KABARBURSA.COM – Indeks-indeks utama di Wall Street menguat pada Sabtu, 26 Juli 2025, dini hari WIB, seiring sinyal dari pejabat Uni Eropa bahwa kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat bisa diteken akhir pekan ini. Namun, saham Intel anjlok setelah memberikan proyeksi mengecewakan.
Dilansir dari Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 71,91 poin atau setara 0,15 persen ke level 44.762,88, hampir menyentuh rekor tertinggi yang pernah terjadi pada 4 Desember. Indeks S&P 500 menguat 15,65 poin (0,24 persen) menjadi 6.378,89, sedangkan Nasdaq Composite naik 51,29 poin atau 0,25 persen ke 21.110,19.
Intel merosot hingga 9 persen setelah produsen chip ini memperkirakan kerugian kuartal ketiga yang lebih besar dari ekspektasi pasar. Perusahaan juga mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja untuk menekan beban.
Di sisi lain, saham Deckers Outdoor melonjak 18 persen usai pendapatan dan laba kuartalan mereka melampaui proyeksi, berkat permintaan internasional terhadap sepatu dan sepatu bot merek mereka yang tetap kuat.
Sementara itu, para diplomat menyebut kesepakatan dagang yang diusulkan akan memberlakukan tarif dasar sebesar 15 persen atas produk Uni Eropa yang masuk ke AS, serta tarif 50 persen untuk baja dan aluminium asal Eropa. Presiden Donald Trump sebelumnya mengatakan peluang tercapainya kesepakatan dagang dengan UE adalah “lima puluh-lima puluh”.
Negosiasi serupa juga berlangsung dengan Korea Selatan, Jepang, Indonesia, dan Filipina. Negara-negara tersebut berupaya menghindari tarif tinggi dari Trump dengan mempercepat pembicaraan dagang bilateral.
“Ini seperti tambahan peluru dalam senjata kemenangan dagang,” ujar Sam Stovall, Kepala Strategi Investasi di CFRA Research. Menurutnya, pasar saat ini menganggap manuver Trump sebagai taktik negoisasi semata, bukan kebijakan permanen. “Selama persepsi ini bertahan, investor akan terus menyambut baik kesepakatan dagang baru.”
Namun, tidak semua emiten bernasib baik. Saham Tesla dan General Motors tertekan dan berpotensi mencatat kerugian mingguan terburuk dalam dua bulan terakhir. CEO Tesla, Elon Musk, memperingatkan akan adanya kuartal-kuartal berat ke depan akibat berkurangnya subsidi kendaraan listrik dari pemerintah AS.
Sementara General Motors mencatat kerugian sebesar USD1,1 miliar (setara Rp17,93 triliun) dalam laporan keuangan kuartal kedua karena dampak tarif Trump.
Pasar kini mengalihkan perhatian ke pertemuan The Federal Reserve (bank sentral AS) pekan depan. Mayoritas pelaku pasar memperkirakan suku bunga acuan akan ditahan, sambil menimbang dampak lanjutan dari tarif terhadap inflasi.
Trump, yang dikenal sering mengkritik Gubernur The Fed Jerome Powell, mendadak mengunjungi markas bank sentral pada Kamis lalu. Dalam pernyataannya Jumat, ia mengaku pertemuan itu berjalan baik dan memberi isyarat bahwa Powell mulai terbuka terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga.
Menurut alat pemantau CME FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga pada bulan September kini mencapai sekitar 64 persen.
Dari sisi emiten lain, saham perusahaan asuransi kesehatan Centene menguat 6,6 persen meski mencatat kerugian kuartalan tak terduga. Sementara itu, Paramount Global naik 1,3 persen setelah regulator AS menyetujui merger mereka senilai USD8,4 miliar (setara Rp137,09 triliun) dengan Skydance Media.
Di bursa New York, jumlah saham yang turun melebihi yang naik dengan rasio 1,12 banding 1. Sementara di Nasdaq, rasio saham turun terhadap saham naik mencapai 1,43 banding 1.
Sepanjang hari, S&P 500 mencetak 33 rekor tertinggi baru dalam 52 pekan terakhir dan enam titik terendah baru. Nasdaq mencatat 44 rekor baru dan 42 titik terendah.(*)