Logo
>

Penjualan Masih Kecil, Mobil Mewah Eropa Paling Diminati

BMW memimpin pasar mobil Eropa di Indonesia semester I 2025. Meski volumenya kecil, brand premium tetap bertahan lewat ceruk loyal kelas atas.

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
Penjualan Masih Kecil, Mobil Mewah Eropa Paling Diminati
Ilustrasi penjualan mobil Eropa di Indonesia. Gambar dibuat oleh AI untuk KabarBursa.com.

KABARBURSA.COM - Di tengah dominasi mobil Jepang dan mulai agresifnya merek-merek Tiongkok, produsen mobil asal Eropa tetap mempertahankan eksistensinya di segmen pasar atas. Berdasarkan data Gaikindo, sepanjang semester pertama 2025, total penjualan wholesales mobil Eropa mencapai 3.725 unit, setara sekitar 1 persen dari keseluruhan distribusi mobil di Indonesia yang tercatat sebanyak 374.740 unit.

Secara retail, yaitu penjualan langsung ke konsumen, mobil-mobil Eropa membukukan 4.850 unit, atau sekitar 1,2 persen dari total penjualan nasional sebanyak 390.467 unit. Kecilnya kontribusi ini mencerminkan bahwa mobil Eropa masih bermain di pasar yang sangat spesifik, yakni kelas menengah atas hingga segmen premium.

Dari sisi brand, BMW mencatatkan performa retail terbaik di antara merek Eropa lainnya dengan penjualan 2.690 unit, melampaui Mercedes-Benz yang mencatat 1.824 unit. Meski secara distribusi ke dealer (wholesales) Mercedes masih unggul tipis—1.736 unit dibanding 1.647 unit milik BMW—tren retail menunjukkan bahwa BMW berhasil menarik lebih banyak konsumen akhir dalam periode enam bulan pertama tahun ini.

Merek lainnya seperti Volkswagen (VW), Audi, dan Renault masih mencatat angka penjualan yang jauh lebih kecil. VW hanya mampu menjual 267 unit secara wholesales dan 271 unit retail. Audi membukukan 70 unit wholesales dan 58 unit retail, sedangkan Renault hanya tercatat menjual 5 unit ke dealer dan 7 unit ke konsumen.

Kehadiran merek-merek Eropa yang cenderung terbatas ini menunjukkan bahwa mereka lebih mengandalkan kekuatan brand dan loyalitas konsumen kelas atas, alih-alih bermain dalam persaingan harga atau volume. Dalam kondisi ekonomi yang masih penuh ketidakpastian, strategi ini terbukti efektif mempertahankan ceruk pasar yang stabil, meski tanpa pertumbuhan signifikan.

Perbandingan Penjualan dengan Jepang, Korea dan China

Selama enam bulan pertama 2025, arah persaingan di industri otomotif Indonesia menunjukkan kontras yang tajam jika ditilik dari negara asal produsen. Merek-merek asal Jepang masih menjadi pemain utama dan memimpin dengan dominasi kuat.

Di sisi lain, pabrikan China mulai menekan dari segmen bawah dan menengah dengan pendekatan harga dan fitur, sementara Korea Selatan memilih jalur berbeda: lebih selektif, menekankan inovasi dan elektrifikasi.

Berdasarkan data Gaikindo, total pengiriman kendaraan bermerek Jepang dari pabrik ke dealer (wholesales) mencapai 313.246 unit sepanjang Januari hingga Juni 2025. Angka penjualan ke konsumen (retail) bahkan lebih tinggi, yakni 328.305 unit, yang berarti sekitar 84 persen dari total pasar mobil nasional.

Merek seperti Toyota, Daihatsu, Honda, Mitsubishi, dan Suzuki masih menguasai hampir semua lini—dari LCGC hingga kendaraan niaga. Toyota-Daihatsu, secara khusus, menunjukkan keunggulan lewat sinergi platform dan jaringan distribusi yang luas, yang menjadikan mereka sangat sulit disaingi.

Sementara itu, produsen asal Tiongkok mulai menancapkan kuku dengan cukup agresif. Wuling dan Chery menjadi dua nama yang paling menonjol. Gabungan penjualan wholesales mobil China mencapai 16.330 unit, sedangkan retail-nya mencapai 18.014 unit.

Model seperti Wuling Air ev dan Chery Omoda menawarkan fitur yang lengkap dengan harga bersaing, sehingga mampu menarik perhatian pasar dalam waktu relatif singkat. Pangsa pasar mereka kini sudah menyentuh 4 hingga 5 persen, sebuah sinyal bahwa posisi dominan Jepang di segmen tertentu mulai mendapat tekanan.

Di sisi lain, Hyundai dan Kia dari Korea Selatan mencatat penjualan yang lebih terbatas. Gabungan wholesales kedua merek ini mencapai 8.034 unit, dengan angka retail 7.719 unit—sekitar 2 persen dari total pasar.

Meski jumlahnya masih kecil, Hyundai tampak serius membangun pijakan di pasar kendaraan listrik. Produk seperti Ioniq 5 dan Kona EV diandalkan untuk memperkuat positioning mereka sebagai pionir elektrifikasi, meski adopsinya masih dalam tahap awal di Indonesia.

Melihat dinamika pasar, Jepang masih kokoh di puncak. Namun tekanan dari merek China makin terasa, terutama di segmen pembeli baru yang sensitif harga tapi menuntut fitur. Sementara itu, Korea tampaknya sadar bahwa bersaing di volume bukan jalur yang mereka ambil—alih-alih, mereka mengandalkan diferensiasi lewat teknologi dan strategi jangka panjang di pasar kendaraan listrik.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Citra Dara Vresti Trisna

Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.