KABARBURSA.COM – PT Pertamina (Persero) secara konsisten terus berupaya mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia menembus pasar dunia.
Demi mencapai tujuan tersebut, Pertamina melalui program Pertapreneur (Pertamina Entrepreneur) Aggregator, ratusan UMKM kreatif kini berhasil naik kelas hingga menjangkau konsumen global.
Sejak diluncurkan pada 2022, program Pertapreneur tercatat telah mendampingi 300 UMKM potensial dengan dukungan dari berbagai aspek, mulai dari teknis, manajerial, hingga akses pasar internasional.
Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, langkah tersebut sejalan dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) Pertamina dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
“Langkah ini juga selaras dengan Asta Cita Pemerintah, yaitu menciptakan lapangan kerja berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan mengembangkan industri kreatif,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat 19 September 2025.
Kisah Sukses Kainnesia
Salah satu bukti nyata dari program ini adalah Kainnesia (Kain Tenun Indonesia), pemenang Pertapreneur Aggregator 2024.
Startup sosial ini berhasil menggandeng ratusan penenun dari berbagai daerah untuk membawa produk tenun nusantara ke kancah global.

Pendiri sekaligus CEO Kainnesia, Nur Salam, menyebutkan bahwa Pertapreneur Aggregator bukan hanya mengakselerasi bisnisnya, tetapi juga mendongkrak UMKM mitra.
“Total tenaga kerja dari 37 UMKM mitra itu bisa mencapai lebih dari 400 orang. Semua ini menjadi bukti nyata bahwa program Pertapreneur Aggregator berhasil mendorong pertumbuhan yang menyeluruh dan berkelanjutan, tidak hanya bagi Kainnesia tetapi bagi UMKM lain yang kami bina,” kata Nur Salam saat kegiatan Sustainability Implementation & Monitoring Pertapreneur Aggregator di Yogyakarta, Senin 15 September lalu.
Hasil positif lainnya, produk kreatif buatan Kainnesia kini sukses tampil di berbagai ajang internasional seperti Osaka World Expo Japan 2025, Korea Import Fair di Seoul, Jogja Fashion Week 2025, hingga Inacraft 2025. Bahkan, pembeli asal Malaysia rela melakukan pemesanan memesan sarung tenun senilai USD50 ribu atau sekitar Rp831,1 jutaan (kurs 1 USD = Rp16.622,84 per 19 September 2025).
Nur menambahkan, capaian positif tersebut menunjukkan bahwa kain tenun sebagai warisan budaya yang memiliki nilai jual tinggi di mata konsumen mancanegara.
“Tenun bukan sekadar kain, tetapi warisan budaya yang harus terus dikembangkan agar tetap relevan dengan zaman. Kami ingin anak muda melihat tenun sebagai bagian dari masa depan,” sebut Nur.
Vice President CSR & SMEPP Pertamina, Rudi Ariffianto, menambahkan kehadiran Kainnesia menjadi bukti keberhasilan Pertapreneur Aggregator.
“Semakin banyak UMKM aggregator, makin banyak pula UMKM yang bisa naik kelas, membuka lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Kami berharap UMKM binaan Kainnesia dapat menjadi tentakel ekonomi yang menciptakan value lebih besar,” jelas Rudi.
Pertamina sebagai perusahaan energi nasional juga menegaskan komitmennya dalam transisi energi menuju net zero emission 2060. Seluruh langkah pemberdayaan UMKM hingga program sosial sejalan dengan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) yang diterapkan di seluruh lini bisnis perusahaan.
Pertamina Bantu UMKM Asal Kebumen Tembus Pasar New York
Selain Kainnesia, Pertamina juga telah mendorong produk kerajinan keranjang serat alam dari PT Agrominafiber Java Indonesia menembus pasar Amerika Serikat (AS) melalui ekspor perdana ke New York.
Seremoni pelepasan ekspor yang secara simbolis dengan melepas satu kontainer, digelar di Kebumen, Jawa Tengah, Selasa 16 Sepetember 2025.
Namun dalam ekspor produk UMKM tersebut, total ekspor yang dibukukan mencapai hampir 10 ribu keranjang dengan nilai transaksi sekitar USD57.200 atau setara Rp957 juta.
Langkah ini menjadi bagian dari program TJSL Pertamina, yang fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat sekaligus mendukung target Asta Cita Pemerintah dalam memperkuat ekosistem kewirausahaan nasional.
VP CSR & SMEPP Management Pertamina, Rudi Ariffianto mengatakan, capaian ini menjadi bukti nyata hasil pendampingan intensif perusahaan terhadap UMKM.
“Pertamina berkomitmen untuk terus mendukung UMKM naik kelas melalui pelatihan, pameran, business matching, hingga fasilitasi akses pembiayaan. Ekspor perdana UMKM Kebumen ke Amerika ini adalah bukti bahwa promosi dan pendampingan yang berkelanjutan mampu meningkatkan kepercayaan buyer internasional,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip, Rabu 17 September 2025.
Lebih lanjut, produk keranjang serat alam asal Kebumen tersebut akan dikirim melalui Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang menuju Pelabuhan Long Beach, AS, sebelum dipasarkan di 1.700 Ross Department Store di New York.
Bupati Kebumen Hj. Lilis Nuryani yang hadir dalam acara berharap, ekspor ini menjadi pemantik semangat bagi para pelaku usaha kecil di daerah.
“Pemberdayaan kelompok UMKM perajin serat alami diharapkan bisa mendorong kemajuan usaha kecil sekaligus menggerakkan perekonomian Kebumen,” sebutnya.
Dari Perikanan ke Social Entrepreneur
Sedikit mundur ke belakang, perjalanan Agrominafiber cukup unik. Berdiri tahun 2020 dengan nama Agromina di sektor perikanan, bisnis ini kemudian bertransformasi setelah melihat adanya potensi pelepah pisang dan pandan di sekitar wilayah Kebumen.
Pendiri usaha, Rudi Hermawan bersama istrinya Novita akhirnya mulai mengembangkan produk berbasis serat alami seperti keranjang, karpet, dan lampu anyaman. Kini, Agrominafiber tak hanya menjadi pemasok bahan baku ke pengrajin Yogyakarta, Bali, dan Tangerang, tetapi juga sukses melahirkan produk ekspor.
Pada 2023, UMKM ini untuk pertama kalinya menembus pasar internasional dengan ekspor 1.000 lampshade ke Argentina senilai Rp400 juta melalui ajang Inacraft Oktober 2023.
Dengan konsep social entrepreneur, Agrominafiber kini memberdayakan 80 penyedia bahan baku (70 persen di antaranya perempuan usia 40 hingga 60 tahun) di Desa Keraden, Kecamatan Karanggayam. Usaha ini juga melibatkan 15 pengrajin dan karyawan serta 3 tenaga pemasaran online.
Pertamina Dorong UMKM Jadi Motor Ekonomi
Pertamina secara konsisten mendampingi UMKM melalui program seperti Pertamina Foundation Preneur (PFPreneur), Pertamina UMK Academy, dan Pertamina SMEXPO. Program ini mencakup peningkatan kualitas produk, pelatihan, akses pasar, hingga sertifikasi Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menegaskan pentingnya branding dan komunikasi dalam memperluas akses pasar global.
“Keberhasilan ekspor ini menunjukkan bahwa produk lokal memiliki daya saing global jika didukung strategi komunikasi, branding, serta promosi yang tepat. Pertamina akan terus menghadirkan program komunikasi yang kuat untuk membuka akses pasar lebih luas bagi UMKM binaan," jelasnya.
Hal tersebut, kata Fadjar, sejalan dengan Asta Cita Pemerintah, khususnya dalam menciptakan lapangan kerja berkualitas, mendorong kewirausahaan, serta memperkuat industri kreatif.
Ekspor Jadi Momentum UMKM Kebumen
Dengan dukungan penuh Pertamina, ekspor perdana enam kontainer keranjang serat alam ini menegaskan bahwa produk lokal memiliki peluang besar di pasar global.
Seremoni pelepasan di Kebumen turut dihadiri Bupati Kebumen Hj. Lilis Nuryani, Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur Kemendag Deden Muhammad Fajar Shiddiq, VP CSR & SMEPP Management Pertamina Rudi Ariffianto, serta para pemangku kepentingan lainnya.
Melalui capaian ini, Pertamina tidak hanya meneguhkan perannya sebagai perusahaan energi nasional, tetapi juga sebagai motor penggerak pemberdayaan ekonomi masyarakat, berfokus pada keberlanjutan, wirausaha, dan penciptaan lapangan kerja berkualitas. (info-bks/*)