Logo
>

Pentingnya Sinergi Lintas Sektor dalam Wujudkan Perdagangan Hijau

Keberhasilan transisi menuju perdagangan hijau tidak dapat dicapai oleh satu pihak

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Pentingnya Sinergi Lintas Sektor dalam Wujudkan Perdagangan Hijau
Ilustrasi penghijauan (foto: IDX Carbon)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya menjadikan perdagangan hijau sebagai langkah konkret menghadapi perubahan iklim.

    Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro mengatakan,  transformasi menuju sistem perdagangan yang berkelanjutan merupakan langkah strategis dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan.

    “Di Kementerian Perdagangan, kami memiliki perhatian khusus terhadap upaya mencari solusi terbaik terhadap perubahan iklim. Oleh karena itu, kami mendorong perdagangan yang bukan hanya inklusif, tetapi juga ramah terhadap lingkungan. Tanpa penerapan prinsip perdagangan hijau, hal tersebut justru bisa menjadi pembatas bagi kita sendiri,” ujar dia dalam keterangannya, Sabtu, 8 November 2025.

    Menurutnya, pentingnya sinergi lintas sektor dalam mewujudkan ekosistem perdagangan berkelanjutan, termasuk kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan akademisi.

    Roro menyebut, keberhasilan transisi menuju perdagangan hijau tidak dapat dicapai oleh satu pihak saja, melainkan memerlukan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan.

    “Diperlukan kolaborasi konkret agar kebijakan, inovasi, dan kegiatan perdagangan dapat berjalan seiring dengan komitmen terhadap lingkungan," tutur dia.

    Roro memandang bahwa perdagangan hijau merupakan kebutuhan untuk menjaga daya saing Indonesia di pasar internasional. Ia mengungkapkan, penerapan prinsip keberlanjutan, seperti pengurangan emisi karbon dan penggunaan bahan baku ramah lingkungan menjadi faktor penting dalam menentukan akses dan kepercayaan terhadap produk ekspor Indonesia.

    Dikatakan, Indonesia sendiri telah berkomitmen menurunkan emisi karbon hingga 32 persen pada 2030 sesuai dengan Perjanjian Paris (Paris Agreement).

    "Melalui penerapan perdagangan hijau, kita tidak hanya memperkuat daya saing di pasar internasional, tetapi juga memastikan generasi mendatang mewarisi bumi yang lebih baik dan sehat,” terang Roro.

    Adapun perlu diketahui, ekspor produk hijau Indonesia terus meningkat dan mencapai USD8,03 miliar pada 2024, naik dari USD 7,03 miliar pada 2020. Kondisi ini menunjukkan potensi besar untuk memperkuat produksi produk hijau dalam negeri, mulai dari energi terbarukan, pertanian, kehutanan, hingga industri manufaktur ramah lingkungan.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.