Logo
>

Pertamina Borong 9 Penghargaan di SSON Impact Award Asia 2025

Pertamina borong sembilan penghargaan di SSON Impact Award Asia 2025 berkat inovasi digital, efisiensi bisnis, dan komitmen ESG.

Ditulis oleh Harun Rasyid
Pertamina Borong 9 Penghargaan di SSON Impact Award Asia 2025
Transformasi digital bawa Pertamina raih sembilan penghargaan internasional di SSON Impact Award Asia 2025. Foto: dok. Pertamina

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM — PT Pertamina (Persero) kembali menorehkan prestasi internasional di ajang Shared Services & Outsourcing Network (SSON) Impact Award Asia 2025.

    Melalui fungsi Shared Service (SS), Pertamina  sukses memborong sembilan penghargaan bergengsi di ajang yang digelar pada 13 sampai 16 Oktober 2025 di Singapura tersebut.

    Mengusung tema “Reinventing GBS as a Business Enabler for an AI-Powered, Hyper-Digital Future”, SSON Impact Award Asia 2025 dianggap menjadi wadah bagi perusahaan global yang mengimplementasikan inovasi digital, serta efisiensi bisnis berbasis teknologi kecerdasan buatan.

    Direktur Penunjang Bisnis PT Pertamina (Persero), M. Erry Sugiharto menyatakan bahwa penghargaan ini menjadi bukti nyata komitmen Pertamina dalam memperkuat peran fungsi SS sebagai tulang punggung operasional bisnis perusahaan.

    “Selain itu Pertamina juga aktif terlibat dalam rangkaian kegiatan SSON 2025 sebagai bagian dari upaya mewujudkan peran Shared Services Pertamina menuju Best in Class Global Business Services," ujarnya lewat keterangan resmi, Rabu 22 Oktober 2025.

    Menurut Erry, hal tersebut selaras dengan semangat Energizing Resilience, di mana SS berperan sebagai penggerak utama operasional bisnis yang mengedepankan transformasi digital. "Tujuannya guna mendukung Strategi Pertumbuhan Ganda Pertamina," sebutnya.

    Sementara itu dari sepuluh inovasi yang diikutsertakan oleh Pertamina, sembilan di antaranya berhasil meraih penghargaan, termasuk dua Gold Award untuk kategori Business Resilience Award dan Diversity, Equity & Inclusion Award.

    Selain itu, ada tiga Silver Award diraih di kategori Automation Impact Award, Service Provider Impact Award, dan Creative Talent Management Award.

    Empat kategori lainnya, Pertamina mampu menyabet penghargaaan Finance Impact Award, HC Transformation Impact Award, Change Management & Business Transformation Award, serta Customer Centricity Award juga diganjar Honorary Mention oleh dewan juri internasional.

    Sederet penghargaan di atas tentunya disambut baik oleh Senior Vice President Shared Services Pertamina, Tedi Kurniadi. Ia juga menerima langsung penghargaan tersebut di Singapura, Senin 13 Oktober 2025.

    “Salah satu program unggulan yakni Delayering Finance, sukses meraih Gold Award dalam kategori Business Resilience. Program ini merupakan bagian dari transformasi keuangan Pertamina yang menerapkan otomasi dan efisiensi proses bisnis, sehingga mampu meningkatkan ketahanan dan efektivitas operasional di seluruh entitas Pertamina Group,” ungkap Tedi.

    Pertamina Pamer Strategi Hyper-Automation

    Selain menyabet penghargaan, Pertamina juga tampil sebagai pembicara utama di forum tersebut. Dalam sesi bertajuk “A Glimpse into Pertamina’s Hyper-Automation Strategy to Drive Efficiencies within Finance”, perusahaan memaparkan strategi hyper-automation yang terbukti mampu meningkatkan efisiensi dan ketahanan finansial.

    Sebagai informasi, SSON Impact Award Asia 2025 dihadiri lebih dari 300 peserta dari 120 perusahaan Shared Services di kawasan Asia Pasifik. Karena itu ajang ini jadi salah satu momentum prestisius bagi para pelaku industri layanan bisnis global.

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menyatakan, penghargaan ini merupakan pengakuan dunia atas transformasi dan inovasi Pertamina di bidang layanan bisnis global.

    “Penghargaan yang diraih ini menjadi bukti komitmen Pertamina dalam memperkuat kapabilitas Global Business Services, sekaligus mendukung tercapainya ketahanan energi nasional, sejalan visi Asta Cita Pemerintah,” terangnya.

    Dalam segi keberlanjutan lingkungan, Pertamina kini terus memperkuat langkahnya sebagai perusahaan energi nasional yang berperan aktif dalam transisi energi global.

    Seluruh inisiatif digital dan efisiensi bisnis yang dikembangkan melalui Shared Services mendukung pencapaian target Net Zero Emission 2060, serta berkontribusi pada implementasi Sustainable Development Goals (SDGs).

    Pertamina Bekali Sertifikasi Operator PLTS bagi 40 Local Hero Desa Energi Berdikari

    Pertamina menunjukkan dukungannya terhadap transisi energi nasional lewat penguatan sumber daya manusia di sektor energi baru terbarukan (EBT).

    Kali ini, Pertamina membekali 40 perwakilan dalam program Desa Energi Berdikari (DEB) atau Local Hero dengan Sertifikasi Junior Operator Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

    Program ini menjadi bagian dari inisiatif Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina yang mendorong kemandirian energi desa serta pertumbuhan ekonomi hijau berbasis teknologi tepat guna.

    Seperti diketahui, pemerintah menargetkan 76 persen tambahan kapasitas listrik 69,5 GW (Gigawatt) hingga 2034 bersumber dari energi terbarukan.

    Sejalan dengan arah tersebut, Pertamina kini telah mengembangkan 176 Desa Energi Berdikari di seluruh Indonesia, dengan 149 unit PLTS aktif beroperasi, dan menargetkan 80 tambahan unit baru pada 2025.

    Vice President CSR & SMEPP Management PT Pertamina (Persero), Rudi Ariffianto mengatakan, sertifikasi ini dilaksanakan bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Pusat Pengembangan SDM Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) di Jakarta, pada Selasa 14 Oktober 2025.

    “Dari 176 DEB yang sudah beroperasi, kita membutuhkan lebih banyak operator junior yang tersertifikasi. Karena itu, program sertifikasi ini akan terus berlanjut seiring bertambahnya jumlah PLTS di lapangan,” ujar Rudi kewat keterangan resmi, Rabu 15 Oktober 2025.

    Sejak pertama kali digelar pada 2023 hingga 2024, sebanyak 48 Local Hero telah lulus sertifikasi, dan kini 40 peserta baru kembali mengikuti pelatihan untuk memperkuat kapasitas SDM di desa-desa binaan.

    “Kami tidak berhenti di penyediaan listrik saja. Energi dari PLTS ini dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi seperti pertanian, perikanan, hingga usaha kreatif desa,” tambah Rudi.

    Energi Surya Buka Harapan Baru

    Salah satu peserta, Kukuh Diki Prasetya dari Lampung, penggerak DEB di sektor kopi, menuturkan bahwa kehadiran PLTS telah mempercepat produktivitas petani.

    “Program Pertamina membantu mempercepat target kami. Dari yang seharusnya 10 tahun bisa tercapai dalam 5 tahun. Energi surya membuat petani bisa bekerja lebih cepat dan efisien,” ujarnya.

    Kini, Kukuh telah membina 18 kelompok petani kopi yang mengelola produksi dari hulu ke hilir, sekaligus menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di sekitar.

    Kisah serupa datang dari Edison Fami di Desa Wisata Malasigi, Papua, yang sukses mengembangkan ekowisata hutan berkelanjutan dengan PLTS berkapasitas 8,72 kWp.

    “Lewat PLTS ini, kami mendapat penerangan, air, dan harapan baru. Energi matahari membuat masyarakat bisa mengembangkan wisata tanpa merusak hutan,” ungkap Edison.

    Sementara itu, Kasmawati, Local Hero dari Maros, Sulawesi Selatan, melalui DEB AFT Hasanuddin, aktif membina Kelompok Wanita Tani (KWT) Baji Minasa dalam pertanian hidroponik berbasis energi surya. 

    “Kami belajar bahwa energi terbarukan bisa berjalan seiring dengan ekonomi hijau yang menyejahterakan,” tuturnya. (info-bks/*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Harun Rasyid

    Harun Rasyid adalah jurnalis KabarBursa.com yang fokus pada liputan pasar modal, sektor komersial, dan industri otomotif. Berbekal pengalaman peliputan ekonomi dan bisnis, ia mengolah data dan regulasi menjadi laporan faktual yang mendukung pengambilan keputusan pelaku pasar dan investor. Gaya penulisan lugas, berbasis riset, dan memenuhi standar etika jurnalistik.