Logo
>

MIIT Perketat Standar Baterai EV Usai Kecelakaan Xiaomi

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
MIIT Perketat Standar Baterai EV Usai Kecelakaan Xiaomi
Ilustrasi mobil listrik. (Foto: Freepik)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Dampak kecelakaan maut akibat sistem berkendara otonom yang eror terus berlanjut. Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China (MIIT) memberikan respons keras dengan melahirkan sejumlah regulasi baru untuk menjaga kualitas dan nama baik produk otomotif Tiongkok.

    Mengutip Carnews China, Pemerintah Tiongkok tidak hanya meminta pabrikan mobil mengkaji ulang sistem berkendara otonom, tapi juga mengumumkan standar keselamatan nasional terbaru terkait baterai kendaraan listrik. Kebijakan terkait baterai ini rencananya akan berlaku mulai 1 Juli 2026.

    Standar keselamatan untuk baterai kendaraan listrik ini diklaim sebagai yang pertama di dunia. Standar ini mewajibkan baterai harus dapat mencegah kebakaran dan ledakan usai terjadi thermal runway internal.

    Thermal runway internal adalah kondisi di mana suhu di dalam suatu sistem baterai meningkat secara tak terkendali akibat reaksi kimia internal.

    Peningkatan suhu ini biasanya terjadi karena kerusakan separator antara anoda dan katoda, korsleting internal karena cacat produksi atau tekanan mekanis, pengisian daya berlebihan dan penetrasi benda asing ke dalam sel baterai.

    Kondisi ini menyebabkan peningkatan suhu yang mempercepat reaksi eksotermik, menghasilkan gas dan panas lebih banyak, yang bisa berujung pada ledakan atau kebakaran. Ini merupakan risiko serius dalam kendaraan listrik (EV), sistem penyimpanan energi, atau perangkat elektronik portabel.

    Perubahan paling mencolok dalam regulasi terbaru MIIT terletak pada kewajiban uji difusi termal. Jika sebelumnya hanya diperlukan sistem peringatan lima menit sebelum terjadinya kebakaran atau ledakan, kini standar mengharuskan agar baterai tidak boleh mengalami kebakaran maupun ledakan.

    Bahkan ketika menghadapi kondisi thermal runaway. Selain itu, gas atau asap yang dihasilkan juga tidak boleh menimbulkan risiko bagi penumpang kendaraan.

    Para ahli di sektor industri percaya bahwa penerapan aturan ketat ini akan membawa peningkatan signifikan terhadap keselamatan pengguna, sekaligus mendorong percepatan restrukturisasi di dalam industri.

    Beberapa pemain besar, seperti CATL, mengklaim telah mengembangkan teknologi yang mampu memenuhi regulasi baru tersebut. CATL menyebutkan bahwa teknologi No Thermal Propagation (NP) generasi pertamanya sudah mulai diproduksi sejak tahun 2020.

    “Standar baru ini akan secara efektif mengurangi risiko kebakaran baterai setelah tabrakan pada kendaraan berenergi baru, sehingga lebih melindungi kehidupan konsumen,” kata perwakilan CATL, beberapa waktu lalu. 

    Pengumuman ini disampaikan setelah terjadinya insiden serius yang melibatkan mobil listrik Xiaomi SU7 yang terbakar usai mengalami kecelakaan pada bulan Maret. Namun, hingga kini, penyebab pasti kecelakaan tersebut masih dalam proses penyelidikan.

    Menurut sejumlah analis industri, penerapan standar nasional yang baru ini dirancang untuk meningkatkan keamanan baterai lewat serangkaian uji yang lebih ketat.

    Langkah ini dinilai mampu meredam kekhawatiran publik terkait potensi kebakaran spontan pada kendaraan listrik. Meski aturan baru ini diperkirakan akan menambah beban biaya riset dan pengembangan, khususnya bagi perusahaan skala kecil dan menengah, serta bisa memicu konsolidasi industri dalam jangka pendek, dampak jangka panjangnya dinilai positif.

    Peningkatan aspek keselamatan diprediksi akan menurunkan biaya tersembunyi seperti premi asuransi dan biaya perawatan, serta membuka peluang nilai tambah di seluruh ekosistem industri.

    Indonesia Masih Andalkan BMS

    Sementara itu, Senior Investigator dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengungkapkan bahwa hingga kini belum pernah terjadi kasus kebakaran kendaraan listrik di Indonesia.

    “Kalau kebakaran mobil biasa sudah banyak. Kalau di Surabaya itu mobil biasa yang dimodifikasi jadi mobil listrik. Tapi, kalau penyebab kebakaran mobil listrik itu banyak,” kata Ahmad Wildan kepada kabarbursa.com beberapa waktu lalu.

    Wildan menjelaskan bahwa saat ini belum ditemukan metode efektif untuk menangani kebakaran pada baterai mobil listrik. Ia menekankan bahwa baterai yang sudah terbakar tidak bisa dipadamkan hanya dengan air.

    “Meski direndam air kolam, akan tetap menyala (apinya). Karena di dalam baterai listrik itu terdapat ribuan cell. Ketika satu mengalami malfunction akan terjadi thermal runaway sampai cell itu habis baru padam,” ujarnya.

    Ia juga menambahkan bahwa ketika kapasitas baterai tinggal 60–70 persen, pengisian daya bisa menyebabkan suhu berlebih dan berpotensi menimbulkan thermal runaway.

    “Makanya di kendaraan listrik ada BMS atau battery management system. Jadi misal ada satu cell yang malfunction akan diputus dan tidak mendapat aliran listrik. Jadi bus dan kendaraan listrik harus dilengkapi dengan BMS yang mampu memutus dan mengidentifikasi baterai yang ada mall fungtion. BMS itu di luar mobil listrik,” jelasnya.

    Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa negara lain pun belum memiliki cara pemadaman yang efektif untuk kebakaran baterai mobil listrik. Solusi sementara yang dilakukan adalah merendam baterai dalam kolam air guna mencegah penyebaran api.

    “Diisolasi sampai habis untuk mengurangi dampak. Kalau di jalan raya harus dipindah karena kebakarannya lama dapat merusak struktur beton,” ujarnya. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Citra Dara Vresti Trisna

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.