Logo
>

Lewat ISF 2025, BRI Perkuat Ekonomi Hijau dan Dampak Sosial

Melalui BRI Peduli, BRI dorong pemberdayaan ekonomi masyarakat, pelestarian lingkungan, dan pertumbuhan berkelanjutan yang inklusif di seluruh Indonesia.

Ditulis oleh Harun Rasyid
Lewat ISF 2025, BRI Perkuat Ekonomi Hijau dan Dampak Sosial
Lewat program ini BRI dorong pemberdayaan ekonomi masyarakat, pelestarian lingkungan, dan pertumbuhan berkelanjutan bagi masyarakat. Foto: dok. BRI

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus menunjukkan langkahnya dalam memperkuat ekosistem keuangan berkelanjutan.

    Komitmen BRI itu ditegaskan melalui partisipasinya dalam Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025 yang digelar pada 10 hingga 11 Oktober lalu di Jakarta International Convention Center (JICC).

    Keikutsertaan BRI di forum internasional ini, dianggap sebagai konsistensi perusahaan dalam mengintegrasikan prinsip keberlanjutan (sustainability) ke seluruh lini bisnis.

    Bukan cuma itu, langkah BRI tersebut juga sekaligus untuk memperluas dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat. Hal ini dilakukan lewati program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di bawah payung BRI Peduli.

    Dhanny selaku Corporate Secretary BRI menjelaskan, pelaksanaan TJSL BRI dilakukan secara terukur, tepat sasaran dan berdampak jangka panjang. Fokus utamanya ialah pemberdayaan masyarakat agar memiliki kemandirian ekonomi dan daya saing yang berkelanjutan.

    “BRI memastikan pelaksanaan TJSL dijalankan secara konsisten dan memberikan dampak nyata, sejalan dengan prioritas pembangunan nasional serta komitmen Perseroan dalam menciptakan nilai berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya lewat keterangan resmi, Rabu 22 Oktober 2025.

    Sejak diluncurkan pada 2013, BRI Peduli menjadi wadah utama implementasi TJSL dengan pendekatan Creating Shared Value (CSV) dan prinsip 3P: Pro People, Pro Planet, Pro Profit. 

    Melalui strategi ini, setiap inisiatif BRI tidak hanya mendorong kinerja bisnis, tetapi turut memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan lingkungan.

    BRI menempatkan keberlanjutan sebagai gerakan kolektif lintas sektor. Di bidang sosial, bank pelat merah ini menggulirkan berbagai program unggulan seperti Cegah Stunting Itu Penting, Ini Sekolahku, hingga Fellowship Journalism yang memperluas akses pendidikan dan literasi publik.

    Selain itu, program Creation Scholarship telah memberikan beasiswa kepada ratusan pelajar berprestasi di seluruh Indonesia.

    Di sektor ekonomi, BRI fokus memperkuat kemandirian masyarakat melalui Desa BRILiaN, Rumah BUMN, AURA (Aspire to Uplift, Revive, and Achieve), serta Klaster Unggulan. Program-program ini dirancang untuk memberdayakan UMKM, perempuan pelaku usaha, dan wirausaha lokal agar mampu bersaing di pasar modern.

    Hingga September 2025, tercatat Rumah BUMN telah memfasilitasi 12.883 UMKM, sementara Desa BRILiaN membina 33 desa unggulan yang menjadi contoh praktik ekonomi hijau dan inklusif di tingkat lokal.

    Komitmen Lingkungan: Dari Gerakan Kelola Sampah hingga Jaga Sungai

    BRI juga aktif menjaga keberlanjutan lingkungan melalui berbagai inisiatif hijau. Program Gerakan Kelola Sampah (GAS), Taman Kehati, dan Jaga Sungai Jaga Kehidupan menjadi bagian penting dari upaya konservasi dan mitigasi perubahan iklim.

    Program Yok Kita GAS tercatat telah mengelola lebih dari 191 ribu kilogram sampah organik dan anorganik, sementara Jaga Sungai Jaga Kehidupan berhasil membersihkan ribuan meter aliran sungai di berbagai daerah di Indonesia.

    “Ke depan, BRI akan terus memperkuat komitmen keberlanjutan dengan memastikan setiap inisiatif BRI Peduli berjalan konsisten dan memberikan manfaat jangka panjang. Melalui pendekatan yang terintegrasi antara aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan, BRI berupaya menghadirkan pertumbuhan yang tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga pada kesejahteraan masyarakat dan kelestarian alam,” terang Dhanny.

    Lewat langkah konsisten ini, BRI menegaskan diri sebagai pionir keuangan berkelanjutan di Indonesia, menghadirkan pertumbuhan ekonomi hijau yang inklusif dan berdaya saing global.

    BRI Genjot Penyaluran KPR Subsidi untuk Rakyat

    BRI terus memperkuat perannya sebagai bank penyalur utama Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi di Indonesia.

    Langkah BRI ini dinilai sejalan dengan komitmen perseroan mendukung program Asta Cita pemerintah yang menargetkan peningkatan kesejahteraan rakyat melalui penyediaan hunian layak dan terjangkau bagi masyarakat.

    Hingga akhir Agustus 2025, BRI tercatat telah menyalurkan KPR Subsidi kepada 107.244 penerima manfaat di seluruh Indonesia, dengan total outstanding mencapai Rp14,65 triliun.

    Dari jumlah tersebut, sekitar 97 persen berasal dari skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Skema ini menjadi bagian penting dari Program 3 Juta Rumah yang digagas pemerintah untuk memperluas akses pembiayaan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

    Direktur Utama BRI, Hery Gunardi menegaskan, penyaluran KPR Subsidi dilakukan dengan prinsip kehati-hatian tinggi. Setiap pengajuan kredit melalui proses assessment ketat guna memastikan calon debitur memenuhi seluruh persyaratan yang berlaku.

    “Dalam bank memberikan kredit kan, tentunya ada assessment dan ketentuan yang ada harus dipenuhi. Nah, atas dasar itu kita juga melihat realitanya seperti apa, dan kita tahu bahwa mana yang memang bisa, mana yang belum atau tidak bisa,” ujarnya lewat keterangan resmi, Senin 20 Oktober 2025.

    Pendekatan ini, kata Hery, menjadi kunci dalam menjaga kualitas pembiayaan tetap sehat. Hal tersebut tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) KPR Subsidi BRI yang masih berada di level aman dan terjaga dengan baik.

    Sementara dari sisi pendanaan, BRI memastikan likuiditas perusahaan berada dalam kondisi kuat untuk menopang pembiayaan perumahan rakyat. Pada triwulan II 2025, Loan to Deposit Ratio (LDR) BRI tercatat di level 84,97 persen, menandakan ruang likuiditas yang memadai bagi pertumbuhan berkelanjutan.

    Tak hanya itu, tambahan likuiditas sebesar Rp55 triliun dari pemerintah semakin memperkuat kemampuan BRI dalam menyalurkan pembiayaan hunian bersubsidi di seluruh daerah.

    Meski begitu, Hery tak menampik masih ada tantangan besar dalam pembiayaan perumahan, terutama karena backlog perumahan di segmen menengah ke bawah yang masih mencapai sekitar 10 juta unit.

    Salah satu hambatan yang kerap dijumpai adalah minimnya pemahaman calon nasabah mengenai prosedur pengajuan dan akses pembiayaan.

    “Kuncinya adalah sosialisasi dan kemudahan calon nasabah untuk melakukan pengajuan serta mendapatkan pembiayaan,” kata Hery.

    Jangkauan Luas Jadi Kekuatan BRI

    Dengan dukungan lebih dari 7.000 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, bank dengan kode saham BBRI ini memiliki keunggulan kompetitif dalam memperluas akses layanan pembiayaan hingga pelosok negeri.

    Jaringan yang luas ini memudahkan masyarakat memperoleh informasi, mengajukan pembiayaan, hingga menikmati layanan perbankan secara optimal.

    “Keunggulan tersebut menjadikan BRI sebagai mitra strategis pemerintah dalam mempercepat realisasi program perumahan rakyat dan pemenuhan kebutuhan hunian layak bagi masyarakat,” pungkas Hery Gunardi. (info-bks/*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Harun Rasyid

    Harun Rasyid adalah jurnalis KabarBursa.com yang fokus pada liputan pasar modal, sektor komersial, dan industri otomotif. Berbekal pengalaman peliputan ekonomi dan bisnis, ia mengolah data dan regulasi menjadi laporan faktual yang mendukung pengambilan keputusan pelaku pasar dan investor. Gaya penulisan lugas, berbasis riset, dan memenuhi standar etika jurnalistik.