Logo
>

Belanda Suntikkan Dana Besar untuk Proyek Penyimpanan Karbon

Keputusan ini diambil setelah dua raksasa energi Eropa, TotalEnergies dan Shell, mengurangi porsi investasi mereka dalam proyek tersebut.

Ditulis oleh Yunila Wati
Belanda Suntikkan Dana Besar untuk Proyek Penyimpanan Karbon
Ilustrasi. (Gambar dibuat oleh AI untuk KabarBursa.com)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pemerintah Belanda mengambil langkah besar dalam memperkuat agenda iklimnya dengan mengalokasikan EUR639 juta (setara dengan sekitar USD726 juta) untuk mendukung pembangunan proyek penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) terbesar di negara itu. 

    Keputusan ini diambil setelah dua raksasa energi Eropa, TotalEnergies dan Shell, mengurangi porsi investasi mereka dalam proyek tersebut, khususnya dalam pembangunan infrastruktur pipa yang menghubungkan kawasan industri dengan lokasi penyimpanan di bawah Laut Utara.

    TotalEnergies dan Shell tetap mempertahankan keterlibatan mereka dalam pengembangan situs penyimpanan karbon serta penyediaan layanan transportasi dan penyimpanan bagi klien industri. Namun, dengan mundurnya kedua perusahaan dari investasi infrastruktur vital, pemerintah Belanda memilih untuk turun tangan agar proyek tetap berjalan sesuai jadwal dan target iklim nasional tidak terganggu. 

    Pemerintah berharap langkah ini akan mengurangi risiko finansial yang kini dibebankan sepenuhnya kepada dua investor yang tersisa, yaitu perusahaan energi milik negara EBN dan operator jaringan gas Gasunie.

    Menteri Iklim Belanda Sophie Hermans, menyatakan bahwa langkah ini akan menghilangkan sebagian besar risiko dalam proyek tersebut. Proyek yang diberi nama Aramis ini dijadwalkan untuk mencapai keputusan investasi akhir pada tahun 2026, dengan target operasional pada tahun 2030. 

    Saat mulai beroperasi, Aramis diharapkan mampu menyimpan sekitar 22 juta ton karbon dioksida per tahun di ladang gas yang telah habis masa produksinya di dasar Laut Utara.

    Proyek ini memainkan peran penting dalam ambisi iklim Belanda, yaitu mengurangi emisi karbon sebesar 55 persen pada tahun 2030 dibandingkan tingkat emisi pada tahun 1990. Hingga tahun lalu, Belanda telah berhasil mengurangi emisi sebesar 37 persen dari level 1990. 

    Meski demikian, dewan penasihat iklim utama negara tersebut telah memperingatkan bahwa target 2030 tidak akan tercapai jika kebijakan saat ini tidak diperkuat secara signifikan.

    Sebagai bagian dari dorongan tambahan untuk mencapai sasaran tersebut, pemerintah Belanda juga mengumumkan rencana untuk menyediakan subsidi sebesar EUR8 miliar mulai tahun depan untuk mendukung proyek energi berkelanjutan. Selain itu, insentif baru akan diperkenalkan untuk mendorong adopsi kendaraan listrik, sejalan dengan upaya transisi menuju sektor transportasi yang lebih bersih.

    Di sisi lain, industri dalam negeri akan menerima kompensasi atas harga energi yang relatif tinggi. Ini menjadi sebuah langkah yang diharapkan dapat menjaga daya saing sektor industri sambil tetap mendorong pergeseran ke arah penggunaan energi yang lebih berkelanjutan.

    Konteks perubahan strategi oleh TotalEnergies dan Shell ini terjadi di tengah lanskap persaingan energi global yang berubah cepat. Banyak perusahaan energi besar Eropa mengendurkan target iklim mereka demi mempertahankan daya saing melawan perusahaan Amerika Serikat yang lebih agresif mempertahankan portofolio minyak dan gas mereka. 

    Meskipun demikian, komitmen Belanda terhadap proyek Aramis menunjukkan tekad negara tersebut untuk tetap di jalur transisi energi, bahkan jika harus menghadapi tantangan besar di sepanjang perjalanan.

    Dengan langkah ini, Belanda mengukuhkan posisinya sebagai salah satu negara yang paling proaktif dalam mewujudkan pengurangan emisi karbon secara signifikan di Eropa, sekaligus memperkuat pondasi menuju masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

    Aramis, Proyek Penangkapan dan Penyimpanan Karbon Terbesar Belanda

    Belanda tengah mengembangkan proyek besar dalam bidang penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture and Storage/CCS) yang diberi nama Aramis. Proyek ini bertujuan untuk mendukung pengurangan emisi karbon dioksida (CO₂) dari sektor industri berat, sejalan dengan target iklim nasional negara tersebut. 

    Aramis dirancang untuk mengangkut CO₂ yang ditangkap dari berbagai fasilitas industri dan menyimpannya secara permanen di ladang gas kosong di bawah Laut Utara.

    Aramis merupakan hasil kerja sama antara TotalEnergies, Shell, perusahaan energi milik negara EBN, dan operator jaringan gas Gasunie. Dalam perkembangannya, TotalEnergies dan Shell memutuskan untuk menarik sebagian investasi mereka, khususnya terkait pembangunan infrastruktur pipa darat yang bertugas menghubungkan klaster industri ke fasilitas penyimpanan di laut. 

    Menanggapi situasi ini, pemerintah Belanda memutuskan untuk mengalokasikan dana sebesar EUR639 juta guna menjamin kelangsungan proyek dan mengurangi risiko finansial yang harus ditanggung oleh dua mitra tersisa, yaitu EBN dan Gasunie.

    Berdasarkan rencana, proyek Aramis akan memiliki kapasitas penyimpanan hingga 22 juta ton CO₂ per tahun dan dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun 2030. Kapasitas ini diharapkan mampu berkontribusi secara signifikan terhadap pencapaian target iklim Belanda, yakni pengurangan emisi sebesar 55 persen pada tahun 2030 dibandingkan tingkat emisi pada tahun 1990. 

    Saat ini, Belanda telah berhasil mengurangi emisinya sebesar 37 persen dari tingkat emisi tahun 1990, namun menurut dewan penasihat iklim nasional, upaya tambahan masih diperlukan untuk mencapai target 2030.

    Lokasi proyek Aramis berada di Maasvlakte, Pelabuhan Rotterdam. Proyek ini akan mengumpulkan CO₂ dari berbagai klaster industri yang tersebar di Belanda, Belgia, Prancis, dan Jerman. CO₂ yang ditangkap dari fasilitas-fasilitas ini akan dikirim melalui pipa darat atau kapal ke hub pengumpulan di Maasvlakte. 

    Setelah itu, gas akan dikompresi dan dialirkan melalui pipa bawah laut menuju platform distribusi lepas pantai, kemudian disuntikkan ke dalam ladang gas kosong di dasar Laut Utara.

    Salah satu karakteristik penting dari proyek Aramis adalah konsep "akses terbuka". Konsep ini memungkinkan pelanggan industri dan penyedia penyimpanan lepas pantai lainnya untuk bergabung dengan infrastruktur tersebut di masa depan. 

    Dengan demikian, Aramis tidak hanya mendukung pengurangan emisi nasional Belanda, tetapi juga membuka peluang bagi kolaborasi lintas negara di Eropa dalam mendukung upaya dekarbonisasi sektor industri.

    Proyek Aramis kini menjadi salah satu pilar utama dalam strategi Belanda untuk mencapai transisi energi yang lebih bersih, dengan fokus pada infrastruktur yang dapat mengakomodasi kebutuhan penangkapan dan penyimpanan karbon dalam skala besar. Keputusan investasi akhir untuk proyek ini dijadwalkan akan diambil pada tahun 2026.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79