KABARBURSA.COM – Kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan menjadi modal utama EANK Solo, salah satu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) asal Kota Solo, Jawa Tengah.
EANK Solo yang didirikan Eko S. Muryanto pada 2014, kini sudah sukses menembus pasar ekspor.
Menariknya, bisnis EANK Solo mulanya terinspirasi dari keluhan para pecinta burung tentang sangkar yang mudah rusak dan termakan tikus. Di sisi lain, banyak limbah pipa PVC dan akrilik terbuang tanpa nilai guna.
Melihat adanya peluang tersebut, Eko memutar otaknya dengan memanfaatkan limbah yang disulap jadi produk berkualitas tinggi.
“Limbah pipa PVC yang biasa orang kenal dengan paralon ini, ya kita manfaatkan menjadi kerajinan sangkar dan akuarium berkualitas,” ujar Eko lewat keterangan resmi BRI, Rabu 8 Oktober 2025.
Hasil inovasi Eko ternyata direspons positif. Produk sangkar dan akuarium dari EANK Solo terkenal kuat, awet, dan ramah lingkungan. Permintaan dalam negeri pun melonjak, bahkan mampu menembus pasar negara tetangga seperti Singapura, Taiwan, Brunei Darussalam, dan Malaysia.
Dari Gaptek Jadi Go Global Berkat Pendampingan BRI
Kemajuan bisnis EANK Solo bukan hasil instan. Eko mengaku, perjalanan bisnisnya tak lepas dari pendampingan dan dukungan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sejak 2016. Melalui Rumah BUMN BRI Solo, ia belajar dasar-dasar ilmu manajemen, strategi digital marketing, hingga membangun branding produk.
“Dulu kami UMKM yang masih gaptek. Di Rumah BUMN BRI Solo, kami mulai belajar dasar-dasar manajemen usaha mulai dari manajemen keuangan, strategi pemasaran di e-commerce, hingga branding agar produk lebih dikenal. Kemudian melalui pameran BRI UMKM EXPO(RT), akhirnya membukakan kami akses bertemu dengan buyer luar negeri,” terang Eko.
Program pembinaan tersebut membuka akses pasar yang lebih luas. EANK Solo pun rutin mengikuti berbagai pameran UMKM yang difasilitasi BRI, termasuk BRI UMKM EXPO(RT), yang menjadi gerbang awal ekspor produknya ke luar negeri.
KUR BRI Jadi Penopang Produksi dan Ekspansi Bisnis
Selain pembinaan, dukungan pembiayaan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI juga menjadi faktor penting dalam pertumbuhan EANK Solo. Dana KUR digunakan untuk pembelian bahan baku dan kebutuhan operasional agar produksi tetap berjalan stabil.
“Pendanaan dari KUR sangat membantu kita menambah modal kerja. Dari KUR, kita bisa menjaga keberlanjutan produksi, meningkatkan kualitas, sekaligus berani mengambil peluang baru di pasar. Proses pengajuannya di BRI juga mudah dan cepat,” jelas Eko.
Berkat akses permodalan yang mudah, omzet EANK Solo kini stabil di kisaran Rp15 juta hingga Rp25 juta per bulan.
Sementara produksi sangkar berukuran sedang mencapai 15 hingga 20 unit per bulan, sementara ukuran besar sekitar 10 unit per bulan.
Tak hanya sukses secara bisnis, EANK Solo juga memberi dampak sosial bagi lingkungan sekitarnya. Saat ini, usaha tersebut mempekerjakan 8 tenaga kerja lokal, terdiri dari dua pekerja workshop, dua tukang ukir, dan empat pengrajin rumahan.
BRI Dorong UMKM Naik Kelas Berdaya Saing Global
Menurut Corporate Secretary BRI, Dhanny, BRI terus berkomitmen mendorong bisnis UMKM agar lebih berjaya dan berdaya saing global. Lewat berbagai program pemberdayaan dan akses pembiayaan, BRI ingin memastikan produk lokal tidak hanya kuat di dalam negeri, tapi juga mampu menembus pasar internasional.
“Melalui pendampingan intensif dan akses permodalan dari BRI, UMKM diharapkan mampu tumbuh dan merambah pasar yang lebih luas. Kami yakin dengan inovasi yang terus berkelanjutan serta perluasan akses pasar, usaha ini akan menjadi salah satu motor penggerak ekonomi lokal yang signifikan,” tutur Dhanny.
Langkah yang ditempuh EANK Solo menjadi bukti nyata bahwa dengan berani berinovasi, mendaparkan pendampingan dan pembiayaan yang tepat, UMKM Indonesia mampu menembus pasar mancanegara dan menjadi bagian penting dari penggerak ekonomi nasional.
BRI Genjot Kredit Konsumer Rp216 Triliun
BRI turut memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional lewat pertumbuhan penyaluran kredit yang mendulang performa positif.
Menurut data yang dihimpun data perseroan, hingga Agustus 2025, nilai penyaluran kredit konsumer BRI (bank only) telah mencapai Rp216,26 triliun. Jumlah tersebut tercatat tumbuh sebesar 10,65 persen secara tahunan (year on year/YoY).
Pertumbuhan penyaluran kredit BRI diklaim menjadi bukti kuatnya kepercayaan masyarakat hingga para nasabah terhadap produk unggulan bank dengan kode saham BBRI tersebut.
Selain itu, capaian tersebut dianggap menjadi sinyal positif bagi pemulihan ekonomi domestik yang semakin inklusif dan berkelanjutan.
Menurut Corporate Secretary BRI, Dhanny, laju pertumbuhan kredit konsumer terutama ditopang oleh kinerja BRIguna sebagai produk pinjaman berbasis gaji (salary-based loan).
BRIguna mengalami performa positif dengan yang mencatat outstanding Rp143,4 triliun per Agustus 2025, atau tumbuh 9,8 persen YoY.
Sementara itu, segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR) juga menunjukkan performa menggembirakan dengan outstanding Rp63,7 triliun, naik 13,5 persen YoY. Positifnya KPR BRI terjadj seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap hunian layak dan terjangkau.
Bagi yang belum tahu, outstanding dalam bidang kredit atau pembiayaan merupakan jumlah total utang yang belum dibayar oleh debitur, baik individu maupun perusahaan) kepada kreditur. Dalam hal ini kreditur merupakan pihak atau lembaga pemberi pinjaman semisal Bank BRI.
Dengan sederet pencapaian tersebut, BRI kian optimis dengan penyaluran kredit di dalam negeri yang berpeluang memiliki prospek cerah.
“BRI berkomitmen untuk menumbuhkan portofolio konsumer dengan prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik. Dengan kualitas kredit yang terkendali, kami optimis penyaluran kredit konsumer akan terus tumbuh sehat sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” sebut Dhanny lewat keterangan resmi, Senin 6 Oktober 2025.
Jaga Kualitas, Fokus pada Nasabah Berkualitas
Sejalan dengan ekspansi tersebut, BRI tetap menempatkan prinsip kehati-hatian (prudential banking) sebagai fondasi utama. Kualitas pembiayaan di segmen konsumer diklaim masih terjaga dengan baik, mencerminkan tata kelola risiko yang solid di tengah peningkatan permintaan kredit.
Dengan portofolio yang terkendali, BRI optimistis pertumbuhan kredit konsumer ke depan akan tetap sehat dan berkontribusi signifikan terhadap stabilitas ekonomi nasional.
Perkuat Retail Banking dan Wealth Management
Secara strategis, BRI juga memperkuat kapabilitas di segmen retail banking melalui berbagai inisiatif. Produk BRIguna tetap menjadi market leader di kelasnya, didukung strategi akuisisi nasabah payroll berkualitas untuk menjaga pertumbuhan yang sehat.
Selain itu, BRI memperluas portofolio KPR dengan membidik nasabah new to bank (NTB) yang berorientasi pada profitabilitas jangka panjang. Tak hanya itu, perseroan juga melakukan revamping layanan Wealth Management guna menarik segmen affluent dan high net worth individual (HNWI).
"Pertumbuhan kredit konsumer BRI mencerminkan kepercayaan masyarakat yang semakin kuat terhadap layanan BRI. Melalui produk unggulan seperti BRIguna dan KPR, BRI tidak hanya menyalurkan pembiayaan, tetapi juga menghadirkan solusi keuangan yang inklusif, berkelanjutan, dan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat,” tutup Dhanny.
Dengan strategi yang konsisten, bank dengan kode saham BBRI ini terus memperkuat fondasi bisnis konsumer sebagai pilar utama pertumbuhan jangka panjang. Melalui pendekatan berbasis nilai keberlanjutan, BRI tidak hanya menjadi bank rakyat, tetapi juga motor penggerak ekonomi nasional di era digital dan inklusif. (info-bks/*)