KABARBURSA.COM - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmikan operasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tambak Lorok Blok 3 dengan kapasitas 779 MW. Adapun peresmian tersebut menandai upaya pemerintah dalam mendorong transisi energi bersih.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Jisman P. Hutajulu menuturkan, PLTGU ke depan akan dikelola oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Indonesia Power. Adapun PLTGU sendiri memiliki teknologi efisiensi energi hingga 64 persen.
Dengan teknologi tersebut, kata Jisman, PLTGU mampu menghasilkan lebih banyak listrik dengan konsumsi bahan bakar yang lebih rendah. "Proyek PLTGU Tambak Lorok Blok 3 menggunakan teknologi turbin gas terbaru dari General Electric (GE). Proyek ini merupakan kolaborasi yang melibatkan kontraktor nasional Hutama Karya bekerja sama dengan General Electric, dan Marubeni Corporation," terang Jisman Dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu, 32 Agustus 2024.
Jisman mengklaim, peresmian COD PLTGU Tambak Lorok Blok 3 tidak sekadar simbol keberhasilan dalam menyediakan infrastruktur energi, melainkan juga langkah nyata dalam mendukung agenda transisi energi nasional.
"PLTGU ini akan memainkan peran strategis dalam menjaga keandalan pasokan listrik di Indonesia, khususnya sebagai pembangkit fast response," imbuhnya.
Pembangkit yang berlokasi di sekitar Pelabuhan Tanjung Mas ini memiliki kemampuan beroperasi sebagai peaker, yaitu pembangkit yang dapat dengan cepat diaktifkan untuk memenuhi lonjakan permintaan listrik pada waktu beban puncak, menjadikannya komponen penting dalam menjaga stabilitas sistem tenaga listrik nasional.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo menyampaikan, tantangan dalam transisi energi adalah bagaimana solusi saat akan ada skala besar energi baru terbarukan yang akan masuk ke sistem PLN.
Untuk itu, pihaknya menjalin komunikasi intensif dengan berbagai pihak agar pembangkit fosil fuel base dapat menjadi renewable energy base. Dengan begitu, renewable energy di Jawa Tengah akan terus mengalami peningkatan yang pesat.
"Dengan adanya fast response, tentu saja keandalan sistem di Jawa Tengah akan meningkat drastis dan juga akan menambah ruang untuk variabel renewable energy juga akan meningkat drastis," tegasnya.
Perlu diketahui, PLTGU Tambak Lorok Blok 3 memiliki efisiensi BPP sekitar 11,45 persen. PLTGU ini disebut tidak hanya efisien dalam hal produksi energi, tetapi juga sangat ramah lingkungan.
Teknologi yang digunakan pada pembangkit ini mampu memenuhi standar emisi yang ketat sesuai dengan Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Dengan emisi yang rendah, pembangkit ini disebut menjadi salah satu yang paling ramah lingkungan di kelasnya.
Resmikan PLTS Terbesar di Indonesia
Diberitakan sebelumnya, Kementerian ESD juga meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Ground-Mounted 100 MWp yang berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat. Adapun PLTS ground-mounted menjadi yang terbesar di Indonesia sebagai upaya transisi energi bersih.
Jisman menuturkan, peresmian PLTS menjadi bukti nyata bahwa Indonesia memiliki potensi dalam mengembangkan energi surya. “Peresmian PLTS Ground-Mounted 100 MWp ini merupakan bukti nyata bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan energi surya,” ujar Jisman.
Jisman menuturkan, pemerintah terus mendorong pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan dengan mengedepankan prinsip berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan. Adapun hal itu bertujuan untuk menjamin kebutuhan tenaga listrik nasional dalam jumlah yang cukup, berkualitas dengan harga yang wajar.
“Indonesia memiliki potensi energi surya yang luar biasa, mencapai 3.295 GW. Namun, hingga saat ini, kita baru memanfaatkan sekitar 270 MW,” ungkap Jisman.
Adapun PLTS Ground-Mounted berkapasitas 100 MWp ini, melibatkan PT Aruna Cahaya Pratama (Aruna PV) yang bekerjasama dengan PT PLN (Persero) sebagai pemasok listrik Tata Jabar Sejahtera (TJS) dan PLN Batam, serta PT Besland Pertiwi sebagai pemilik lahan proyek.
Direktur Utama PT. Aruna Hijau Power, Adi Dharmanto selaku pengembang mengatakan, dengan memanfaatkan potensi energi surya yang ada di Purwakarta ini, PLTS Ground-Mounted 100 MWp dengan 160.000 panel PV dapat menghasilkan energi sebesar 150 GWh per tahun.
“Hal ini setara dengan pengurangan emisi karbon sebesar 118.725 ton CO2,” kata Adi.
Proyek pembangunan PLTS ini menggunakan 160.000 modul panel surya dengan kapasitas masing-masing modul 630 Wp, yang mana penggunaan PV modul dengan kapasitas tersebut merupakan yang pertama di Indonesia. Selain itu, PV modul yang digunakan menggunakan teknologi bifacial yang dapat meningkatkan efisiensi dari PV modul tersebut.
Total inverter yang digunakan berjumlah 240 unit. PV modul tersebut dipasang di 5 lokasi berbeda dengan total luas lahan mencapai 80 hektar lebih yang menjadikan pembangunan PLTS ini merupakan yang terbesar di indonesia.(*)