Logo
>

Pemerintah Perpanjang Insentif Kendaraan Listrik hingga Akhir 2025

Ditulis oleh Harun Rasyid
Pemerintah Perpanjang Insentif Kendaraan Listrik hingga Akhir 2025

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kementerian Keuangan resmi memperpanjang insentif kendaraan listrik yang meliputi Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) serta Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP). Perpanjangan insentif kendaraan listrik ini berlaku sejak Januari hingga Desember 2025.

    Kebijakan insentif kendaraan listrik ini berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 12 Tahun 2025 tentang PPN atas Penyerahan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Roda Empat Tertentu dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Berbasis Baterai Bus Tertentu, serta PPnBM atas Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor Roda Empat Emisi Karbon Rendah Listrik Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2025.

    Tujuan pengesahan insentif ini adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara serta penggunaan kendaraan ramah lingkungan di Indonesia.

    “Bahwa untuk menjaga keberlanjutan dalam mendorong kebijakan pemerintah dalam mendukung program kendaraan bermotor emisi karbon rendah dan memberikan dukungan kepada sektor industri yang

    memiliki multiplier effect tinggi guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, perlu dukungan pemerintah melalui kebijakan pemberian

    insentif fiskal berupa pajak ditanggung pemerintah,” tulis petimbangan PMK Nomor 12 Tahun 2025.

    Namun insentif kendaraan listrik roda empat ini mensyaratkan berbagai kriteria. Lebih jelasnya, kendaraan bermotor listrik (KBL) berbasis baterai roda empat dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimum sebesar 40 persen mendapat insentif PPN DTP 10 persen dari harga jualnya.

    Untuk KBL berbasis baterai jenis bus tertentu mensyaratkan nilai TKDN paling rendah 40 persen, menerima PPN DTP 10 persen dari harga jual.

    Sedangkan pada KBL berbasis baterai jenis bus tertentu dengan nilai TKDN paling rendah 20 persen sampai dengan kurang dari 40 persen, mendapat PPN DTP 5 persen dari harga jual.

    Sementara untuk insentif PPnBM DTP, berlaku untuk mobil kategori Low Carbone Emission Vehicle (LCEV) yang meliputi teknologi Mild Hybrid, Full Hybrid, dan Plug-In Hybrid.

    Untuk besar PPnBM yang ditanggung pemerintah pada mobil hybrid, masih sebesar 3 persen. Sementa Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang ditanggung Pemerintah atas penyerahan LCEV tertentu sebesar 3 persen dari harga jual.

    Penjualan Mobil Listrik Meningkat

    Pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu mengatakan, fokus utama industri otomotif pada tahun 2024, terutama di tengah keterpurukan ekonomi adalah peningkatan penjualan mobil listrik.

    “Penjualan mobil listrik meningkat signifikan, mencapai 51.831 unit dalam 10 bulan pertama,” ujar Yannes kepada kabarbursa.com, Kamis, 26 Desember 2024.

    Dari jumlah tersebut, terjadi kenaikan sebesar 322 persen penjualan mobil listrik jika dibandingkan tahun sebelumnya. Menurutnya, peningkatan ini tidak terjadi begitu saja, melainkan berkat adanya kolaborasi yang apik antara pemerintah dan para pelaku di industri otomotif.

    Peningkatan populasi kendaraan listrik di Indonesia, kata dia, juga dibarengi dengan peningkatan infrastruktur pengisian daya di kota-kota besar di seluruh Indonesia. Selain pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), pembangunan pabrik baterai juga kian gencar.

    “Pemerintah dan pelaku industri berkolaborasi membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, termasuk pengembangan infrastruktur SPKLU dan produksi baterai lokal yang tahun 2025-2030 ini akan berkembang semakin pesat,” paparnya.

    Yannes menyebutkan, peningkatan penjualan mobil listrik dan infrastruktur pendukungnya disebabkan karena Battery Electric Vehicle (BEV) telah menjadi primadona baru di Indonesia.

    Pesatnya penjualan BEV, kata dia, telah mengundang banyak investor yang masuk untuk menanamkan saham di Indonesia. Terlebih lagi, BEV juga dianggap sebagai kendaraan masa depan sehingga peminatnya terus bertambah.

    “Telah banyak sekali para investor yang masuk serta bersiap untuk meningkatkan TKDN-nya hingga tahun 2030 nanti. Tahun 2025-2026 merupakan titk awal percepatan pertumbuhan seluruh ekosistem EV di Indonesia,” jelasnya.

    Investor Mobil Listrik Mulai Masuk

    Salah satu investor yang akan masuk ke Indonesia adalah Prime Group. Konglomerat multinasional dari Timur Tengah tersebut bakal menggandeng V-Green untuk membangun jaringan pengisian kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) VinFast.

    Tak tanggung-tanggung, nilai investasi yang masuk sebesar USD1,2 miliar (Rp18,96 triliun).

    Dalam kerja sama ini, Prime Group, konglomerat multinasional yang berbasis di Uni Emirat Arab, akan memanfaatkan jaringan globalnya untuk pengadaan pendanaan dan pengembangan infrastruktur.

    Sementara V-Green akan bertanggung jawab atas riset pasar, identifikasi lokasi strategis, pembangunan, dan operasional jaringan stasiun pengisian daya guna memenuhi kebutuhan pengguna EV yang terus meningkat di Indonesia.

    Chairman Prime Group, Tamer Wagih Salem, melihat Indonesia sebagai pasar yang menjanjikan di Asia Tenggara. Tamer cukup optimis kerja sama ini akan menguntungkan kedua perusahaan dan berkontribusi kepada pertumbuhan pasar EV di Asia Tenggara.

    “Kemitraan dengan V-Green ini akan membuka peluang global lainnya, dimulai dari Indonesia, lalu berkembang ke Timur Tengah, Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat. Kemitraan ini akan menciptakan manfaat yang luar biasa bagi masyarakat dan komunitas global,” kata Tamer beberapa waktu lalu.

    Sementara menurut CEO V-Green, Nguyen Thanh Duong, kerja sama dengan Prime Group dapat membuka peluang baru dalam memperluas jaringan pengisian kendaraan listrik global.

    Kedua pihak akan bekerja sama dan membahas lebih lanjut terkait pembangunan 100.000 stasiun pengisian daya EV selama tiga tahun mendatang. Sedangkan pembangunan fasilitas isi daya EV bakal dimulai pada awal 2025. Wilayah yang menjadi prioritas pembangunan fasilitas isi daya VinFast adalah Jakarta, Surabaya, Bali dan sekitarnya. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Harun Rasyid

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.