KABARBURSA.COM - Jakarta dikepung banjir yang merendam sejumlah wilayah akibat curah hujan yang cukup tinggi pada Senin sore, 7 Juli 2025.
Setidaknya terdapat lebih dari 100 Rukun Tetangga (RT) yang tergenang banjir di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat.
Banjir di Jakarta dan sekitarnya cukup mengkhawatirkan bagi para pengguna kendaraan yang bermobilitas, termasuk pengguna motor listrik.
Apalagi motor listrik ditakutkan mengalami kerusakan tertentu saat terendam atau sekadar melewati genangan banjir. Terlebih harga unit atau beberapa komponen inti seperti baterai hingga dinamonya tentu tidak murah.
Menjawab hal ini, Taufiq Rohim selaku Marketing dari dealer motor listrik TerBike Depok, Jawa Barat menyatakan bahwa motor listrik masih tergolong aman saat terendam banjir dengan ketinggian tertentu.
Ia yang sehari-hari mengendarai motor listrik Polytron Fox R juga pernah melewati genangan banjir, namun tidak pernah mendapati masalah yang mengganggu kinerja baterai hingga dinamo penggeraknya.
"Saya sudah bertahun-tahun pakai Fox R dak pernah melewati banjir, tapi motor masih aman," ujarnya kepada KabarBursa.com, Minggu 6 Juli 2025.
Taufiq menceritakan, banjir yang ia alami terbilang cukup parah hingga merendam setengah dari tinggi motor listriknya.
"Waktu itu banjirnya cukup dalam, sampai merendam kedua ban motor listrik saya. Jadi airnya sudah lebih tinggi di atas dek (pijakan kaki pengendara) Fox R. Sampai sekarang, motor listrik saya tidak ada masalah, padahal dinamo itu ada di roda belakang," sebutnya.
Namun ia menyatakan, pemilik motor listrik perlu memperhatikan ketinggian banjir yang aman untuk dilewati. Tujuannya agar komponen motor listrik tidak mengalami masalah.
"Yang penting banjirnya jangan sampai merendam jok. Karena di bawah jok itu ada controller unit. Sebab controller unit itu adalah komponen inti yang mengatur daya dari baterai ke dinamo," jelas Taufiq.
Sekadar informasi, Polytron Fox R dilengkapi baterai berkapasitas 3,7 kWh (Kilowatt-Hour) bersertifikasi IP67 yang tahan air dan debu. Baterainya dipadukan dinamo penggerak berdaya 3.000 watt.
Kombinasi komponen ini diklaim mampu memberikan jarak tempuh hingga 130 km dalam sekali pengisian penuh, dan top speed yang mencapai 90 km per jam.
Tips Perawatan Motor Listrik
Selain tanpa emisi kendaraan, salah satu kelebihan motor listrik adalah minim perawatan dibandingkan motor konvensional bermesin bakar.
Baterai dan motor penggerak memungkinkan motor listrik tidak lagi menggunakan oli mesin, sehingga tidak punya periode penggantian dan perawatan khusus.
Jika ada perawatan, maka pemilik kendaraan hanya perlu mengecek bagian kaki-kaki dan pengereman.
“Motor listrik itu bebas perawatan karena enggak ada oli. Artinya selama tidak ada kendala, berarti tidak ada yang membutuhkan perawatan khusus,” ujar salah satu teknisi di Service Center Polytron di Depok, Jawa Barat saat ditemui KabarBursa.com, belum lama ini.
Meski tak butuh perawatan serius, namun pria yang enggan disebutkan namanya ini mengingatkan agar pemilik motor menjaga komponen inti, menjaga performanya untuk mengatasi masalah pemakaian.
“Baterai motor listrik Polytron kalau konsumen mau sebaiknya dicek enam bulan sekali untuk melihat kesehatan baterainya. Tapi, ini juga jarang, karena konsumen biasanya menyewa baterai dalam kepemilikannya,” sebutnya.
"Biaya sewanya Rp200 ribu untuk Polytron Fox R dan Rp125 ribu per bulan untuk Polytron Fox S,” imbuhnya.
Agar kondisi baterai motor listrik tetap optimal, konsumen disarankan memperhatikan proses isi daya baterai. Ia mengingatkan agar segera isi daya sebelum baterai benar-benar habis hingga di bawah 40 persen.
Pengisian baterai motor listrik di bawah 22 persen dapat membuat indikator akan kedip. Terlalu sering menghabiskan daya saat pemakaian, kata dia, dapat merusak cell baterai.
“Sementara dalam pemakaiannya, keawetan baterai motor listrik dipengaruhi beberapa faktor seperti beban muatan, kecepatan berkendara, sampai kondisi tekanan ban. Itu semua berpengaruh," terang pria tersebut.
Sebaliknya, jika pemilik motor listrik kurang cakap memperhatikan pengisian baterai, efeknya bisa menurunkan performa komponen penyimpan energi Electric Vehicle (EV) roda dua tersebut.(*)