KABARBURSA.COM – Usaha olahan pangan Nanas-Qu terus menanjak sejak meraih juara kedua ajang Pertamina Pertapreneur Aggregator 2024.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau UMKM binaan PT Pertamina (Persero) Nanas-Qu ini bukan hanya meningkatkan produksi, tetapi juga memberdayakan hampir seribu petani nanas madu di Desa Siwarak, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Di bawah bendera CV Siwarak Sejahtera Sentosa (SSS) Food, Nanas-Qu berhasil membuka lapangan kerja lokal, menggerakkan ekonomi desa, hingga mengolah limbah menjadi produk bermanfaat.
Bahkan, potensi pengembangan desa agrowisata nanas kini mulai digarap sebagai destinasi baru di wilayah tersebut.
Petani Terbantu Saat Harga Anjlok
Pemilik CV SSS Food, Ngudiono, mengungkapkan bahwa awalnya ia hanya bermitra dengan puluhan petani nanas madu. Namun kini jumlah mitra melonjak hingga lebih dari 900 petani.
“Lewat Pertapreneur Aggregator, saya belajar cara membangun rantai pasokan yang adil untuk petani, mengelola produksi agar lebih efisien, dan meningkatkan penghasilan, bukan hanya untuk saya tapi juga petani,” ujarnya lewat keterangan resmi, Senin 15 September 2025.
Program Pertamina untuk membantu UMKM ini terbukti mendulang hasil positif. Jika dulu produksi hanya 1.200–1.500 cup per hari, kini Nanas-Qu mampu menghasilkan lebih dari 5.000 cup olahan nanas setiap harinya berkat dukungan hibah peralatan produksi dari Pertamina.
Produksi Naik, Tenaga Kerja Bertambah
Awal berdiri tahun 2016, Nanas-Qu hanya mempekerjakan tiga orang. Tapi saat ini, jumlah pekerja tetap meningkat lima kali lipat, dan dalam dua tahun mendatang diproyeksikan menyerap hingga 30 orang tenaga kerja lokal.

Selain produk utama seperti jus, dodol, selai, manisan, asinan, dan koktail nanas, Nanas-Qu juga memperluas distribusi produknya hingga ke Jabodetabek, serta mulai merambah pasar ekspor ke Timur Tengah dan Asia Timur.
“Upaya ini diharapkan mampu mendorong peningkatan omzet sekaligus memperluas jangkauan produk inovasi berbasis nanas,” sebut Ngudiono.
Kelestarian Lingkungan dan Desa Wisata
Nanas-Qu juga aktif mengelola limbah produksi. Jika dulu kulit dan pucuk nanas terbuang ke sungai, kini diolah menjadi pakan ternak dan pupuk kompos oleh kelompok pengelola limbah. Lingkungan desa pun lebih bersih.
“Pertapreneur mengajarkan kami untuk peduli pada 2P, yaitu planet dan people, namun tetap harus profit,” jelas Ngudiono.
Ke depannya, ia menargetkan pembangunan desa agrowisata nanas sebagai pusat edukasi dan wisata. Sehingga pengunjung bisa melihat kebun nanas madu, proses produksi, hingga menjajal hasil olahan.
Pertamina Dorong UMKM Naik Kelas
VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa Pertapreneur Aggregator dirancang untuk mencetak UMKM aggregator yang mampu merangkul UMKM lain agar naik kelas.
“Naik kelas di sini tidak hanya pendapatan saja, tetapi UMKM mampu memperluas jangkauan pemasaran, serta mampu meningkatkan jumlah karyawan, kelompok petani, dan UMKM lain di sekitarnya yang mendapatkan manfaat ekonomi,” ungkap Fadjar.
Pertapreneur Aggregator mendampingi UMKM hingga ke tingkat Go Global, mulai dari sertifikasi, pelatihan jasa produksi, hingga pendampingan pitching produk ekspor.
Sejalan dengan Asta Cita dan ESG
Komitmen Pertamina dalam mengembangkan UMKM merupakan wujud nyata Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sekaligus mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.
Langkah ini sejalan dengan Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran, khususnya poin ketiga: menciptakan pekerjaan berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan mengembangkan industri kreatif.
Sebagai perusahaan energi, Pertamina juga menegaskan dukungannya pada target Net Zero Emission (NZE) 2060 dengan memastikan program sosial dan bisnis selaras dengan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG).
Bantu Masyarakat Nikmati Sumber Air Bersih
Pertamina membuktikan langkahnya dalam menghadirkan program yang berdampak baik bagi masyarakat.
Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Pertamina membangun 16 titik sumur bor air bersih sekaligus memberikan pelatihan pengelolaan sarana air bersih untuk warga Sragen, Jawa Tengah.
Menurut Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, Pertamina secara konsisten terus mendukung pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selain menyediakan infrastruktur, Pertamina juga membekali warga dengan keterampilan melalui pembentukan Kelompok Pengelola Air (KPA). Pelatihan tersebut berlangsung di Kantor Desa Trombol, Kecamatan Mondokan.
Fadjar menekankan, pembangunan fasilitas air bersih tidak hanya soal fisik, tetapi juga sebagai upaya pemberdayaan masyarakat agar mandiri.
“Pertamina tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga memastikan masyarakat mampu merawat dan mengelolanya secara berkelanjutan. Dengan begitu, manfaatnya bisa dirasakan hingga generasi mendatang,” kata Fadjar.
Atas langkah tersebut, apresiasi datang dari pemerintah setempat. Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Riset & Inovasi Daerah (BAPPERIDA) Sragen, Ariska Taminawati, menilai bahwa program ini sangat relevan bagi masyarakat karena menyasar 11 desa yang kerap dilanda kekeringan saat musim kemarau.
“Harapannya, masyarakat benar-benar bisa merawat fasilitas sarana dan prasarana yang telah diberikan agar dapat berkelanjutan,” jelas Ariska.
Bagi warga, program ini menjadi solusi nyata. Kliwon, salah satu anggota KPA, mengatakan, pelatihan yang digelar Pertamina tersebut sebagai inisiatif serta aset penting untuk keberlangsungan masa depan desa. “Alhamdulillah desa kami sekarang sudah tidak khawatir kekeringan,” ucap Kliwon.
Dengan hadirnya sumur bor air bersih ini, Pertamina berharap masyarakat Sragen dapat hidup lebih sehat, mandiri, dan sejahtera. Langkah ini juga diharapkan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain dalam mengelola sumber daya air secara berkelanjutan. (info-bks/*)