Logo
>

IHSG Siang Ditutup Positif, Sinyal Penguatan Berlanjut

Berdasarkan hasil analisis teknikal terbaru per pukul 04:32 GMT tanggal 2 Mei 2025, sinyal beli dari berbagai indikator teknikal mendominasi.

Ditulis oleh Yunila Wati
IHSG Siang Ditutup Positif, Sinyal Penguatan Berlanjut
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatannya. Foto: KabarBursa/Abbas Sandji

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG mengawali perdagangan bulan Mei dengan performa positif. Kondisi ini mencerminkan sentimen pelaku pasar yang membaik seiring meredanya tensi dagang global. 

Pada penutupan perdagangan, IHSG naik sebesar 22,70 poin atau 0,34 persen ke level 6.789,49. Sementara itu, indeks LQ45 sedikit terkoreksi 0,13 persen menjadi 760,54. 

Aktivitas perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan likuiditas yang sehat dengan volume transaksi mencapai 11,8 miliar saham dan total nilai transaksi Rp6,098 triliun, termasuk Rp270 miliar dari transaksi negosiasi. Pasar cenderung bergerak mixed dengan 298 saham menguat, 309 melemah, dan 193 stagnan.

Kinerja mata uang Rupiah juga mencatat penguatan signifikan terhadap dolar AS. Kurs referensi JISDOR dari Bank Indonesia terapresiasi 108 poin menjadi 16.679, sedangkan di pasar spot Rupiah menguat 120 poin ke 16.475. 

Sentimen positif ini turut didukung oleh sinyal dari China yang menyatakan keterbukaan terhadap pembicaraan dagang baru dengan Amerika Serikat, memicu optimisme pasar kawasan Asia. 

Mayoritas bursa Asia mencatat penguatan, dengan HSI Hong Kong naik 1,69 persen dan TAIEX Taiwan melesat 2,24 persen. Sementara itu, harga minyak global menguat seiring potensi pelonggaran ketegangan AS-China, namun harga emas turun karena minat terhadap aset aman menurun.

Dari sisi makroekonomi, inflasi tahunan Indonesia pada April tercatat meningkat menjadi 1,95 persen dari 1,03 persen pada Maret, tertinggi sejak Agustus 2024. Kenaikan ini disebabkan lonjakan konsumsi selama libur Idulfitri. 

Secara bulanan, inflasi sebesar 1,17 persen, melambat dari 1,65 persen pada Maret, yang merupakan rekor tertinggi bulanan sejak Desember 2014.

Secara sektoral, delapan sektor utama menopang penguatan IHSG. Sektor properti mencatat lonjakan tertinggi 1,31 persen, disusul sektor infrastruktur dan sektor barang baku masing-masing naik 1,04 persen. Sektor energi dan kesehatan juga mencatat kinerja positif, sementara sektor industri justru mengalami koreksi 0,45 persen.

Seperti Apa Analisis Teknikalnya?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan tren penguatan yang semakin solid pada awal Mei 2025. Berdasarkan hasil analisis teknikal terbaru per pukul 04:32 GMT tanggal 2 Mei 2025, sinyal beli dari berbagai indikator teknikal mendominasi, memberikan sinyal kuat bahwa pasar tengah berada dalam fase bullish yang sehat. 

Rangkuman indikator teknikal Investing.com pada Jumat, 2 Mei 2025, menyimpulkan kondisi saat ini sebagai “Sangat Beli”, dengan 8 indikator menunjukkan sinyal beli dan tidak ada sinyal jual. Ini mencerminkan kepercayaan pasar yang tinggi terhadap arah penguatan IHSG dalam jangka pendek.

Beberapa indikator utama yang menguatkan pandangan ini antara lain RSI (Relative Strength Index) yang berada di level 62,49, mengindikasikan kekuatan tren naik yang masih sehat namun belum memasuki area jenuh beli. 

Sementara itu, indikator Stochastic dan Stochastic RSI sudah masuk ke zona overbought (masing-masing di angka 81,97 dan 100), menunjukkan bahwa walaupun tren naik masih kuat, potensi koreksi teknikal dalam waktu dekat tetap perlu diwaspadai. 

Williams %R yang berada di -3,95 juga mendukung sinyal jenuh beli jangka pendek, namun belum cukup kuat untuk membalikkan tren.

MACD berada di wilayah positif pada angka 77,49 dan masih mencatatkan crossover ke atas, memberikan konfirmasi lanjutan atas momentum naik. ADX yang mencapai level tinggi 52,51 mengindikasikan bahwa kekuatan tren naik sangat solid. Selain itu, indikator lainnya seperti CCI, Ultimate Oscillator, dan Bull/Bear Power juga menunjukkan dominasi kekuatan beli, memperkuat pandangan bahwa IHSG masih memiliki ruang untuk melanjutkan penguatannya.

Dari sisi moving average, IHSG secara keseluruhan berada dalam tren naik jangka pendek hingga menengah. Moving Average 5, 10, 20, dan 50 hari—baik sederhana maupun eksponensial—semuanya memberikan sinyal beli. 

MA5 berada di atas 6741, mengindikasikan bahwa dalam hitungan hari, harga masih bergerak di atas rata-rata. Namun, MA100 dan MA200 masih memberikan sinyal jual, yang menunjukkan bahwa IHSG belum sepenuhnya pulih dari tekanan jangka panjang, khususnya saat dibandingkan dengan level historisnya di atas 7000.

Level pivot point juga memperlihatkan zona kunci untuk pergerakan harga berikutnya. Dengan pivot point klasik di level 6761,34, level resistance terdekat berada di kisaran 6796 hingga 6826. 

Jika indeks mampu menembus level ini dengan volume yang kuat, maka potensi menuju level 6862 terbuka lebar. Sebaliknya, jika terjadi koreksi, level support kuat berada di kisaran 6731 hingga 6696.

Secara keseluruhan, tren teknikal IHSG untuk 2 Mei 2025 sangat positif dengan potensi penguatan lanjutan, didukung oleh berbagai indikator teknikal yang mengarah ke zona beli agresif. Namun, pelaku pasar tetap perlu mencermati potensi koreksi jangka pendek mengingat beberapa indikator telah memasuki area jenuh beli. 

Dengan mempertimbangkan level support-resistance yang telah terbentuk, IHSG memiliki peluang melanjutkan reli jika sentimen eksternal tetap mendukung, terutama dari perbaikan hubungan dagang global dan stabilitas nilai tukar Rupiah.

Beberapa saham mencatatkan kenaikan luar biasa. Saham UNTD melonjak 30,38 persen, diikuti KBLV naik 21,05% dan KONI naik 20,23 persen. Di sisi lain, saham MTFN anjlok 20 persen, menjadikannya top loser hari ini, bersama SMIL dan NAIK yang terkoreksi lebih dari 14 persen. 

Saham-saham seperti ANTM, BBRI, dan BBCA menjadi yang paling aktif ditransaksikan berdasarkan nilai, sedangkan GOTO dan DEWA mendominasi dari sisi volume.

Secara teknikal, JCI diperkirakan memiliki level support di 6.775 dan 6.750, serta resistance di 6.800 dan 6.825. Dengan dukungan dari sentimen global yang kondusif dan prospek ekonomi domestik yang stabil, investor berpeluang melihat kelanjutan penguatan IHSG dalam jangka pendek. 

Namun, pelaku pasar tetap disarankan untuk mencermati rilis data tenaga kerja AS dan dinamika kebijakan suku bunga global yang dapat memengaruhi arah pergerakan pasar ke depan.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79