KABARBURSA.COM - Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), merasa heran anggaran tempat kerjanya selalu mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Penurunan terjadi sejak tahun 2021 hingga 2025.
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI pada Kamis, 13 Juni 2024, Zulhas menyampaikan, anggaran Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebesar Rp1,6 triliun pada 2025. Ia kemudian merinci penurunan tersebut dari tahun ke tahun.
Pada 2021, kata Zulhas, Kemendag memiliki anggaran mencapai hampir Rp3,2 triliun, sedangkan pada 2022, anggaran tersebut berkurang menjadi sebesar Rp2,1 triliun. Namun anggaran kembali naik Rp3 triliun pada 2023 menjadi sebesar Rp2,4 triliun.
"Pada 2024, (anggaran Kemendag) turun lagi menjadi Rp1,9 triliun. Jadi kalau dibandingkan dengan Rp1,9 (triliun), turun hampir 16 persen dari yang tahun kemarin," kata dia.
Lebih lanjut Zulhas menyampaikan, anggaran pada tahun 2025 bakal dipakai Kemendag untuk kebutuhan operasional dan nonoperasional. Rinciannya, alokasi anggaran operasional mencapai Rp1,1 triliun yang di antaranya untuk belanja pegawai sebesar Rp675 miliar dan belanja barang Rp458 miliar. "Sementara belanja non operasional Rp525 miliar," tambah Zulhas.
Secara rinci, Kemendag memiliki 11 agenda utama pada tahun 2025. Pertama, mereka mengalokasikan dana sebesar Rp2,59 miliar untuk memajukan e-commerce. "Anggaran untuk pengembangan e-commerce terasa kecil dengan hanya Rp2 miliar, kalah dengan anggaran Bupati," ungkapnya.
Kedua, mereka menyediakan dana sebesar Rp58,49 miliar untuk memfasilitasi pelaku usaha di pusat ekspor. Ketiga, mereka mengalokasikan dana sebesar Rp23,11 miliar untuk mendukung pelaku usaha domestik.
Keempat, dana sebesar Rp15,34 miliar dialokasikan untuk memperkuat pengamanan perdagangan internasional. Kelima, ada alokasi dana sebesar Rp9,8 miliar untuk mengawasi transaksi dan memastikan kepatuhan pelaku usaha serta sistem manajemen gudang.
Keenam, mereka mengalokasikan dana sebesar Rp37,06 miliar untuk mengembangkan pedagang antar wilayah di Indonesia. Ketujuh, ada dana sebesar Rp17,37 miliar yang dialokasikan untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM).
Kedelapan, ada alokasi dana sebesar Rp11,68 miliar untuk menyediakan data harga bahan pokok. Kesembilan, mereka mengalokasikan dana sebesar Rp42 miliar untuk melindungi konsumen. Kesepuluh, ada alokasi dana sebesar Rp22,84 miliar untuk perundingan perdagangan internasional. Terakhir, mereka mengalokasikan dana sebesar Rp60 miliar untuk promosi ekspor.
Oleh sebab itu, Zulhas mengaku pihaknya telah mengajukan permohonan kepada Presiden Joko Widodo melalui surat terkait penambahan anggaran sebesar Rp2,4 triliun. "Tambahan anggaran yang telah kami sampaikan kepada Presiden melalui surat per tanggal 30 April perihal permohonan penambahan anggaran tahun 2025 sebesar Rp2,4 triliun," jelas Zulhas.
"Kita ini kan mau meningkatkan ekspor, kita mau bersaing dengan negara-negara lain. Jadi kami tujuannya ke situ," tambah dia.
Dalam konteks ini, sejumlah kementerian/lembaga (K/L) tampaknya mengalami pengurangan anggaran. Beberapa waktu lalu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, juga meminta tambahan anggaran tahun 2025.
Dalam agenda rapat bersama Komisi X DPR RI di Jakarta, Rabu, 5 Juni 2024, disebutkan bahwa anggaran 2025 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebesar Rp1,7 triliun, turun hampir 50 persen dibanding tahun 2024.
Sandiaga mengaku Kemenparekraf telah telah melakukan koordinasi dengan tujuan meminta tambahan anggaran 2025 menjadi Rp3,5 triliun.
“Kami telah melakukan beberapa langkah koordinasi dan hasil rapat dengan komisi X mendukung sepenuhnya pengajuan penambahan anggaran sekitar Rp3,5 triliun,” kata dia kepada media di Gedung DPR, Rabu, 5 Juni 2024.
Sandiaga mengatakan penambahan anggaran tersebut dibutuhkan untuk meningkat kualitas pariwisata dan aspek keberlanjutan serta inklusifitas dari program ekonomi kreatif.
Yang terutama, kata dia, adalah langkah-langkah pemberdayaan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ekonomi kreatif. “Yang kedua penguatan dari pendidikan vokasi yang ada di bawah Kemenparekraf yaitu politeknik pariwisata yang jumlahnya ada delapan, ini juga membutuhkan tambahan anggaran,” ujarnya.
Sebelumnya, Sandiaga mengaku kaget dengan anggaran tahun 2025 yang diterima Kemenparekraf.
Ia engaku terkejut dengan angka yang tertera. Bahkan mantan wakil Gubernur Jakarta tersebut mengira angka itu typo atau salah ketik.
“Kami berhusnudzon saja angka yang kami terima Rp1,7 triliun. Awalnya saya kira ini typo ternyata beneran,” ujar dia. Sandiaga pun berharap anggaran ini bisa ditingkatkan lagi. Hal ini, kata dia, demi meningkatkan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.
Sementara itu Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo menuturkan anggaran Kemenparekraf pada 2025 mengalami penurunan sebesar 50 persen jika dibanding tahun 2024.
Untuk itu, dia menyebut Kemenparekraf telah meminta usulan untuk mendapat anggaran 2025 menjadi sekitar Rp3 triliun. "Dapat kami sampaikan juga kami telah menyampaikan usulan tambahan anggaran sebesar Rp3.052.364.852.000 yang telah disampaikan pada trilateral meeting dengan Kementerian PPN Bappenas dan kementerian keuangan pada tanggal 21 hingga 22 Mei 2024,” katanya.