Logo
>

BNI Cetak Pahlawan Ekonomi Baru dari Ngawi Lewat UMKM

BNI bantu ratusan UMKM Ngawi naik kelas lewat pelatihan dan pendampingan, lahirkan pahlawan ekonomi baru dari pelaku usaha lokal.

Ditulis oleh Harun Rasyid
BNI Cetak Pahlawan Ekonomi Baru dari Ngawi Lewat UMKM
Ilustrasi Bank BNI bantu 380 UMKM di Ngawi naik kelas, ini kisah suksesnya. Foto: dok. BNI

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Memperingati Hari Pahlawan, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menggiatkan pemberdayaan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia.

    Sebab bagi BNI, para pelaku UMKM adalah pahlawan ekonomi modern yang berjuang membangun kemandirian dan menumbuhkan ekonomi nasional dari akar rumput.

    Melalui program BNI Berbagi di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, BNI telah membantu pengembangan lebih dari 380 pelaku UMKM lokal. 

    Program BNI tersebut menjadi wadah pembinaan, pendampingan, serta fasilitasi akses pasar agar pelaku usaha bisa naik kelas dan berdaya saing lebih tinggi.

    Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menjelaskan, pemberdayaan UMKM menjadi salah satu fokus utama BNI dalam memperkuat ekonomi kerakyatan yang inklusif dan berkelanjutan.

    "BNI berkomitmen menghadirkan solusi nyata bagi pelaku usaha lokal agar dapat naik kelas melalui pembinaan dan pendampingan menuju akses pasar yang lebih luas," ujar Okki dalam keterangan tertulis, Senin 10 November 2025.

    Langkah BNI ini tidak sekadar memberi bantuan modal, tapi juga memastikan pelaku UMKM mendapatkan bimbingan menyeluruh mulai dari branding, pengemasan, digital marketing, hingga kesempatan mengikuti pameran berskala nasional.

    Awicho, Bukti Nyata Pahlawan Ekonomi dari Ngawi

    Salah satu kisah sukses yang lahir dari program ini datang dari Awicho, UMKM asal Ngawi yang berhasil memadukan dua bahan lokal khas Indonesia: cokelat dan tempe menjadi inovasi kuliner unik yang kini dikenal di berbagai kota besar.

    Awicho didirikan oleh Masrifah Hidayati Nur, akrab disapa Ida, pada 2014. Awalnya, Ida hanya memproduksi cokelat karakter musiman. Namun, dari serangkaian eksperimen, ia menemukan ide menciptakan cokelat tempe, menggabungkan dua ikon rasa khas daerahnya.

    "Ngawi terkenal dengan tempe. Jadi saya berpikir untuk membuat cokelat tempe. Tidak mudah, karena dua bahan ini punya karakter berbeda. Tapi setelah banyak percobaan, akhirnya ketemu rasa yang pas," jelas Ida.

    Melalui pembinaan BNI, Ida mendapatkan pelatihan dalam hal branding, packaging, dan strategi digital marketing, hingga tampil di berbagai pameran UMKM lokal dan nasional.

    "Dari pelatihan dan dukungan BNI, kami belajar banyak tentang strategi penjualan dan pengembangan produk. Sekarang penjualan kami meningkat signifikan," katanya.

    Dari Terpuruk ke Sukses: Omzet Tembus Rp210 Juta

    Kini, Awicho mempekerjakan lima karyawan tetap dan memproduksi beragam varian olahan cokelat dan tempe, seperti cokelat tempe, brownies kering tempe, serta keripik tempe cokelat dengan harga mulai Rp5.000 hingga Rp25.000 per kemasan.

    Ida juga turut memberdayakan ibu rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya, agar mereka memiliki penghasilan tambahan.

    "Sebagian besar dari mereka adalah tulang punggung keluarga. Saya ingin mereka juga bisa mandiri dan punya penghasilan sendiri," tambahnya.

    Meski sempat terpukul saat pandemi Covid-19 dengan omzet yang anjlok hingga Rp2 juta sampai 3 juta per bulan, Ida tak menyerah. Berkat pendampingan dan dukungan berkelanjutan dari BNI, kini omzet Awicho stabil di kisaran Rp25 juta hingga 30 juta per bulan, bahkan melonjak hingga Rp210 juta saat musim Lebaran.

    Kisah Awicho menjadi bukti bahwa semangat kepahlawanan tak hanya lahir di medan juang, tetapi juga di dunia usaha. Melalui program pemberdayaan dan kolaborasi yang konsisten, BNI terus melahirkan pahlawan-pahlawan ekonomi baru yang mampu membangun kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dari akar rumput.

    Dengan semangat Hari Pahlawan, BNI berkomitmen menyalakan kembali api perjuangan ekonomi bangsa membantu pelaku UMKM naik kelas, memperluas akses pasar, dan mencetak generasi baru pejuang ekonomi Indonesia.

    BNI Dukung wondr Surabaya ITS Run 2025, Ribuan Pelari Ramaikan Kota Pahlawan

    Ajang wondr Surabaya ITS Run 2025 diikuti 3.000 pelari dari berbagai komunitas, alumni, dan masyarakat umum yang memadati pusat Kota Surabaya pada Minggu, 2 November lalu.

    Gelaran wondr Surabaya ITS Run 2025 merupakan hasil kolaborasi antara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI dengan berbagai pihak yaitu Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Ikatan Alumni ITS PW Jatim, dan Pemerintah Kota Surabaya.

    wondr Surabaya ITS Run 2025 yang diinisiasi BNI ini terbilang sukses menghadirkan semangat sport tourism dan memberi dampak langsung bagi ekonomi lokal, dan gaya hidup sehat masyarakat.

    Acara dibuka dengan seremoni flag off di Balai Kota Surabaya oleh Wali Kota Eri Cahyadi, Rektor ITS Prof Bambang Pramujati, dan Direktur Kelembagaan BNI Eko Setyo Nugroho. 

    Para pelari berlomba dalam tiga kategori yaitu 10K, 5K, dan 2K melintasi rute ikonik mulai dari Balai Kota, Jalan Gubernur Suryo, Taman Apsari, hingga Kampus ITS Sukolilo.

    Direktur Kelembagaan BNI, Eko Setyo Nugroho menyatakan, partisipasi BNI dalam ajang ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam membangun ekosistem gaya hidup sehat dan terintegrasi dengan layanan keuangan digital.

    “Kami hadir sebagai mitra dalam membangun ekosistem gaya hidup sehat berbasis layanan keuangan digital,” ujar Eko lewat keterangan resmi, Senin 3 November 2025.

    Ia menambahkan, dukungan BNI terhadap kegiatan seperti wondr Surabaya ITS Run juga menjadi upaya memperluas inklusi keuangan digital di ruang publik. 

    Selama acara, peserta dan pengunjung dapat bertransaksi secara non-tunai menggunakan wondr by BNI, BNI TapCash, serta BNI Debit Contactless.

    Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini yang membawa manfaat sosial dan ekonomi nyata bagi masyarakat.

    “Event ini bukan sekadar lomba lari, tetapi ajang mempererat kebersamaan dan kolaborasi. Sport tourism seperti ini menghidupkan ruang kota dan membuka kesempatan bagi UMKM untuk tumbuh bersama,” ungkap Eri.

    Ketua Harian IKA ITS PW Jatim, Yoke Candra Katon menilai jika ajang ini merupakan model kolaborasi baru yang memadukan kekuatan akademik, solidaritas alumni, serta visi kota berdaya saing.

    “Kegiatan ini bukan sekadar ajang lari, tetapi wadah membangun jejaring kemanfaatan. Ada ITS dengan kekuatan intelektual, alumni dengan jejaring luas, pemerintah kota dengan dukungan kebijakan, serta BNI dengan inovasi finansial. Semua bersatu demi kebaikan masyarakat,” sebutnya.

    Sementara Sekretaris Umum IKA ITS PW Jatim sekaligus Wakil Rektor II ITS, Machsus menekankan filosofi berlari sebagai simbol semangat ITS untuk terus berpacu dengan waktu, dan memberi manfaat bagi bangsa.

    “Kami akan menjadikan wondr Surabaya ITS Run Fest sebagai agenda tahunan kolaboratif antara ITS, IKA ITS PW Jatim, dan Pemkot Surabaya,” tutur Machsus.

    Kemudian Ketua Pelaksana wondr Surabaya ITS Run 2025 Malik Atmadja menyebut, kegiatan ini juga berdampak langsung pada ekonomi lokal dengan melibatkan puluhan UMKM binaan Dinkopumdag Surabaya.

    “Peserta berlari, masyarakat berdaya. Perputaran ekonomi lokal meningkat signifikan berkat keterlibatan UMKM,” kata Malik.

    Ajang ini menjadi bukti nyata sinergi antara dunia akademik, pemerintah daerah, komunitas, dan sektor perbankan. Melalui kolaborasi ini, BNI memperkuat perannya dalam membangun ekonomi lokal yang inklusif, memperluas budaya transaksi digital, dan menanamkan semangat hidup sehat di tengah masyarakat Surabaya yang dinamis. (info-bks/*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Harun Rasyid

    Harun Rasyid adalah jurnalis KabarBursa.com yang fokus pada liputan pasar modal, sektor komersial, dan industri otomotif. Berbekal pengalaman peliputan ekonomi dan bisnis, ia mengolah data dan regulasi menjadi laporan faktual yang mendukung pengambilan keputusan pelaku pasar dan investor. Gaya penulisan lugas, berbasis riset, dan memenuhi standar etika jurnalistik.