Logo
>

Koalisi Masyarakat Sipil Minta Segera Terapkan BBM Rendah Sulfur

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Koalisi Masyarakat Sipil Minta Segera Terapkan BBM Rendah Sulfur

Poin Penting :

    KABABURSA.COM - Koalisi masyarakat sipil dan para pakar mendesak Presiden Joko Widodo untuk segera memberlakukan kebijakan bahan bakar minyak (BBM) rendah sulfur, sebagai bagian dari upaya mengatasi pencemaran udara yang semakin memburuk di Indonesia, terutama di kawasan perkotaan seperti Jabodetabek.

    Desakan ini terkait dengan penerapan standar BBM rendah sulfur sesuai dengan ketentuan Euro4/IV, yang telah diatur dalam Peraturan Menteri KLHK No. 20 tahun 2017.

    Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan telah beberapa kali mengutarakan rencana penyesuaian standar BBM sejak Juni 2024.

    Menurut Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal, Ahmad Safrudin, situasi pencemaran udara di kota-kota besar Indonesia kini berada dalam tahap krisis, dan kebijakan BBM rendah sulfur sangat mendesak untuk segera diterapkan guna memperbaiki kualitas udara.

    Guru Besar Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Profesor Budi Haryanto, menegaskan bahwa polusi udara di DKI Jakarta berdampak langsung pada kesehatan masyarakat.

    Pada tahun 2010, lebih dari setengah kasus penyakit pernapasan di Jakarta disebabkan oleh polusi udara, dan tren tersebut terus meningkat. Kandungan sulfur yang tinggi dalam BBM, baik diesel maupun bensin, masih jauh dari standar Euro 4/IV, sehingga memperburuk kualitas udara.

    Budi menambahkan bahwa jika Indonesia bisa mulai membersihkan pasokan BBM mulai sekarang hingga 2028, jumlah kasus pneumonia akibat polusi udara di Jakarta dapat ditekan hingga lebih dari sepertiga dari kasus saat ini. Koalisi masyarakat sipil berharap pemerintah segera bergerak untuk memastikan pasokan BBM bersih, terutama dengan dukungan dari Pertamina dalam penyediaannya.

    Mencari Formula Pencampur

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan rencana pemerintah untuk menguji coba bahan bakar minyak (BBM) rendah sulfur pada tanggal 17 Agustus 2024.

    Menteri ESDM, Arifin Tasrif, menjelaskan bahwa pemerintah sedang mencari formula pencampur yang dapat mengurangi kandungan sulfur dalam BBM.

    Saat ini, kandungan sulfur dalam BBM masih mencapai 500 parts per million (ppm), sementara standar emisi Euro 5 menetapkan batas maksimal 50 ppm.

    “Namun, untuk mencapai standar tersebut, ada tantangan biaya yang harus dihadapi, terutama dengan pembangunan kilang di Balikpapan yang belum selesai,” kata Arifin di kantornya, Jumat 12 Juli 2024.

    Menurut Arifin, penggunaan BBM rendah sulfur merupakan langkah untuk mengurangi emisi yang berdampak pada kesehatan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

    Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi, menyatakan bahwa pilot project BBM rendah sulfur akan dilakukan di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) milik Pertamina.

    “Produk ini belum memiliki nama resmi. Sepertinya termasuk produk DEX dan nonsubsidi,” ujarnya.

    Agus menambahkan bahwa upaya untuk menghasilkan BBM rendah sulfur melibatkan proses desulfurisasi di kilang BBM.

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa pemerintah sedang menggalakkan penggunaan bahan bakar nabati (BBN) bioetanol sebagai pengganti BBM. Proyek ini sedang dikerjakan oleh PT Pertamina (Persero) untuk mendukung inisiatif pemerintah dalam beralih dari bensin konvensional ke bioetanol.

    “Ini adalah langkah yang sedang dikerjakan oleh Pertamina. Jika berhasil, ini dapat menghemat anggaran pemerintah,” ujar Luhut dalam unggahannya di Instagram resmi, Selasa 9 Juli 2024.

    Biaya produksi BBM rendah sulfur lebih tinggi, tetapi manfaatnya untuk lingkungan dan performa mesin dapat mengimbangi biaya tersebut dalam jangka panjang. Subsidi pemerintah juga membantu meringankan beban biaya bagi konsumen.

    Keunggulan BBM Rendah Sulfur

    BBM rendah sulfur menawarkan solusi ramah lingkungan dengan kandungan sulfur yang minimal, menghasilkan emisi gas buang yang lebih bersih dan mengurangi polusi udara.

    Pembakaran yang lebih sempurna dengan BBM rendah sulfur meningkatkan performa mesin dan efisiensi bahan bakar, memberikan manfaat jangka panjang bagi pengguna.

    Sulfur sering kali menjadi penyebab utama kerusakan pada komponen mesin seperti injektor, turbocharger, dan katalitik konverter. BBM rendah sulfur membantu menjaga kondisi komponen-komponen tersebut, mengurangi risiko kerusakan.

    Dengan komponen mesin yang terjaga, umur pakai mesin secara keseluruhan dapat diperpanjang, memberikan nilai lebih bagi pemilik kendaraan.

    Produksi BBM rendah sulfur memerlukan teknologi pengolahan yang lebih canggih, seperti unit hidrodesulfurisasi (HDS). Teknologi ini membutuhkan investasi awal yang tinggi dan biaya operasi yang lebih besar.

    BBM rendah sulfur umumnya diproduksi dari minyak mentah ringan yang memiliki kandungan sulfur lebih rendah. Minyak mentah ringan ini biasanya lebih mahal daripada minyak mentah berat yang digunakan untuk BBM konvensional.

    BBM rendah sulfur sering kali membutuhkan aditif tambahan untuk meningkatkan kualitas dan performa bahan bakar. Aditif ini dapat menambah biaya produksi, namun memberikan manfaat signifikan dalam jangka panjang.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.