KABARBURSA.COM - PT XL Axiata Tbk (EXCL) bersama Axiata Enterprise Sdn Bhd menandatangani Sale and Purchase Agreement sehubungan dengan transaksi jual beli saham Axiata Global Services Pte Ltd.
Transaksi jual beli saham AGS oleh EXCL bernilai 100.000 lembar saham atau sekitar 100 persen saham AGS (transaksi) dengan nilai transaksi sebesar USD1 yang dilakukan pada Rabu, 10 Juli 2024.
Sekretaris Perusahaan XL Axiata Ranty Astari Rachman menjelaskan, EXCL akan membeli 100.000 saham atas 100 persen saham Axiata Global Services dengan nilai transaksi USD1.
"Transaksi ini akan memberikan dampak positif bagi EXCL karena memungkinan kami untuk sepenuhnya memonetisasi aset yang dimiliki," jelasnya pada Jumat, 12 Juli 2024.
Ranty menambahkan transaksi ini akan memberikan dampak positif bagi EXCL. Terutama dalam memanfaatkan kemampuan EXCL dan Grup XL Axiata untuk menggarap pasar internasional.
"Dengan begitu, EXCL dapat melakukan transaksi langsung dengan pelanggan global dan dapat menjadi penyedia layanan telekomunikasi internasional dengan kemampuan global," katanya.
Tak hanya itu, lanjut Ranty, XL Axiata juga akan mendapatkan kesempatan besar dalam menargetkan pasar telekomunikasi lintas batas negara. Adapun Axiata Global Services merupakan perusahaan yang berdomisili di Singapura.
Dari sisi lainnya, harga saham EXCL langsung naik 1,32 persen jadi Rp2.300 pada Jumat, 12 Juli 2024 pukul 13.43 WIB, dibandingkan penutupan Kamis, 11 Juli 2024 di Rp2.270. Target harga EXCL Rp3.000 pada 2024, sehingga masih ada potensi kenaikan sekitar 30 persen. Dengan total volume 20,70 juta lembar saham dengan turnover sebesar Rp47,59 miliar dengan frekuensi sebanyak 3,264 kali.
Kinerja Keuangan EXCL
Sebelumnya, emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) berhasil mencetak pertumbuhan yang signifikan kinerja selama kuartal I 2024. Pasalnya, laba bersih EXCL melesat hingga tiga digit di periode Januari-Maret 2024.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk EXCL mencapai Rp539,07 miliar. Ini melesat 168,34 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp200,89 miliar.
Raihan ini salah satunya didorong oleh lonjakan pendapatan selama kuartal I 2024. EXCL berhasil berhasil mengantongi pendapatan senilai Rp8,43 triliun atau naik 11,80 persen secara tahunan dari Rp7,54 triliun di kuartal I 2023.
Rinciannya, pendapatan dari jasa GSM Mobile dan jaringan telekomunikasi tumbuh 11,50 persen yoy menjadi Rp8,27 triliun. Segmen managed services dan jasa teknologi informasi berkontribusi sebesar Rp165,70 triliun.
Pendapatan EXCL tumbuh sebesar 10,91 persen menjadi Rp32,32 triliun tahun lalu. Pada tahun 2022, XL Axiata mencatat pendapatan sebesar Rp29,14 triliun.
Laba bersih EXCL juga melonjak sebesar 14,57 persen menjadi Rp1,27 triliun pada tahun 2023 dibandingkan dengan Rp1,10 triliun pada tahun sebelumnya. Secara tahunan, EXCL juga meningkatkan EBITDA-nya sebesar 12 persen menjadi Rp15,89 triliun, dengan margin EBITDA naik menjadi 49,1 persen.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini, mengaitkan kesuksesan ini dengan peningkatan trafik data sebesar 21 persen, mencapai 9.638 petabyte yoy. Pertumbuhan ini mendorong kontribusi layanan data dan digital mencapai 91 persen dari total pendapatan, didukung oleh basis pelanggan berkualitas tinggi sebanyak 57,5 juta.
"Kami telah berhasil melewati tahun 2023 yang penuh tantangan dengan kinerja yang sangat memuaskan, mencapai pertumbuhan double-digit dalam pendapatan, EBITDA, dan laba bersih," kata Dian.
Peningkatan infrastruktur digital, kualitas jaringan, dan adopsi teknologi relevan di semua lini bisnis telah meningkatkan kualitas layanan dan meningkatkan trafik data, yang berkontribusi pada peningkatan ARPU menjadi Rp43 ribu.
Dian menambahkan bahwa kesuksesan kinerja tahun 2023 juga berasal dari peningkatan efisiensi di semua lini bisnis, termasuk penurunan pengeluaran penjualan & pemasaran sebesar 6 persen. Secara keseluruhan, pertumbuhan OPEX berhasil dikendalikan lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan.
Penurunan biaya penjualan dan pemasaran didorong oleh peningkatan penggunaan platform digital seperti MyXL dan AXISnet. Hingga akhir 2023, kedua aplikasi tersebut mencatat total pengguna aktif bulanan sebanyak 29 juta, hampir dua kali lipat dibanding dua tahun sebelumnya.
Dian menekankan bahwa peningkatan penggunaan MyXL dan AXISnet menunjukkan kemampuan kedua platform tersebut dalam meningkatkan pengalaman pelanggan dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap kebutuhan, preferensi, dan perilaku pelanggan. Hal ini memungkinkan XL Axiata untuk menawarkan solusi yang tepat waktu dan efektif kepada pelanggan yang tepat.
Personalisasi penawaran dan layanan telah menjadi kunci strategi pertumbuhan XL Axiata, tercermin dari peningkatan signifikan dalam Net Promoter Score (NPS), yang pada akhirnya meningkatkan penggunaan layanan dan pendapatan.
"Kami akan terus menerapkan strategi ini sepanjang tahun 2024. Hasil dari strategi berbasis digital dengan memanfaatkan analisis data memungkinkan kami untuk berinvestasi di area-area bernilai tinggi dan membangun jaringan untuk memenuhi permintaan dari segmen pelanggan," tandasnya.
Mengenai infrastruktur jaringan, hingga akhir 2023, XL Axiata berhasil menambah jumlah base transceiver station (BTS) sebanyak 14.101 menjadi total 160.124, menandai peningkatan 10 persen yoy. Dari jumlah tersebut, 104.993 BTS adalah 4G. Sementara itu, fiberisasi telah mencapai 61 persen dari total BTS di seluruh Indonesia.
Komitmennya terhadap penguatan jaringan tercermin dari alokasi belanja modal (Capex) sebesar Rp7,16 triliun. Perusahaan akan terus melanjutkan inisiatif investasi pengembangan jaringan secara cermat untuk meningkatkan kualitas layanan dan mendukung pertumbuhan penggunaan jaringan yang berkelanjutan.
Per 31 Desember 2023, posisi keuangan EXCL mencatatkan utang kotor sebesar Rp10,11 triliun, dengan utang bersih mencapai Rp9,14 triliun. Rasio gearing net debt to EBITDA (termasuk finance lease) berada pada 2,84x.
XL Axiata tidak memiliki utang yang denominasinya dalam valuta asing. Sekitar 57 persen dari pinjaman perusahaan memiliki suku bunga tetap, sedangkan 43 persen sisanya memiliki suku bunga mengambang. Arus kas bebas (FCF) tetap sehat, meningkat sebesar 69 persen menjadi Rp8,72 triliun.
Direksi Lepas Saham
Dari sisi lainnya, sebelumnya Presiden Direktur XL Axiata (EXCL), Dian Siswarini, telah melakukan penjualan sebagian kepemilikan sahamnya dalam perusahaan telekomunikasi tersebut. Berdasarkan keterbukaan informasi, pada 26 Juni 2024, Dian menjual sebanyak 2 juta saham EXCL.
Dengan harga jual per saham sebesar Rp2.200, Dian berhasil memperoleh pendapatan sebesar Rp4,40 miliar dari transaksi tersebut. Sebagai akibat dari penjualan ini, kepemilikan sahamnya kini tersisa sebanyak 9.764.622 saham (0,07 persen dari total saham), turun dari 11.764.622 saham setahun sebelumnya.
Ranty Astari Rachman, Corporate Secretary EXCL, menjelaskan bahwa tujuan dari transaksi penjualan saham ini adalah untuk mencapai tujuan pribadi atau keuangan Dian.
EXCL telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024 dan mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp635,5 miliar, setara dengan 50 persen dari laba bersih tahun buku 2023. Dividen ini menghasilkan pembayaran sebesar Rp48,6 per saham, dengan tanggal pembayaran pada 31 Mei 2024.
Dengan demikian, dari kepemilikan sebanyak 11,76 juta saham EXCL, Dian memperoleh dividen sebesar Rp571,71 juta. (*)