Logo
>

Cegah Longsor, Pertamina-KLHK Hijaukan Hulu DAS Bekasi

Pertamina dan KLHK menanam ratusan pohon produktif di hulu DAS Bekasi untuk mitigasi bencana, dukung ekonomi warga, dan capai net zero emission 2060.

Ditulis oleh Harun Rasyid
Cegah Longsor, Pertamina-KLHK Hijaukan Hulu DAS Bekasi
Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono dan Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono melakukan Penanaman Pohon dalam rangka Mengurangi Jejak Karbon, Sabtu (1/11) di Bogor. Foto: dok. Pertamina

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Pertamina (Persero) bersama dengan Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, menanam ratusan pohon produktif di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK), Sukamakmur, Kabupaten Bogor.

    Kegiatan positif antara Pertamina dan pihak terkait tersebut berlangsung pada Sabtu, 1 November 2025, di hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Bekasi sebagai wilayah yang sebelumnya minim tanaman dan rawan longsor.  

    Pohon produktif seperti alpukat, durian, rambutan, dan petai ditanam di lahan seluas 100 hektar, sekaligus sebagai langkah mitigasi bencana di kawasan perbukitan.  

    Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq menyatakan bahwa kegiatan dipusatkan di Desa Pabuaran, hulu DAS Bekasi yang mencakup tiga aliran sungai utama yakni Cilensi, Hambalang, dan Bekasi.  

    “Daerah ini rawan banjir karena hulu DAS ini sempat gundul. Dengan menanam pohon di wilayah kawasan konservasi, program ini membantu mengurangi risiko banjir dan longsor saat curah hujan tinggi. Pohon-pohon ini juga akan menyerap air dan menstabilkan tanah,” ujar Menteri Hanif lewat keterangan resmi, Minggu 2 November 2025.

    Ia menambahkan, setiap pohon yang tumbuh akan memberi manfaat besar bagi lingkungan.  

    “Satu pohon yang tumbuh besar bisa memberi oksigen untuk dua orang. Karena itu, mari terus menanam dan menjaga lingkungan, dimulai dari hulu sungai seperti di sini,” jelas Hanif.

    Sementara itu Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono, menekankan bahwa kegiatan penanaman pohon ini adalah bagian dari program keseimbangan karbon (carbon offset) menjelang Konferensi Iklim Dunia (COP30) di Belém, Brazil. 

    Pertamina sendiri, mendukung komitmen Indonesia tersebut dalam Paris Agreement untuk mencapai net zero emission (NZE) 2060.  

    “Satu pohon yang ditanam ini akan memiliki peran ganda: menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida (CO₂). Semakin banyak yang menanam, semakin besar kontribusi kita dalam mengurangi emisi. Dengan cara ini, kita seperti ‘menghapus dosa karbon’ agar bumi tetap sehat dan layak dihuni,” ujar Diaz.  

    Sinergi Pertamina untuk Mitigasi Iklim dan Kesejahteraan Warga

    Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis PT Pertamina (Persero), Agung Wicaksono, menyebut program ini mendukung target pemerintah menghadapi perubahan iklim sekaligus memberi nilai ekonomi bagi masyarakat.  

    “Hari ini Pertamina Group menanam 500 pohon sebagai bentuk dukungan nyata terhadap aksi mitigasi iklim. Kegiatan ini bukan hanya simbol, tapi bagian dari komitmen kami untuk menyeimbangkan emisi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelas Agung.  

    Agung menambahkan, kolaborasi dengan lembaga, mitra, dan masyarakat lokal memperkuat pelestarian lingkungan sekaligus ekonomi setempat.  

    Masyarakat Nikmati Manfaat Ekonomi dari Pohon Produktif

    Ketua RW 06 Desa Pabuaran, Rizwan, mengatakan warga kini berpeluang meningkatkan ekonomi melalui hasil panen pohon produktif.  

    “Dulu hutan di sini gundul karena tidak ada lagi penanaman pohon baru. Sekarang, Alhamdulillah, dengan bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Pertamina, hutan mulai tumbuh kembali. Kami berharap manfaatnya akan besar sekali bagi warga,” ujar Rizwan.  

    Warga setempat tengah membentuk kelompok tani untuk mengelola hasil panen, yang nantinya dapat dijual untuk menambah pendapatan.  

    “Kami juga berkomitmen menjaga agar hutan ini tidak rusak lagi dan bisa membantu mencegah banjir maupun longsor,” tutup Rizwan.  

    Sebagai perusahaan energi nasional, Pertamina terus mendorong program yang mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) dan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG), sejalan dengan target net zero emission 2060.

    Kontribusi Pertamina Demi Swasembada Energi Indonesia

    Pertamina terus mendukung visi Asta Cita dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto lewat upaya ketahanan dan swasembada energi nasional.

    Untuk itu, beragam langkah Pertamina telah lakukan, mulai dari peningkatan produksi migas (minyak dan gas) hingga pengembangan energi hijau berkelanjutan.

    Menurut Simon Aloysius Mantiri, perusahaan tidak hanya berfokus pada profitabilitas, melainkan juga berperan sebagai agen pembangunan nasional (agent of development).

    “Pertamina memiliki tugas untuk memastikan ketahanan, keterjangkauan, dan keberlanjutan energi. Tidak hanya menjadi entitas bisnis yang mengejar laba, tetapi juga berperan sebagai agen pembangunan,” ujar Simon dalam acara Peringatan Satu Tahun Kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, di Jakarta, dikutip dari keterangan resmi pada Rabu 22 Oktober 2025.

    Sementara di sektor hulu, Pertamina terus mengakselerasi peningkatan produksi migas melalui pemanfaatan teknologi mutakhir dan intervensi sumur eksplorasi. Upaya tersebut menjadi bagian dari strategi meningkatkan cadangan energi sekaligus menjaga keseimbangan produksi nasional.

    Simon menjelaskan, Pertamina bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) menargetkan produksi minyak mencapai 1 juta barel per hari pada 2029.

    Hingga kini, Indonesia baru memanfaatkan sekitar 65 cekungan eksplorasi dan 20 cekungan produksi dari total 120 cekungan migas yang ada di Tanah Air.

    “Indonesia masih menyimpan banyak potensi migas. Sebagian besar kini berasal dari kawasan timur dan sudah masuk wilayah laut dalam, sehingga dibutuhkan investasi, teknologi, serta kemitraan dengan perusahaan migas global,” jelas Simon.

    Untuk memperkuat ketahanan energi, Pertamina menerapkan Dual Growth Strategy atau pertumbuhan ganda, yaitu memaksimalkan bisnis migas eksisting sekaligus mempercepat pengembangan energi hijau sebagai sumber energi masa depan.

    Simon menambahkan, Pertamina tetap berkontribusi signifikan terhadap pendapatan negara meskipun perusahaan tengah fokus pada transformasi energi.

    Buktinya hingga Juni 2025, kontribusi Pertamina kepada keuangan negara mencapai Rp225 triliun, melalui pajak, dividen, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

    “Pertamina adalah instrumen strategis untuk pembangunan nasional,” tegas Simon.

    Ke depan, Pertamina akan terus memperkuat perannya dalam mencapai kemandirian energi nasional, termasuk memperluas eksplorasi dan investasi di wilayah berpotensi tinggi.

    “Pertamina akan terus melakukan perbaikan dan inisiatif untuk mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada energi,” tutup Simon.

    Dengan fondasi kuat dan strategi berkelanjutan, Pertamina berkomitmen menjaga keseimbangan antara produksi migas, pengembangan energi baru, dan kontribusi ekonomi nasional. Langkah ini menjadi bukti nyata komitmen Pertamina untuk mendukung kedaulatan energi dan pembangunan berkelanjutan Indonesia. (info-bks/*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Harun Rasyid

    Harun Rasyid adalah jurnalis KabarBursa.com yang fokus pada liputan pasar modal, sektor komersial, dan industri otomotif. Berbekal pengalaman peliputan ekonomi dan bisnis, ia mengolah data dan regulasi menjadi laporan faktual yang mendukung pengambilan keputusan pelaku pasar dan investor. Gaya penulisan lugas, berbasis riset, dan memenuhi standar etika jurnalistik.