Logo
>

Was-was Data Naker AS, IHSG Diramal Fluktuatif Pekan Depan

Ditulis oleh KabarBursa.com
Was-was Data Naker AS, IHSG Diramal Fluktuatif Pekan Depan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi fluktuatif pada pembukaan perdagangan awal pekan depan, Senin, 5 Agustus 2024. Adapun sentimen perdagangan pekan depan berkutat pada konflik geopolitik dan pertumbuhan ekonomi.

    Mengacu pada data penutupan perdagangan Jumat, 2 Agustus 2024, di mana indeks Wall Street melemah merespons data sektor tenaga kerja.

    Berdasarkan analisa Phintraco Sekuritas, hal itu terjadi lantaran Non Farm Payrolls turun ke 114 ribu di Juli 2024 dari 179 ribu di Juni 2024.

    Hal itu juga terjadi bersamaan dengan penurunan penyerapan tenaga kerja, Unemployment Rate melonjak ke 4.3 persen di Juli 2024 dari 4.1 persen di Juni 2024. “Kondisi tersebut memicu kekhawatiran bahwa pemangkasan the Fed Rate yang diperkirakan pada September 2024 sudah terlambat untuk mencegah resesi ekonomi AS,” tulis analisa Phinctraco Sekuritas, 4 Agustus 2024.

    Sementara di kawasan Timur Tengah, pasar tengah mencermati perkembangan kondisi keamanan seiring peningkatan intensitas konflik antara Israel dengan Iran. Hal itu berdampak pada harga komoditas energi, khususnya minyak diperkirakan cenderung menguat pada pekan ini.

    Sementara kondisi pasar dalam negeri, Phintraco Sekuritas juga memprediksi para investor masih mengantisipasi data pertumbuhan ekonomi di pertengahan tahun 2024. Meski begitu, kondisi pasar diyakini masih optimis tumbuh di atas 5 persen.

    “Dari dalam negeri, pasar mengantisipasi data pertumbuhan ekonomi 2Q2024 di awal pekan ini. Pasar masih cukup optimis terhadap peluang pertumbuhan di atas 5 persen yoy pada periode tersebut,” tulis Phintraco Sekuritas.

    Adapun meningkatnya eskalasi konflik di Timur Tengah menjadi sentiment utama fluktuasi IHSG pekan depan. Phintraco Sekuritas memprediksi IHSG akan resistance di level 7380, pivot 7350 dengan support 7300.

    "IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif dengan pivot saat ini di 7300," tutup Phintraco Sekuritas.

    Adapun saham yang dinilai layak diperhatikan diantaranya:

    1. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR)
    2. PT Harum Energy Tbk (HRUM)
    3. PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
    4. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)
    5. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN)
    6. PT XL Axiata Tbk (EXCL)

    Sentimen Timur Tengah Bikin IHSG Merah

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penurunan pada penutupan sore, Jumat, 2 Agustus 2024, seiring dengan penurunan yang terjadi di bursa saham Asia.

    IHSG ditutup menurun sebesar 17,85 poin atau 0,24 persen, berada di level 7.308,12. Sementara itu, indeks LQ45 yang mencakup 45 saham unggulan juga turun 6,13 poin atau 0,66 persen, menjadi 919,36.

    “Penurunan di bursa Asia disebabkan oleh kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global, dipicu oleh data terbaru dari Amerika Serikat dan ketidakpastian terkait potensi eskalasi konflik di Timur Tengah,” ujar Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam laporan mereka pada Jumat, 2 Agustus 2024.

    Dari mancanegara, Indeks PMI manufaktur Amerika Serikat (AS) pada Juli 2024 terkontraksi dari sebelumnya 48,5 menjadi 46,8, serta data pengangguran AS juga terus meningkat dimana data Initial Jobless Claims naik dari sebelumnya 235k menjadi 249k dan Continuing Jobless Claims naik dari sebelumnya 1.844.000 menjadi 1.877.000.

    Pada saat yang sama, pasar juga mempertimbangkan risiko terhadap pasokan minyak mentah yang mungkin timbul akibat meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Pasar memantau dengan saksama respons Iran terhadap pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menyusul terbunuhnya komandan tertinggi Hizbullah dalam serangan udara di Beirut.

    Sementara, dari dalam negeri, data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengungkapkan telah terjadi peningkatan pemutusan hubungan kerja (PHK) sepanjang semester I-2024 jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.

    Pada periode Januari sampai dengan Juni 2024 terdapat 32.064 tenaga kerja yang terkena PHK. Jumlah PHK tersebut naik 21,45 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yaitu sebanyak 26.400 orang. Hal ini mengindikasikan efek ketidakpastian ekonomi global pada pelemahan pertumbuhan perekonomian dalam negeri.

    Data Tenaga Kerja AS

    Pada bulan Juli 2024, data ketenagakerjaan AS menunjukkan perlambatan yang signifikan dalam pertumbuhan pekerjaan. Nonfarm payrolls hanya meningkat sebesar 114.000, jauh di bawah perkiraan 175.000. Tingkat pengangguran naik menjadi 4,3 persen dari 4,1 persen di bulan Juni. Laju pertumbuhan upah tahunan juga melambat menjadi 3,6 persen dari 3,8 persen​.

    Selain itu, data menunjukkan bahwa jumlah pekerjaan yang ditambahkan pada bulan Mei dan Juni juga direvisi turun, dengan penambahan total pekerjaan yang lebih sedikit dari yang awalnya dilaporkan. Angka ketenagakerjaan yang lebih lemah ini memberikan tekanan pada dolar AS, yang mengalami penurunan terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya.

    Data ketenagakerjaan yang mengecewakan ini, bersama dengan keputusan Federal Reserve baru-baru ini untuk mempertahankan suku bunga pada kisaran 5,25 persen-5,5 persen, dapat memicu spekulasi lebih lanjut tentang pemotongan suku bunga di masa mendatang​. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi