Logo
>

Prediksi Ledakan Investasi Teknologi Bersih dan Infrastruktur di 2025

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Prediksi Ledakan Investasi Teknologi Bersih dan Infrastruktur di 2025

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Tahun 2025 sudah di depan mata. Perhatian dunia tertuju pada perubahan besar yang akan datang di dunia energi bersih. Dengan urgensi perubahan iklim yang makin mendesak, para pelaku industri mulai menyusun langkah strategis untuk menyambut lonjakan besar di sektor teknologi iklim dan infrastruktur.

    Dalam pusaran transformasi ini, energi terbarukan, kecerdasan buatan, hingga inovasi teknologi baterai siap menjadi pusat perhatian karena membawa janji baru bagi ekonomi global. Di balik semua itu, ada prediksi ambisius tentang masa depan energi bersih dari Obvious Ventures—perusahaan modal ventura yang berfokus pada investasi pertumbuhan startup. Perusahaan yang berbasis di Silicon Valley ini percaya 2025 akan menjadi titik balik revolusioner untuk teknologi bersih (cleantech) dan keberlanjutan.

    Direktur Pelaksana Obvious Ventures, Andrew Beebe, punya visi besar tentang masa depan energi bersih dan teknologi iklim. Dengan pengalaman memimpin investasi yang fokus pada dekarbonisasi dan energi terbarukan, portofolionya mencakup beberapa keberhasilan besar, seperti Proterra yang diakuisisi oleh Volvo, Inspire oleh Shell, Amply oleh BP, dan Zanskar di sektor energi panas bumi.

    Menurut Andrew, dunia sedang berada di tengah pergeseran besar dalam sektor energi global, didorong oleh urgensi menangani perubahan iklim. Ia memprediksi energi terbarukan akan melampaui bahan bakar fosil dalam kapasitas baseload, lalu teknologi AI akan meningkatkan keandalan sistem energi terbarukan. Sejurus dengan itu, terobosan dalam energi panas bumi akan membuka cadangan energi besar yang selama ini sulit dijangkau.

    Lonjakan Investasi dan Transformasi Teknologi

    [caption id="attachment_87054" align="alignnone" width="1920"] Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) yang dikelola oleh PT Arkora Hydro Tbk (ARKO). Fasilitas ini merupakan bagian dari upaya ARKO dalam memanfaatkan energi terbarukan di Indonesia. Foto: Dok. ARKO.[/caption]

    Data mendukung prediksinya. International Energy Agency (IEA) memproyeksikan investasi di sektor cleantech dan infrastruktur akan mencapai USD2 triliun (sekitar Rp30.800 triliun) pada 2024, hampir dua kali lipat dari investasi di bahan bakar fosil. Andrew mengatakan meski porsi Amerika Serikat (AS) hanya 15 persen dari total global tersebut, angka ini terus meningkat berkat insentif besar dari Infrastructure Investment and Jobs Act serta Inflation Reduction Act.

    “Kami sangat antusias dengan energi panas bumi,” kata Andrew dilansir dari Sustainability di Jakarta, Jumat, 27 Desember 2024. “Energi terbarukan seperti angin dan surya memang sudah besar dan murah, tetapi belum mampu menyediakan kapasitas baseload seperti batu bara, minyak, atau gas. Kini, teknologi baru membuka cadangan energi besar di kerak bumi, sementara AI generatif membuatnya lebih mudah diakses.”

    Andrew membagikan beberapa prediksi ledakan investasi utama untuk tahun 2025:

    1. Energi bersih melampaui bahan bakar fosil

    Era dominasi bahan bakar fosil di sektor energi makin mendekati akhir. Energi surya, angin, panas bumi, dan hidro diperkirakan akan mengungguli fosil dalam kapasitas baseload, efisiensi global, dan penurunan biaya. Penemuan baru juga mempercepat penelitian energi yang sebelumnya lambat, seperti fusi nuklir.

    2. Terobosan dalam teknologi baterai

    Perkembangan di kimia baterai, seperti baterai lithium solid-state dan silikon sintetis, menjanjikan kepadatan energi lebih tinggi, waktu pengisian lebih cepat, dan umur pakai lebih panjang. Hal ini menjadi kunci untuk memperluas skala energi terbarukan terdistribusi, memungkinkan industri mengurangi ketergantungan pada jaringan listrik.

    3. Akselerasi teknologi penghilangan karbon

    Teknologi seperti direct air capture (teknologi yang dirancang untuk menyerap karbon dioksida) dan bioenergi dengan penyimpanan karbon semakin maju. Skala produksinya meningkat, memungkinkan penghilangan karbon dioksida yang lebih efisien, yang menjadi langkah penting untuk memenuhi target iklim global.

    4. Transformasi sektor pertanian

    Industri pertanian sedang mengalami revolusi energi bersih. Mesin bertenaga energi terbarukan dan teknik pertanian presisi berbasis data membuat sektor ini lebih berkelanjutan. Selain itu, ada juga inovasi seperti pertanian vertikal dan makanan hasil laboratorium untuk mengurangi jejak karbon produksi pangan sekaligus meningkatkan keamanan pangan.

    AI meningkatkan analisis risiko

    Algoritma canggih dan model pembelajaran mesin dapat memprediksi kerusakan peralatan, mengoptimalkan jadwal perawatan, dan meningkatkan efisiensi energi. Dengan memanfaatkan AI, bisnis dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi, meningkatkan keandalan sistem energi terbarukan, dan mengurangi ketidakpastian operasional.

    Andrew percaya kombinasi teknologi canggih dan kebijakan mendukung akan membawa transformasi besar. “Aksi iklim tidak perlu mengorbankan kinerja ekonomi. Cerdas dalam menggunakan sumber daya berarti cerdas secara bisnis,” katanya.

    Dengan fokus pada energi panas bumi, kemajuan baterai, dan inovasi pertanian, 2025 diprediksi menjadi tahun di mana energi bersih tidak hanya menjadi alternatif tetapi menjadi pilar utama ekonomi global.

    Bagaimana dengan Indonesia?

    Di Indonesia, geliat investasi hijau yang ditujukan untuk mendukung transisi energi bersih melalui berbagai skema juga tengah berlangsung. Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) menyarankan para investor untuk mencermati sejumlah faktor dalam penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) perusahaan energi terbarukan. Langkah ini didorong oleh adanya peluang pendanaan energi terbarukan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI).

    IESR menilai, pasar modal dapat menjadi alternatif bagi perusahaan energi terbarukan untuk memperoleh pendanaan dari investor. Pendanaan ini dinilai penting untuk mereformasi kebijakan ketenagalistrikan dan mendukung implementasi pendanaan Just Energy Transition Partnership (JETP) sebagai upaya mempercepat transisi energi bersih.

    Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengatakan investor sebaiknya mencermati faktor pendukung (enabling environment) yang akan memperkuat pengembangan energi terbarukan di Indonesia, seperti kebijakan, regulasi, ekosistem bisnis, stabilitas negara, dan kondisi makroekonomi.

    Selain itu, Fabby menilai investor perlu melihat fundamental perusahaan. Selain itu, kata dia, investor perlu memperhatikan sejumlah hal, antara lain prospek pengembangan bisnis ke depan, daya saing, keunikan produk, keterampilan dan keahlian, pengalaman, kredibilitas, kemitraan, serta strategi pengembangan dan pertumbuhan bisnis untuk mencapai profitabilitas berkelanjutan.

    [caption id="attachment_104275" align="alignnone" width="1979"] Realisasi dan target investasi pada berbagai kategori Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) di Indonesia pada tahun 2024. Sumber: Kementerian ESDM[/caption]

    “Kalau saya sebagai investor, misalnya, akan memilih membeli saham energi terbarukan ketimbang saham batu bara. Namun, saya harus melihat prospek perusahaan energi terbarukan yang IPO, apakah proyeksinya berkembang cepat atau lambat,” katanya, Sabtu, 9 November 2024.

    Sebagaimana diketahui, pemerintah Indonesia menargetkan karbon netral atau net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat dengan target bauran energi bersih sebesar 23 persen pada 2025 dan 40 persen pada 2030. Dari sisi industri energi terbarukan, Indonesia juga memiliki potensi energi terbarukan yang besar.

    Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), potensi energi surya di Indonesia mencapai 3.295 gigawatt (GW), hidro 95 GW, bioenergi (biogas dan biomassa) 57 GW, bayu (angin) 155 GW, arus laut 60 GW, dan panas bumi 24 GW, sehingga totalnya mencapai 3.686 GW. Namun, hingga 2023, pemanfaatan energi bersih baru mencapai 12,54 GW.

    Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintah dalam mendorong transisi menuju energi terbarukan. Dalam pidato perdana usai pelantikan, Prabowo menyampaikan visi besar untuk mencapai swasembada energi nasional, salah satunya melalui pengembangan energi bersih yang berkelanjutan.

    Sejalan dengan arahan tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan target dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2035, yaitu minimal 60 persen bauran energi berasal dari sumber bersih. PT PLN (Persero) juga menyatakan komitmennya untuk menggandeng pihak swasta dalam pembangunan pembangkit energi terbarukan guna mencapai target kontribusi 60 persen energi bersih tersebut.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).