KABARBURSA.COM - Petani di Spanyol berhasil memanfaatkan biji zaitun sebagai solusi energi alternatif di tengah melonjaknya harga gas dan listrik akibat krisis energi. David Jimenez Zamora, salah satu petani di Granada, memanaskan kolam renang di rumah pertanian abad ke-18 yang disewakannya, tanpa harus membayar tagihan energi yang membengkak seperti warga Spanyol lainnya.
"Kami menggunakan biji zaitun dari pohon-pohon kami untuk memanaskan kolam renang, sistem pemanas lantai, dan air panas," kata David, dikutip dari Reuters, Sabtu, 21 September 2024.
Setiap tahun, mulai September, ia memanfaatkan biji zaitun dari kebunnya untuk memenuhi kebutuhan energi di rumahnya. Di gudangnya, tersimpan 5.000 kilogram biji zaitun yang digunakan untuk berbagai keperluan energi.
Selain itu, biji zaitun juga digunakan untuk menggerakkan mesin produksi minyak zaitun di dua koperasi pertanian tempat David bergabung. Dengan bantuan panel surya untuk memenuhi kebutuhan energi lainnya, sistem ini menjadi contoh bagi sektor pertanian dalam membantu mengurangi emisi karbon di sektor yang sulit dialihkan ke energi listrik, seperti penerbangan.
Penggunaan biji zaitun sebagai biomassa sebenarnya sudah dikenal di negara penghasil zaitun seperti Spanyol dan Italia. Namun, krisis energi yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina, bersama dengan upaya Eropa untuk mendekarbonisasi, telah membangkitkan minat baru dalam memaksimalkan penggunaan limbah zaitun. Selain itu, fluktuasi harga minyak zaitun dalam beberapa tahun terakhir membuat industri ini semakin tertarik untuk mengoptimalkan nilai dari hasil panen mereka.
Perusahaan besar seperti Repsol dan Cepsa pun melihat peluang besar dalam pemanfaatan limbah organik dari industri minyak zaitun yang kini menjadi bahan baku penting dalam produksi biofuel.
Produsen Terbesar di Dunia
Spanyol, sebagai produsen minyak zaitun terbesar di dunia, menyumbang hingga setengah dari produksi global dalam beberapa tahun terakhir. Delapan puluh persen dari produksi tersebut berasal dari wilayah Andalusia.
Menurut perkiraan asosiasi biomassa Spanyol (Avebiom), Spanyol juga menghasilkan lebih dari setengah stok biji zaitun di Eropa. Menurut Pablo Rodero, salah satu pengurus dalam asosiasi tersebut, dari setiap ton zaitun yang diolah, biji zaitun menyumbang sekitar 8 hingga 10 persen. Rata-rata, negara ini memproduksi 400.000 ton biji zaitun setiap tahun.
Sekitar sepertiga dari biji zaitun tersebut diproses lebih lanjut untuk mengurangi kadar kelembaban dan menghasilkan produk bersih yang bisa digunakan untuk bahan bakar boiler rumah tangga yang memiliki harga jual tertinggi. Sisanya digunakan untuk menghasilkan energi panas bagi pabrik penggilingan minyak tradisional dan boiler industri.
Harga yang Fluktuatif
Seiring dengan meningkatnya minat terhadap biomassa, semakin banyak pabrik yang memurnikan biji zaitun untuk dijual ke konsumen domestik. Pada akhir tahun lalu, terdapat 31 perusahaan di Spanyol yang mengolah biji zaitun menjadi biomassa, naik dari 25 pada tahun 2020.
Pelaez Renovables, salah satu perusahaan tersebut yang berlokasi di Andalusia, memurnikan hingga 25.000 ton biji zaitun setiap tahun. Mitra pengelola perusahaan, Jose Pelaez, menjelaskan nilai tambah yang dihasilkan mencapai antara 60 hingga 80 euro per ton.
Namun, dua tahun terakhir menjadi tantangan besar bagi industri. Suhu ekstrem di Spanyol merusak panen zaitun, mengurangi pasokan biji zaitun di pasar, dan memicu lonjakan harga yang drastis. Harga biji zaitun melonjak dua kali lipat pada tahun 2021, mencapai 400 euro per ton, atau sekitar 8 sen euro per kilowatt jam (kWh). Hal ini, menurut Pelaez, menyebabkan penurunan permintaan hingga 40 persen.
Meskipun begitu, harga biji zaitun tetap lebih rendah dibandingkan dengan solar, serta bersaing dengan harga pelet kayu dan serbuk kayu. Pada kuartal kedua tahun ini, harga biji zaitun turun menjadi sekitar 300 euro per ton, yang diharapkan Pelaez akan mendorong peningkatan penjualan sebesar 5 hingga 10 persen setiap tahun.
Namun, aktivis lingkungan seperti Sara Pizzinato dan Helena Moreno dari Greenpeace Spanyol menekankan biomassa dan biofuel sebaiknya hanya digunakan sebagai solusi terbatas ketika elektrifikasi tidak memungkinkan. Menurut mereka, pembakaran biomassa tetap memiliki dampak lingkungan dan melepaskan polutan.
"Sektor ini mulai menarik minat perusahaan ekuitas swasta yang ingin mengindustrialisasi produksinya, yang berpotensi membuatnya tidak berkelanjutan," kata Moreno.
Pada 2022, perusahaan minyak Cepsa bahkan menggunakan biji zaitun dan limbah lainnya dari industri minyak zaitun untuk memproduksi bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF). Ini digunakan untuk lebih dari 200 penerbangan dari Bandara Seville, Andalusia.
Meskipun beberapa perusahaan besar lebih fokus pada limbah lain yang lebih murah dan lebih mudah diubah menjadi biofuel, seperti minyak goreng bekas, limbah zaitun semakin penting bagi pabrik penggilingan minyak zaitun. Menurut Macarena Sanchez, Direktur Almazaras Federadas de Espana, limbah ini kini menyumbang hingga sepertiga pendapatan pabrik.
Rodero dari Avebiom menambahkan, "Ini perubahan besar bagi industri yang dulu kesulitan mengelola limbahnya. Sekarang, semuanya dimanfaatkan. Zaitun itu seperti babi: tidak ada yang terbuang."(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.