Logo
>

BI Dukung Pemerintah bikin Ekonomi Ramah Lingkungan

Ditulis oleh Pramirvan Datu
BI Dukung Pemerintah bikin Ekonomi Ramah Lingkungan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bank Indonesia (BI) berkomitmen mendukung pemerintah dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan ramah lingkungan. Ini menjadi salah satu kebijakan utama instansi tersebut.

    "Kebijakan kami tidak hanya mencakup sistem moneter, memelihara stabilitas sistem pembayaran, maupun menjaga stabilitas nilai rupiah, tetapi juga berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan hijau," kata Deputi Gubernur BI, Aida S. Budiman Dikutip di Jakarta, Rabu 24 Juli 2024.

    Untuk melaksanakan tugas tersebut, BI rutin mengadakan pertemuan Dewan Gubernur setiap bulan guna menjaga pertumbuhan ekonomi nasional.

    Pada triwulan pertama tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat cukup baik dengan angka 5,11 persen. Indikator-indikator penunjang terkini sesuai dengan proyeksi BI berada di kisaran 4,7 hingga 5,5 persen.

    "Inflasi juga berada dalam kondisi yang baik di angka 2,5 persen, dengan toleransi plus minus 1 persen. Meski diproyeksikan pada akhir tahun inflasi nasional sedikit lebih tinggi dari titik tengah, namun masih dalam target," ujar Aida.

    Peran Penting Komunitas

    Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyebut komunitas memiliki peran penting dalam membangun ekonomi hijau di Indonesia.

    “Gaung pariwisata hijau yang berkualitas dan berkelanjutan ini semakin mendapat amplifikasi dari teman-teman komunitas,” ujar Sandiaga dalam keterangannya, Sabtu, 20 Juli 2024.

    Komunitas juga, tutur Sandiaga, dinilai berperan dalam membantu pemerintah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya ekonomi hijau dan praktik-praktik ramah lingkungan, mendorong inovasi dan kewirausahaan hijau, melaksanakan proyek hijau di komunitas, mendorong kebijakan ramah lingkungan, hingga membangun solidaritas serta kolaborasi.

    Sandiaga menuturkan, pariwisata hijau bisa menciptakan banyak peluang mulai dari menjaga lingkungan hingga menangani sampah.

    “Pariwisata hijau ini menciptakan banyak peluang mulai dari menjaga lingkungan, menangani sampah, menanam mangrove, restorasi terumbu karang, dan banyak lagi kegiatan yang bisa menghasilkan kesempatan untuk mencetak pemenang,” ujar Sandiaga.

    Indonesia memiliki potensi pariwisata yang amat tinggi. Dapat dilihat dari kekayaan alam yang luar biasa sehingga dibutuhkan tanggung jawab yang besar untuk menjaga dan melestarikan sumber daya alam yang dimiliki.

    Pariwisata dan ekonomi kreatif yang ramah lingkungan adalah kunci untuk memastikan bahwa keindahan alam dan budaya tetap terjaga sehingga dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

    Ekonomi Jangka Panjang

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pernah menegaskan bahwa penerapan ekonomi hijau dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan rata-rata 6,22 persen hingga 2045.

    “Dengan ekonomi hijau, pertumbuhan ekonomi jangka panjang dapat stabil di angka 6,22 persen hingga 2045, mengurangi emisi sebesar 86 juta ton CO2-ekuivalen, dan menciptakan hingga 4,4 juta lapangan kerja,” ujar Airlangga secara virtual dalam Green Economy Expo 2024, Kamis, 4 Juli 2024.

    Airlangga menekankan pentingnya ekonomi hijau, tidak hanya untuk target pertumbuhan ekonomi, tetapi juga sebagai strategi untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah dan menuju status negara maju. Ia menyoroti dua peluang utama dalam pengembangan ekonomi hijau. Pertama, transisi aktivitas ekonomi eksisting, terutama di sektor energi.

    Indonesia diarahkan untuk mengadopsi energi baru dan terbarukan seperti energi surya, angin, air, dan biomassa. Selain itu, pengurangan emisi karbon dari PLTU akan dilakukan melalui kombinasi amonia dan Carbon Capture Storage (CCS). Ekosistem kendaraan listrik (EV) juga menjadi fokus untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil.

    “Ekonomi hijau dan sirkular akan membantu industri di Indonesia untuk berdaya saing pada aspek keberlanjutan,” ujar Airlangga.

    Saat ini, terdapat 152 perusahaan yang telah memiliki Sertifikat Industri Hijau, dengan manfaat ekonomi berupa penghematan energi senilai Rp3,2 triliun per tahun dan penghematan air senilai Rp169 miliar per tahun.

    Peluang kedua adalah menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru melalui pengembangan sektor dan aktivitas sirkular yang inovatif, termasuk industri berbasis sumber daya alam hayati berkelanjutan atau bio-ekonomi, serta ekonomi biru dan industri pemanfaatan limbah.

    Hingga saat ini, Pemerintah telah mengembangkan 22 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang diharapkan dapat mengadopsi prinsip ekonomi hijau dan ekonomi sirkular. Airlangga juga memuji banyaknya perusahaan rintisan (startup) dan bisnis baru yang menerapkan prinsip 9R ekonomi sirkular: RefuseRethinkReduceReuseRepairRefurbishRemanufactureRecycle, dan Recover.

    Menurut dia, startup ini merupakan inovasi anak muda yang melihat peluang dalam implementasi ekonomi sirkular dan ekonomi hijau.

    “UMKM juga dapat menjadi aktor utama dalam transisi ekonomi sirkular, seperti bisnis reparasi, pengumpulan barang elektronik bekas, dan daur ulang limbah. Baik startup maupun UMKM memerlukan dukungan pendampingan dan pendanaan untuk tumbuh dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional,” katanya.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.