KABARBURSA.COM - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) meluncurkan produk investasi terbaru, yaitu Reksa Dana Saham Syariah USD bernama Batavia India Sharia Equity USD (BISEU). Produk ini merupakan hasil kerja sama antara BCA dengan PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) sebagai manajer investasi, dengan BCA menjadi salah satu agen penjual pertama yang menawarkan produk tersebut.
Reksa Dana BISEU berfokus pada investasi di kawasan India dan dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah. Dengan Nilai Aktiva Bersih (NAV) sebesar USD 1, produk ini memberikan peluang bagi nasabah BCA untuk melakukan diversifikasi geografis di pasar India, yang merupakan salah satu negara emerging market terbesar di dunia.
"Peluncuran Reksa Dana BISEU memberikan kesempatan kepada nasabah BCA untuk berinvestasi di India, dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip Syariah," kata Direktur BCA Haryanto Budiman dalam pernyataan resminya, di Jakarta, dikutip Rabu 16 Oktober 2024.
Ia menambahkan bahwa produk ini merupakan bukti komitmen BCA dalam menghadirkan inovasi dan menyediakan berbagai pilihan investasi bagi nasabah.
Pertumbuhan minat investasi di kalangan masyarakat juga terlihat dari dana kelolaan wealth management BCA yang meningkat lebih dari 35 persen secara tahunan (YoY) per September 2024. BCA berharap produk ini dapat memperkuat portofolio nasabah dengan eksposur terhadap ekonomi India yang menunjukkan pertumbuhan stabil, terutama di sektor teknologi, konsumsi, dan manufaktur.
Lilis Setiadi, Presiden Direktur BPAM, menuturkan bahwa BPAM bekerja sama dengan Invesco Ltd. sebagai penasihat teknis untuk pasar India. "Kami yakin portofolio nasabah akan semakin kuat dengan eksposur pada perekonomian India, yang dikenal memiliki pertumbuhan yang relatif tinggi dan konsisten," ujarnya.
Nasabah BCA dapat melakukan pembelian Reksa Dana BISEU dengan minimal investasi sebesar USD 10.000. Transaksi pertama harus dilakukan di kantor cabang BCA yang melayani investasi Reksa Dana, sementara pembelian selanjutnya dapat dilakukan melalui aplikasi myBCA. BCA juga menawarkan promo cashback hingga USD 500 per nasabah dalam bentuk unit penyertaan sebagai bagian dari peluncuran produk ini.
Catatan Kinerja Keuangan
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melaporkan kinerja keuangan yang positif hingga Agustus 2024, dengan laba bersih bank only mencapai Rp4,6 triliun.
Meskipun mengalami penurunan sebesar 6,4 persen secara bulanan (month on month/mom), laba bersih tersebut mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 22 persen dibandingkan Agustus tahun lalu. Secara kumulatif, laba bersih selama delapan bulan pertama 2024 naik 13,5 persen year on year (yoy) menjadi Rp36 triliun sehingga mencerminkan kekuatan fundamental BBCA.
Ramhanto Tyas Raharja, Lead Investment Analyst dari Stockbit Sekuritas, mengungkapkan dalam risetnya, Selasa, 24 September 2024 bahwa kinerja solid ini didukung oleh tiga faktor utama: penguatan kredit, net interest margin (NIM) yang stabil, serta biaya kredit (credit cost) yang terkendali.
“Kinerja BBCA pada Agustus 2024 bisa dibilang sangat baik, terutama dengan pertumbuhan kredit yang lebih kuat dari ekspektasi, NIM yang masih tinggi, dan credit cost yang sangat terjaga. Ini menunjukkan bahwa strategi manajemen berjalan sesuai rencana,” kata Ramhanto.
Pertumbuhan kredit BBCA pada Agustus 2024 mencapai 15,6 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan Juli 2024 yang mencatatkan pertumbuhan 14,5 persen yoy. Secara bulanan, penyaluran kredit juga naik sebesar 1,2 persen.
“Pertumbuhan kredit yang menguat ini mendorong kinerja bank secara keseluruhan, dan yang menarik adalah pencapaiannya sudah melampaui target yang dipatok manajemen untuk sepanjang tahun, yaitu 9–10 persen,” jelas Ramhanto.
Ia menambahkan bahwa penguatan kredit ini memberikan sinyal positif bagi BBCA untuk terus melanjutkan pertumbuhannya hingga akhir tahun. “Kami perkirakan kredit akan terus menguat, sejalan dengan membaiknya kondisi makroekonomi dan meningkatnya permintaan kredit dari sektor bisnis,” tuturnya.
Meskipun NIM BBCA sedikit turun menjadi 5,90 persen pada Agustus 2024 dibandingkan bulan sebelumnya (5,96 persen), hasil ini tetap menandai NIM bulanan tertinggi kedua sepanjang tahun. Sepanjang delapan bulan 2024, NIM BBCA tercatat sebesar 5,7 persen, lebih tinggi dari proyeksi manajemen yang ada di kisaran 5,5–5,6 persen. “NIM yang solid ini jelas mendukung profitabilitas bank, dan salah satu kuncinya adalah rasio CASA yang tetap tinggi,” ujar Ramhanto.
Biaya Pendanaan Rendah
CASA (Current Account Savings Account) yang terjaga dengan baik membantu BBCA menjaga biaya pendanaan yang rendah, sehingga profitabilitas tetap stabil meski ada sedikit penurunan dalam NIM.
Selain itu, BBCA juga berhasil menjaga credit cost (CoC) pada level yang sangat rendah. Pada Agustus 2024, CoC tercatat sebesar 0,18 persen, naik sedikit 4 basis poin (bps) secara bulanan, namun turun 5 bps dibandingkan tahun lalu. Selama delapan bulan hingga Agustus, CoC mencapai 0,24 persen, jauh lebih baik dibandingkan target manajemen yang berada di kisaran 0,3–0,4 persen. “Manajemen kredit BBCA sangat baik, terlihat dari turunnya beban provisi sebesar 25,2 persen yoy menjadi Rp1,3 triliun. Ini adalah pencapaian yang sangat positif bagi bank,” tambah Ramhanto.
Namun, penurunan laba bersih BBCA secara bulanan pada Agustus 2024 sebagian besar disebabkan oleh tidak adanya penerimaan dividen dari anak usaha, berbeda dengan Juli 2024 ketika bank mencatatkan penerimaan dividen sebesar Rp343 miliar. “Ini hanya masalah timing. Meski Agustus tidak ada dividen, secara keseluruhan kinerja tetap solid karena ini hanya pengaruh dari pendapatan non-operasional,” jelas Ramhanto.
Dividen dari anak usaha termasuk dalam pendapatan non-bunga (non-interest income) pada laporan keuangan bank only, namun penerimaan ini tidak berdampak pada laporan keuangan konsolidasi karena akan dieliminasi.
Secara keseluruhan, BBCA menunjukkan kinerja yang kuat hingga Agustus 2024 dengan laba bersih yang terus bertumbuh, didukung oleh penguatan kredit, NIM yang solid, serta manajemen risiko yang baik. Ramhanto menyimpulkan, “BBCA berada dalam posisi yang sangat baik untuk melanjutkan pertumbuhannya hingga akhir tahun, terutama jika melihat tren pertumbuhan kredit yang terus menguat dan pengelolaan biaya yang efektif.”
Dengan fundamental yang kuat, BBCA diperkirakan akan mampu mencapai atau bahkan melampaui target pertumbuhan yang telah ditetapkan oleh manajemen untuk tahun ini.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.