 40.204,48. Sementara, S&P merosot 0,88 persen ke 5.506,62, begitu pulang dengan Nasdaq Composite yang ambles 1,48 persen menjadi 17.731,88.
Sepanjang kuartal II-2024, kinerja keuangan Alphabet alias Google memang cukup menggembirakan. Tercatat pendapatan dan laba di kuartal kedua ini berhasil melampaui ekspektasi analis. Tapi, pendapatan dari iklan jusru turun drastis, berada di bawah perkiraan konsensus.
Diketahui, pendapatan dan laba bersih Alphabet yang berada di atas ekspektasi analis di kuartal kedua tahun ini didorong oleh peningkatan iklan digital dan permintaan yang sehat untuk layanan komputasi awan. Sayangnya, ada indikasi belanja modal yang tetap tinggi di tahun ini.
Tesla mencatat penurunan laba bersih yang drastis hingga 45 persen pada kuartal II-2024. Laba bersih perusahaan dalam tiga bulan kedua tahun ini mencapai USD1,48 miliar atau sekitar Rp23,94 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.200/USD). Angka ini turun signifikan dibandingkan laba bersih setahun sebelumnya yang mencapai USD2,70 miliar (Rp43,79 triliun).
Penurunan ini terjadi di tengah permintaan kendaraan listrik yang mulai menurun dan persaingan harga yang semakin ketat akibat munculnya banyak penantang baru di segmen industri otomotif ramah lingkungan.
Dampak pada Saham-Saham Big Tech
Kekecewaan investor terhadap kinerja keuangan Alphabet dan Tesla pada kuartal II-2024 juga berdampak pada saham-saham big tech AS lainnya. Saham Nvidia dan Meta Platform (Facebook) turun lebih dari 3 persen, sementara Microsoft mengalami penurunan 1 persen di awal sesi hari ini.
Laporan-laporan ini memberikan pandangan pertama investor mengenai nasib perusahaan-perusahaan mega caps selama kuartal kedua 2024. Investor di Wall Street sangat memperhatikan laporan dari perusahaan-perusahaan ini karena mereka bertanggung jawab atas sebagian besar keuntungan pasar tahun ini.
Optimisme Musim Laporan Keuangan
Meskipun demikian, musim laporan keuangan secara keseluruhan dimulai dengan baik. Menurut data dari FactSet, lebih dari 25 persen emiten di S&P 500 telah melaporkan pendapatan kuartal kedua mereka, dengan sekitar 80 persen di antaranya melampaui ekspektasi.
Di sisi lain, investor sebagian besar telah memperkirakan bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mungkin akan memangkas suku bunga pada pertemuan September mendatang.
Prospek Pasar yang Cerah
Kepercayaan yang meningkat terhadap soft landing membuat pasar terus menguat, terutama sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga seperti saham-saham berkapitalisasi kecil dan industri yang meningkat dalam beberapa minggu terakhir.
"Ekonomi akan terus tumbuh, perusahaan-perusahaan akan terus mengelola lingkungan dengan sangat baik, dan pasar akan mencerminkan hal tersebut melalui valuasinya yang tinggi," kata Dan Greenhaus, kepala strategi dan ekonom Solus Alternative Asset Management.
Menantikan Data Ekonomi AS
Namun, pasar cenderung wait and see menanti rilis data pertumbuhan ekonomi AS kuartal II-2024 serta inflasi personal AS di akhir pekan ini.
Menurut FactSet, PDB diperkirakan akan meningkat sebesar 1,9 persen. Jika laporan ini sesuai dengan prediksi, maka akan menandai peningkatan dari kenaikan 1,4 persen selama kuartal pertama. Namun, ini akan menjadi perlambatan yang cukup mencolok dibandingkan dengan paruh kedua 2023, di mana PDB naik 4,9 persen pada kuartal ketiga dan 3,4 persen pada kuartal keempat.
Jika PDB AS mengalami peningkatan, maka kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed di September akan semakin kecil. Sementara itu, inflasi AS (Personal Consumption Expenditure/PCE) diperkirakan masih melandai, meskipun belum menyentuh level 2 persen sesuai target The Fed.
Pada kuartal II-2024, Tesla mengalami penurunan laba bersih sebesar 45 persen, dengan laba bersih turun dari USD2,70 miliar menjadi USD1,48 miliar. Penurunan ini terjadi di tengah mendinginnya permintaan kendaraan listrik dan persaingan harga yang semakin ketat. Kinerja yang mengecewakan ini, bersama dengan laporan keuangan Alphabet, berdampak negatif pada saham-saham big tech lainnya seperti Nvidia, Meta Platform, dan Microsoft.
Meskipun begitu, musim laporan keuangan secara keseluruhan menunjukkan hasil yang positif, dengan sebagian besar perusahaan di S&P 500 melampaui ekspektasi pendapatan. Pasar juga tetap optimis, terutama dengan harapan adanya soft landing dan kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada pertemuan September mendatang.
Namun, investor masih menunggu data pertumbuhan ekonomi AS dan inflasi personal yang akan dirilis dalam waktu dekat. Jika data PDB menunjukkan peningkatan sesuai prediksi, kemungkinan pemangkasan suku bunga akan semakin kecil. Sementara itu, inflasi masih diperkirakan menurun meskipun belum mencapai target 2 persen The Fed.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.