Logo
>

Bapanas: Program Bantuan Pangan Beras Turunkan Kemiskinan

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Bapanas: Program Bantuan Pangan Beras Turunkan Kemiskinan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan bahwa program bantuan pangan beras 10 kilogram (kg) yang dialokasikan untuk 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di seluruh Indonesia telah memberikan dampak signifikan dalam mengurangi tingkat kemiskinan.

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Juli 2024 bahwa bersama dengan program bantuan sosial lainnya, program bantuan pangan ini telah mempengaruhi penurunan angka kemiskinan. Pada Maret 2024, persentase penduduk miskin tercatat sebesar 9,03 persen, menurun 0,33 persen poin dibandingkan Maret 2023, dan berkurang 0,54 persen poin dibandingkan September 2022, kata Arief di Jakarta, Rabu 17 Juli 2024.

    Arief menekankan bahwa bantuan pangan beras merupakan salah satu program pemerintah yang menjadi penopang ekonomi masyarakat dan berkontribusi pada penurunan kemiskinan. Ia menjelaskan bahwa kebutuhan pangan tidak bisa ditunda atau digantikan dengan barang lainnya, mengingat posisinya yang sangat krusial.

    “Pangan adalah kebutuhan dasar setiap individu, termasuk kelompok masyarakat berpendapatan rendah yang aksesibilitasnya terhadap pangan relatif sulit,” ujarnya.

    Arief menyatakan bahwa bantuan pangan beras adalah bentuk nyata dari kehadiran pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat berpendapatan rendah dan mengendalikan inflasi di tengah tantangan ketahanan pangan yang kompleks.

    Ia menambahkan bahwa data BPS menunjukkan pentingnya aspek pangan dalam pengentasan kemiskinan, dengan kontribusi beras terhadap garis kemiskinan mencapai 21,84 persen di perkotaan dan 25,93 persen di pedesaan.

    Arief berharap dengan penyaluran bantuan pangan beras, angka kemiskinan dapat terus menurun dan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan baik.

    Sebagai komoditas pangan yang mayoritas dikonsumsi masyarakat Indonesia, sebagian stok beras pemerintah yang ada di Bulog dimanfaatkan untuk penyaluran bantuan pangan beras bagi 22 juta KPM di seluruh provinsi.

    Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, penyaluran bantuan pangan beras diperpanjang pada Agustus, Oktober, dan Desember 2024. Perpanjangan ini dilakukan setelah mempertimbangkan ketersediaan dan kecukupan alokasi APBN, jelas Arief.

    Selain penyaluran bantuan pangan, pemerintah juga menggelontorkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk meningkatkan aksesibilitas pangan yang murah dan terjangkau oleh masyarakat umum.

    Arief menambahkan bahwa operasi pasar dan gerakan pangan murah (GPM) yang diselenggarakan di pusat, seluruh provinsi, dan kabupaten/kota terus digalakkan sehingga masyarakat dapat memperoleh bahan pangan yang terjangkau.

    “Bersama seluruh pemangku kepentingan terkait, ini adalah upaya bersama untuk menjaga kestabilan pasokan dan harga pangan, khususnya beras,” kata Arief.

    Kebijakan Impor Komoditas

    Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi menegesakan, ketahanan pangan Indonesia bisa terwujud tidak hanya didasarkan pada impor komoditas. Menurutnya, kunci ketahan pangan ada di tangan para petani.

    Hal itu dia ungkap dalam acara Gerakan Tanam Jagung bersama Kementerian Pertanian (Kementan) dan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Semin, Gunungkidul, DIY pada Senin, 1 Juli 2024 lalu.

    “Jadi jangan ketahanan pangan Indonesia itu didasarkan pada impor saja. Kuncinya ada di ada di bapak ibu semua, sedulur petani,” kata Arief dalam keterangan persnya.

    Jika dikaitkan dengan dinamika nilai tukar rupiah, kata Arief, produksi pangan dalam negeri dapat memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Karenanya, dia berharap produksi dalam negeri bisa terus ditingkatkan.

    “Ini kesempatan kita sekarang produksi dalam negeri, karena harganya pasti bagus,” imbuhnya.

    Arief juga mendorong Kementan agar dapat memastikan dukungan terhadap petani, misalnya benih dan pupuk. Sementara pihaknya saat ini mempersiapkan di fase pasca panen seperti penyerapan oleh peternak unggas dan mobilisasi stok dari daerah surplus ke daerah yang defisit.

    Dalam kunjungan kerjanya di Gunungkidul berikutnya pada masa panen dan tanam padi, Arief mendorong adanya percepatan produksi tanam. “Kita tentunya bersyukur pada hari ini kita bisa masih bisa melakukan panen dan diharapkan bisa melakukan percepatan tanam, karena salah satu yang menjadi harapan Bapak Presiden (Joko Widodo) adalah bagaimana kita melakukan percepatan produksi kembali,” ungkapnya.

    Dia menegaskan, Jokowi juga sebelumnya meminta semua pihak untuk mewaspadai ancaman kekeringan dan dampaknya terhadap ketersediaan pangan. Hal ini, kata Arief, mesti dimitigasi dengan cepat dan sedini mungkin.

    Terlebih World Bank dalam publikasi Indonesia Economic Prospects yang dirilis Juni ini menyebutkan inflasi dan harga pangan pokok seperti beras, daging ayam, dan telur sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim.

    Diketahui, El Nino pada 2023 menyebabkan kondisi yang lebih kering daripada biasanya dan berdampak pada produksi pangan di Indonesia. Karenanya, Arief, meminta para petani untuk turut menyiapkan langkah mitigasi lebih awal.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.