KABARBURSA.COM – Transisi energi menuju energi bersih tidak hanya soal beralih dari fosil ke energi hijau, tetapi juga bagaimana pengelolaan energi yang lebih efisien.
Inilah yang coba ditawarkan Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) kepada industri, caranya lewat solusi menyeluruh yang mendukung pengurangan emisi sekaligus meningkatkan performa operasional.
Selama ini, Pertamina NRE dikenal lewat portofolio pembangkit listrik panas bumi, gas to power, dan tenaga surya. Namun peran Pertamina tidak pada pengembangan energi baru terbarukan (EBT) saja, tapi juga menghadirkan layanan peningkatan keandalan dan optimasi aset pembangkit listrik agar lebih hemat energi.
“Kami menjawab kebutuhan industri untuk menjalankan kegiatan operasional yang rendah emisi dengan solusi komprehensif. Tidak hanya menghadirkan pembangkit listrik energi hijau, tapi juga memastikan aset eksisting bekerja lebih efisien sehingga lebih hemat energi dan rendah emisi,” jelas Direktur Proyek dan Operasi Pertamina NRE, Norman Ginting lewat keterangan resmi, Selasa 23 September 2025.
Portofolio Energi Hijau Pertamina NRE
Pertamina NRE menyalurkan energi panas bumi melalui PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) di berbagai wilayah Indonesia, mengoperasikan Pembangkit Listrik Terpadu Jawa Satu Power, hingga mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) raksasa yang mendukung operasional Pertamina Hulu Rokan, salah satu produsen migas terbesar di Tanah Air.
Di level internasional, Pertamina NRE juga memperluas sayap dengan memiliki saham di Citicore Renewable Energy Corporation (CREC), Filipina, sebagai langkah memperkuat kiprah global di sektor energi terbarukan Asia.
Tiga Pilar Layanan Efisiensi Energi
Selain proyek EBT, Pertamina NRE juga fokus pada bisnis optimasi dan keandalan pembangkit listrik. Ada tiga layanan utama yang ditawarkan:
1. Operasi & Pemeliharaan (O&M)
Mengelola operasional harian pembangkit sekaligus pemeliharaan preventif dan prediktif. Teknologi modern seperti Drone Thermal Imagery System, IoT-based devices, AI/ML, serta digitalisasi pemeliharaan diterapkan untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi.
2. Optimasi Keandalan Aset
Memanfaatkan teknologi energy storage (baterai), smart grid controller, dan pembangkit listrik tenaga gas rendah emisi guna menjaga stabilitas sistem dan kinerja operasional industri.
3. Konsultasi Efisiensi & Keandalan Aset
Memberikan solusi berbasis data seperti reliability-centered maintenance (RCM), audit energi, hingga penilaian kritikalitas peralatan. Pendekatan ini membantu industri menyusun strategi pemeliharaan sekaligus peta jalan keberlanjutan jangka panjang.
Mitra Strategis Industri di Era Transisi Energi
Layanan tersebut sudah dinikmati oleh sejumlah klien, baik di dalam maupun luar Grup Pertamina. Dengan kombinasi teknologi, keahlian, dan inovasi, Pertamina NRE memosisikan diri sebagai mitra strategis industri untuk operasional yang efisien, hemat biaya, dan rendah emisi.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa peran Pertamina NRE tidak hanya pada pengembangan energi baru terbarukan, tetapi juga memperkuat ketahanan energi nasional.
“Menjadi pionir dalam berbagai proyek energi baru terbarukan, Pertamina melalui Pertamina NRE berupaya membangun ekosistem keberlanjutan. Langkah ini menghadirkan energi alternatif bagi masyarakat dan industri, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Fadjar.
Dengan strategi transisi energi yang inklusif, efisien, dan berkelanjutan, Pertamina NRE memperkuat peran Indonesia sebagai pemain utama dalam pengembangan energi hijau di kawasan.
Pertamina Bantu UMKM Tembus Mancanegara
PT Pertamina (Persero) secara konsisten terus berupaya mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia menembus pasar dunia.
Demi mencapai tujuan tersebut, Pertamina melalui program Pertapreneur (Pertamina Entrepreneur) Aggregator, ratusan UMKM kreatif kini berhasil naik kelas hingga menjangkau konsumen global.
Sejak diluncurkan pada 2022, program Pertapreneur tercatat telah mendampingi 300 UMKM potensial dengan dukungan dari berbagai aspek, mulai dari teknis, manajerial, hingga akses pasar internasional.
Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, langkah tersebut sejalan dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) Pertamina dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
“Langkah ini juga selaras dengan Asta Cita Pemerintah, yaitu menciptakan lapangan kerja berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan mengembangkan industri kreatif,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat 19 September 2025.
Kisah Sukses Kainnesia
Salah satu bukti nyata dari program ini adalah Kainnesia (Kain Tenun Indonesia), pemenang Pertapreneur Aggregator 2024.
Startup sosial ini berhasil menggandeng ratusan penenun dari berbagai daerah untuk membawa produk tenun nusantara ke kancah global.
Pendiri sekaligus CEO Kainnesia, Nur Salam, menyebutkan bahwa Pertapreneur Aggregator bukan hanya mengakselerasi bisnisnya, tetapi juga mendongkrak UMKM mitra.
“Total tenaga kerja dari 37 UMKM mitra itu bisa mencapai lebih dari 400 orang. Semua ini menjadi bukti nyata bahwa program Pertapreneur Aggregator berhasil mendorong pertumbuhan yang menyeluruh dan berkelanjutan, tidak hanya bagi Kainnesia tetapi bagi UMKM lain yang kami bina,” kata Nur Salam saat kegiatan Sustainability Implementation & Monitoring Pertapreneur Aggregator di Yogyakarta, Senin 15 September lalu.
Hasil positif lainnya, produk kreatif buatan Kainnesia kini sukses tampil di berbagai ajang internasional seperti Osaka World Expo Japan 2025, Korea Import Fair di Seoul, Jogja Fashion Week 2025, hingga Inacraft 2025. Bahkan, pembeli asal Malaysia rela melakukan pemesanan memesan sarung tenun senilai USD50 ribu atau sekitar Rp831,1 jutaan (kurs 1 USD = Rp16.622,84 per 19 September 2025).
Nur menambahkan, capaian positif tersebut menunjukkan bahwa kain tenun sebagai warisan budaya yang memiliki nilai jual tinggi di mata konsumen mancanegara.
“Tenun bukan sekadar kain, tetapi warisan budaya yang harus terus dikembangkan agar tetap relevan dengan zaman. Kami ingin anak muda melihat tenun sebagai bagian dari masa depan,” sebut Nur.
Pertamina Dorong UMKM Naik Kelas
Vice President CSR & SMEPP Pertamina, Rudi Ariffianto, menambahkan kehadiran Kainnesia menjadi bukti keberhasilan Pertapreneur Aggregator.
“Semakin banyak UMKM aggregator, makin banyak pula UMKM yang bisa naik kelas, membuka lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Kami berharap UMKM binaan Kainnesia dapat menjadi tentakel ekonomi yang menciptakan value lebih besar,” jelas Rudi.
Pertamina sebagai perusahaan energi nasional juga menegaskan komitmennya dalam transisi energi menuju net zero emission 2060. Seluruh langkah pemberdayaan UMKM hingga program sosial sejalan dengan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) yang diterapkan di seluruh lini bisnis perusahaan. (info-bks/*)