Logo
>

Potensi Saham PGEO di Tengah Transisi Energi Bersih

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Potensi Saham PGEO di Tengah Transisi Energi Bersih

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), bagian dari Subholding Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), telah lama menjadi pilar dalam pengembangan energi panas bumi di Indonesia. Keberhasilan perusahaan dalam melakukan eksplorasi dan produksi energi ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk anggota Komisi VI DPR RI Putu Supadma Rudana, yang tahun lalu memuji peran strategis PGEO dalam mendukung diversifikasi sumber energi dan keberlanjutan nasional.

    “Dengan kapasitas terpasang yang kuat dan jaringan area operasi yang luas, perusahaan ini terus berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif dalam pasokan energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan bagi masa depan negara dan planet kita,” kata Putu.

    Sebagai pelaku utama di industri energi panas bumi, PGEO telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam mengelola rantai produksi energi mulai dari eksplorasi hingga distribusi. Dengan teknologi canggih dan tim ahli yang berpengalaman, perusahaan ini berhasil mempertahankan kapasitas terpasang sebesar 672 MW dari operasi mandiri dan 1.205 MW dari Joint Operation Contract (JOC) yang tersebar di 15 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP). Inovasi dan kolaborasi lintas sektor terus dilakukan untuk memastikan keberlanjutan dan efisiensi produksi energi.

    Profil Singkat PGEO

    PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) adalah afiliasi dari Pertamina yang merupakan pemegang kuasa pengusahaan panas bumi terbesar di Indonesia. Dengan kapasitas terpasang keseluruhan sebesar 1.877 MW, di mana 672 MW dioperasikan sendiri oleh PGEO dan 1.205 MW oleh Kontraktor KOB, perusahaan ini memiliki rekam jejak yang baik dalam pengembangan dan pengelolaan proyek-proyek PLTP di berbagai lokasi.

    PGEO berfokus pada tenaga panas bumi hulu dan hilir, mengembangkan proyek-proyek dengan mengintegrasikan dan mengoptimalkan panas bumi, komponen produksi listrik, serta teknologi dari para pemasok. Fokus ini memberikan fleksibilitas dalam mendapatkan komponen, teknologi, dan operator yang sesuai dengan lingkungan lokal tempat pembangkit listrik dioperasikan.

    Sebagian besar pendapatan PGEO diperoleh dari penjualan listrik secara langsung dan tidak langsung ke PLN, serta penjualan uap ke IPP dan PLN. PGEO terus berkolaborasi dengan kontraktor EPC untuk mengembangkan proyek-proyek PLTP yang sukses.

    Pertumbuhan Pendapatan

    Performa keuangan PGEO mencerminkan pengelolaan yang efektif dan strategi bisnis yang adaptif. Berdasarkan data Stockbit, pada tahun 2023, pendapatan perusahaan mengalami peningkatan sebesar 5,24 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menunjukkan kemampuan PGEO dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan mempertahankan kinerja yang solid.

    Kemudian pada kuartal pertama 2024, pendapatan PGEO mencapai Rp1.640 miliar, meningkat dari Rp1.537 miliar pada kuartal pertama 2023. Secara tahunan, PGEO mencatat pendapatan sebesar Rp6.560 miliar pada 2024, naik dari Rp6.273 miliar pada 2023.

    Kenaikan Laba Bersih

    Laba bersih PGEO juga menunjukkan tren yang menggembirakan. Pada 2023, laba bersih perusahaan tumbuh sebesar 28,47 persen. Tahun sebelumnya, yaitu 2022, PGEO mencatatkan lonjakan laba bersih sebesar 49,68 persen, meskipun 2020 sempat mengalami penurunan laba sebesar 23,77 persen akibat dampak pandemi COVID-19.

    Pada kuartal pertama 2024, PGEO mencatat laba bersih sebesar Rp754 miliar, naik dari Rp703 miliar pada kuartal pertama 2023. Secara tahunan, PGEO mencatat laba bersih sebesar Rp3.017 miliar pada 2024, naik dari Rp2.526 miliar pada 2023.

    Secara kumulatif dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan laba bersih PGEO mencapai 71,14 persen. Pencapaian ini mencerminkan kekuatan finansial perusahaan dan kemampuan mereka untuk bangkit dari tantangan ekonomi global.

    Komitmen terhadap Pemegang Saham

    PGEO juga memperlihatkan komitmennya kepada pemegang saham dengan memberikan dividen yang signifikan. Pada 2023, dividen yang dibagikan mengalami pertumbuhan luar biasa sebesar 339,39 persen. Hal ini menunjukkan dedikasi PGEO untuk terus memberikan nilai tambah kepada para pemegang sahamnya. Informasi dari Stockbit menunjukkan pada 2024, dividen per saham PGEO diharapkan mencapai Rp47,77.

    Pergerakan Harga Saham yang Stabil

    Harga saham PGEO menunjukkan stabilitas dan tren positif. Dalam tiga bulan terakhir, harga saham PGEO meningkat sebesar 0,78 persen, dengan nilai terakhir tercatat pada angka Rp1.285 per saham. Tren ini mencerminkan kepercayaan pasar terhadap prospek dan kinerja PGEO. Data terbaru juga menunjukkan pada kuartal pertama 2024, PGEO mencatat laba per saham sebesar Rp18,17, naik dari Rp16,95 pada kuartal pertama 2023.

    Kolaborasi dan Jaringan

    Dalam upaya memperkuat industri energi panas bumi, PGEO terus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga penelitian, universitas, dan mitra industri. Kolaborasi ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya guna mendorong inovasi dan pengembangan yang lebih kuat di sektor energi panas bumi.

    PGEO saat ini mengoperasikan 13 Wilayah Kerja yang tersebar di berbagai daerah, termasuk Kamojang, Karaha, Lahendong, Gunung Sibualu-Buali, Gunung Sibayak-Sinabung, Sungai Penuh, Hululais, Lumut Balai & Margabayur, Way Panas, Pangalengan, Cibereum-Parabakti, Tabanan, dan Seulawah. Setiap wilayah kerja ini memainkan peran penting dalam mendukung upaya transisi energi bersih dan keberlanjutan di Indonesia.

    Struktur Kepemilikan Saham PGEO

    Menurut data Stockbit, PGEO memiliki struktur kepemilikan saham yang didominasi oleh PT Pertamina Power Indonesia (PPI) dengan jumlah saham sebesar 28,57 miliar atau sekitar 68,848 persen. Pemegang saham terbesar kedua adalah Masdar Indonesia Solar Holdings RSC Limited yang memiliki 6,21 miliar saham atau sekitar 14,964 persen. Selanjutnya, Masyarakat Non Warkat memiliki 4,24 miliar saham atau 10,217 persen, dan PT Pertamina Pedeve Indonesia (PEDEVE) menguasai 2,48 miliar saham atau 5,971 persen.

    Perubahan Jumlah Pemegang Saham

    Perubahan jumlah pemegang saham PGEO menunjukkan dinamika yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Pada 30 Juni 2024, jumlah pemegang saham mencapai 31.127, naik sebanyak 537 dari bulan sebelumnya. Namun, pada 31 Mei 2024, terjadi penurunan sebanyak 1.510 pemegang saham menjadi 30.590 dari bulan sebelumnya yang mencatat 32.100 pemegang saham pada 30 April 2024.

    Data lebih lanjut menunjukkan pada 31 Maret 2024, jumlah pemegang saham adalah 34.591, dengan peningkatan 115 dari bulan sebelumnya. Pada 29 Februari 2024, jumlah pemegang saham tercatat 34.476, meningkat sebanyak 882 dari 31 Januari 2024 yang mencatat 33.594 pemegang saham, tetapi mengalami penurunan drastis sebanyak 5.864 dari bulan sebelumnya.

    Melihat pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang signifikan, serta kenaikan harga saham yang stabil dalam beberapa bulan terakhir, PGEO menunjukkan performa keuangan yang solid. Dominasi kepemilikan oleh entitas besar dan peningkatan jumlah pemegang saham juga mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek perusahaan. PGEO tampak memiliki potensi yang baik untuk pertumbuhan investasi di sektor energi panas bumi.(pin/nil)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).