Logo
>

Potensi Investasi Hijau: Peluang Emas Ekonomi Indonesia

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Potensi Investasi Hijau: Peluang Emas Ekonomi Indonesia

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Martin Manurung, menegaskan bahwa investasi hijau atau ramah lingkungan (green investments) memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

    “Mempercepat investasi hijau dan berkelanjutan di Indonesia tidak hanya penting bagi kelestarian lingkungan, tetapi juga merupakan peluang ekonomi yang tidak boleh diabaikan. Investasi hijau memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja berkualitas, dan meningkatkan ketahanan Indonesia terhadap tantangan global,” ujar Martin di Jakarta, Rabu 24 Juli 2024.

    Menurutnya, komitmen Indonesia terhadap tujuan berkelanjutan tidak hanya mengamankan prospek ekonomi di masa depan, tetapi juga berkontribusi pada upaya global mengatasi perubahan iklim dan melindungi planet ini.

    “Kita perlu melanjutkan progres yang telah dicapai, menutup celah yang ada, dan menciptakan kondisi yang mendukung inovasi serta menarik investasi hijau,” tambahnya.

    Investasi hijau, lanjut Martin, dapat menciptakan lapangan kerja berkualitas, menstimulasi inovasi, dan memperkuat keamanan energi. Selain itu, investasi tersebut juga berpotensi menarik investasi asing langsung, meningkatkan ketahanan ekonomi, dan daya saing Indonesia di kancah global.

    “Bagi Indonesia, potensi keuntungan ekonomi dari investasi hijau sangat besar. Melalui investasi pada energi terbarukan, kita bisa mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan meningkatkan neraca perdagangan,” jelas Martin.

    Ia juga menyebutkan bahwa praktik pertanian berkelanjutan dapat meningkatkan hasil panen dan pendapatan petani, sementara ecotourism bisa menghasilkan pemasukan signifikan dan menciptakan lapangan kerja di daerah pedesaan.

    Berdasarkan laporan Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi hijau dapat menyumbang USD 30 miliar terhadap PDB Indonesia pada 2030 dan menciptakan lebih dari tiga juta lapangan kerja.

    Lebih jauh, investasi hijau bisa memperkuat kesehatan publik dengan mengurangi polusi dan memitigasi dampak perubahan iklim, yang pada gilirannya dapat mengurangi beban biaya kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

    “Upaya mempercepat investasi hijau dan berkelanjutan membutuhkan kolaborasi semua pemangku kepentingan. Bersama-sama, kita bisa mentransformasi Indonesia menjadi pemimpin global dalam investasi hijau, menjadi contoh yang dapat diikuti oleh negara-negara lain. Saatnya memanfaatkan momentum ini dan membuat keputusan strategis, berani, serta visioner yang akan menentukan masa depan kita,” pungkas Martin.

    Negara Yang Produktif

    Indonesia menjadi negara yang produktif di kawasan Asia Tenggara dan menjadi inisiator dalam Asia Zero Emission Community (AZEC).

    AZEC merupakan kerjasama untuk mengupayakan dekabornisasi di kawasan Asia dalam mencapai carbon neutrality tanpa menganggu pertumbuhan ekonomi dan ketahanan energi.

    Sebagai salah satu inisiator, Indonesia berpeluang mendapatkan prioritas pendanaan dan investasi sebesar USD500 juta dalam mengimplementasikan program transisi energi yang melibatkan sektor publik maupun swasta.

    Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Edi Prio Pambudi, mengatakan Indonesia memiliki expert group di dalam AZEC.

    “Kita termasuk juga negara di Asean yang produktif karena sudah mempunyai expert group di dalam AZEC,” kata dia dalam acara media briefing update kerjasama ekonomi internasional di Jakarta, Kamis 30 Mei 2024.

    Edi bilang, anggota di dalam group tersebut rutin menggelar pertemuan guna membahas proyek yang bisa dikembangkan.

    “Contoh misalnya untuk Muara Laboh Geothermal ini sudah diindikasi angkanya dan sudah disepakati,” ujar Edi.

    Perlu diketahui, Muara Laboh Geothermal merupakan salah satu proyek prioritas yang dipercepat di dalam AZEC dengan nilai investasi USD470 juta.

    Selain itu, ada juga pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) Legok Nangka dengan nilai investasi USD420 juta.

    “Di Jawa Barat sudah mulai diimplementasikan project mengola sampah menjadi energi dan ini sudah diselesaikan kajiannya tinggal bagaimana nanti tahapan-tahapan selanjutnya yang akan dikerjakan,” ungkapnya.

    Lalu, juga sedang diupayakan realisasi PLTA Kayan yang berpotensi menghasilkan tenaga listrik bersih sebesar 9000 MW dengan nilai investasi total USD25 miliar.

    Di sisi lain, pengembangan ekonomi hijau dan biru dinilai harus dijalankan demi bisa mencegah perubahan iklim di Indonesia. Analisis Kebijakan Ahli Madya VKF Kementerian Keuangan, Noor Syaifudin menganggap perubahan iklim sebagai sesuatu yang akan berdampak pada struktur ekonomi Indonesia di masa depan.

    “Apalagi Indonesia pada 2045 mempunyai visi menjadi negara maju. Bagaimana ini nanti kita meletakkannya pada resiko perubahan itu,” ujarnya di Jakarta, Rabu 27 Maret 2024

    Syaifudin menyatakan pemerintah kini sudah melakukan mitigasi agar bisa menanggulangi perubahan iklim tersebut. Tak hanya itu  ia juga memastikan pemerintah juga bakal mengambil peluang kesempatan dari aspek perubahan itu.

    “Bagaimana kita mulai mengumpulkan atau memenuhi berbagai kebutuhan terkait dengan pendanaan dan pembiayaan untuk menanggulangi perubahan iklim ini,” kata dia.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.