KABARBURSA.COM – Dua emiten energi Grup Barito Pacific—PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)—menguat pada perdagangan Senin siang, 7 Juli 2025. Pergerakan ini muncul jelang debut IPO anak usaha anyar Grup Prajogo Pangestu, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), pada 9 Juli besok.
Berdasarkan data Stockbit, BRPT melonjak 4,84 persen ke level 1.625-1.630-an dengan momentum akumulasi kuat sejak sesi pagi. Kenaikan ini menjadi yang tertinggi dalam seminggu terakhir, setelah sebelumnya sempat menyentuh level terendah 1.540 pada pertengahan pekan lalu.
Lalu BREN juga ikut menguat 3,51 persen ke posisi 5.900. Lonjakan volume tercatat mencapai 16,4 juta saham dengan transaksi aktif di atas 9,7 juta lembar yang menandakan peningkatan minat pasar terhadap emiten energi hijau ini.
Sementara itu, TPIA bergerak stagnan di level 9.800, setelah sempat melemah tipis ke 9.750 pada sesi awal. Volume perdagangan cukup moderat dengan akumulasi beli mulai terlihat, namun belum cukup kuat mengangkat harga secara signifikan.
Pergerakan Pasar Menyambut CDIA
Penguatan saham BRPT dan BREN pada perdagangan hari ini ditafsirkan sebagai respons awal investor terhadap rencana penawaran umum perdana saham CDIA yang dijadwalkan pada 9 Juli 2025.
CDIA bukan sekadar entitas baru di bawah Grup Barito, melainkan bagian dari ekspansi strategis yang memperluas cakupan bisnis konglomerasi milik Prajogo Pangestu ke sektor infrastruktur dasar dan utilitas publik. Perusahaan ini merupakan anak usaha dari TPIA yang didirikan bersama mitra asing, EGCO Group (Phoenix Power), dan akan melantai di Bursa Efek Indonesia pada 9 Juli 2025.
Secara struktural, CDIA dirancang sebagai perusahaan holding yang mengelola portofolio aset di empat pilar utama: energi, logistik, air, serta pelabuhan dan penyimpanan. Masing-masing pilar ini bukan hanya simbol keberagaman usaha, tetapi juga representasi dari rantai pasok industri berat yang selama ini menopang bisnis Grup Barito.
Di sektor energi, CDIA memiliki kendali atas pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) berkapasitas 120 MW di Cilegon serta proyek patungan berkapasitas 200 MW bersama Krakatau Posco, yang menunjukkan peran strategisnya dalam ketahanan energi kawasan industri. Sementara itu, di sektor logistik, perusahaan mengoperasikan tujuh kapal pengangkut bahan kimia dan gas, ditambah 155 unit armada logistik darat melalui anak dan entitas asosiasinya—sebuah kekuatan fisik yang menopang pergerakan barang industri di Indonesia.
Tak berhenti di situ, lini pelabuhan dan penyimpanan CDIA diperkuat oleh dua dermaga dan 72 tangki penyimpanan cairan dengan total kapasitas 130.000 meter kubik. Sementara di sektor air, mereka mengoperasikan water treatment plant Krenceng yang mampu mengolah air hingga 1.800 liter per detik, dan mengelola waduk Nadra Krenceng berkapasitas hingga 5,4 juta meter kubik.
Menurut riset tim Korea Investment & Sekuritas Indonesia, tidak ada katalis fundamental yang menekan saham-saham Grup Prajogo saat ini, termasuk TPIA, selain fakta bahwa pasar tengah menanti aksi korporasi dari lini usaha lainnya. “Saham Prajogo turun meski tidak ada berita penting terkait, kecuali investor menunggu anak perusahaan IPO mereka, CDIA, minggu ini,” tulis mereka dalam laporannya yang dikutip Senin, 7 Juli 2025.
Selain faktor IPO, penguatan BRPT juga diperkuat oleh kabar internal terkait laporan pengalihan kembali saham hasil buyback yang diumumkan perusahaan pada 4 Juli lalu. Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa, BRPT menyampaikan bahwa sebanyak 146,67 juta saham hasil buyback telah dialihkan, menyisakan 42,77 juta saham treasury. Meskipun tidak disertai detail nilai transaksi, langkah ini memberi sinyal bahwa manajemen mulai mengaktifkan strategi pengelolaan ekuitas yang selama ini tertahan.
Di sisi lain, BREN menguat dengan latar belakang ekspektasi jangka panjang terhadap proyek-proyek energi terbarukan yang digarapnya. Setelah lama fokus di sektor panas bumi melalui Star Energy, Barito Renewables mulai memperluas portofolionya ke energi angin sejak mengakuisisi Sidrap Wind Farm berkapasitas 75 MW pada April 2024. Arah diversifikasi ini sejalan dengan tren global menuju energi hijau—sebuah narasi yang juga diyakini akan menjadi bagian dari positioning strategis CDIA sebagai perusahaan investasi modern milik grup.
Dengan kombinasi antara momentum korporasi, sentimen IPO, dan arah strategis jangka panjang, pasar tampaknya tengah membentuk ekspektasi baru terhadap ekosistem saham Grup Barito.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.