KABARBURSA.COM - Debat Pilkada DKI Jakarta 2024, Minggu malam, 18 November, menjadi ajang bagi tiga calon gubernur untuk memaparkan langkah-langkah mengatasi polusi di ibu kota. Berbagai program strategi hijau disampaikan sebagai janji untuk menjadikan Jakarta lebih ramah lingkungan selama lima tahun mendatang.
Berikut adalah strategi hijau para Cagub DKI 2024:
Ridwan Kamil: Hunian Strategis dan Penghijauan Masif
[caption id="attachment_100266" align="alignnone" width="1280"] Pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Nomor urut 1, Ridwan Kamil dan Suswono, dalam debat Cagub DKI Jakarta 2024 ketiga di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Ahad, 17 November 2024. Foto: YouTube KPU DKI Jakarta.[/caption]
Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jawa Barat, menekankan pentingnya membangun hunian di pusat kota serta ruang kerja di kawasan pinggiran. Ia yakin langkah ini mampu mengurangi mobilitas warga yang otomatis berdampak pada penurunan polusi.
Pasangan yang dikenal dengan singkatan RIDO ini menargetkan penanaman tiga juta pohon di 2.700 RW. Pendanaan untuk program ini berasal dari alokasi anggaran Rp1 miliar per RW. Selain penghijauan di jalan, mereka akan memanfaatkan atap gedung untuk mengurangi efek rumah kaca. Pasangan ini juga berkomitmen memperluas jaringan JakLingko dan memberikan insentif kepada pengemudi ojek online yang beralih ke motor listrik.
Dharma Pongrekun: Teknologi Hijau dan Energi Terbarukan
[caption id="attachment_100267" align="alignnone" width="1280"] Pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Nomor urut 2, Dharma Pongrekun dan Kun Wardana Abyoto, dalam debat Cagub DKI Jakarta 2024 ketiga di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Ahad, 17 November 2024. Foto: YouTube KPU DKI Jakarta.[/caption]
Dharma Pongrekun menawarkan delapan langkah menuju Jakarta hijau rendah emisi. Ia mengusulkan penerapan teknologi pengatur lalu lintas tanpa lampu merah untuk mengurangi kemacetan, diiringi prioritas pada transportasi umum. Energi terbarukan dari bahan bakar biodiesel berbasis rumput laut, nipah, dan bakau juga menjadi fokus programnya.
Selain itu, calon gubernur dari jalur independen ini berencana menanam dan merawat mangrove secara terpadu dengan teknologi ramah lingkungan. Langkah lainnya mencakup pembinaan masyarakat, desain arsitektur hemat energi, serta pengurangan konsumsi listrik di berbagai sektor.
Pramono Anung: Parkir Terintegrasi dan Transportasi Gratis
[caption id="attachment_100268" align="alignnone" width="1280"] Pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno, dalam debat Cagub DKI Jakarta 2024 ketiga di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Ahad, 17 November 2024. Foto: YouTube KPU DKI Jakarta.[/caption]
Pramono Anung menyodorkan konsep park and ride di dekat fasilitas transportasi umum. Fasilitas ini dirancang agar jaraknya tidak lebih dari 500 meter dari rumah warga guna mendorong peralihan penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi publik.
Calon gubernur yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini menegaskan pentingnya memperluas rute JakLingko agar semakin terhubung dengan moda transportasi lainnya. Fokusnya terletak pada perubahan gaya hidup warga yang lebih ramah lingkungan. Pramono juga menyatakan niatnya menggratiskan layanan transportasi umum, seperti Transjakarta, MRT, dan LRT, bagi 15 kelompok masyarakat tertentu.
Masalah Tak Kunjung Usai
Polusi udara masih menjadi persoalan pelik yang melilit Jakarta selama bertahun-tahun. Meski sejumlah langkah perbaikan telah diupayakan, kualitas udara ibu kota pada 2024 tetap berada dalam kategori tidak sehat. Konsentrasi PM2.5 di Jakarta tercatat 9,1 kali lipat lebih tinggi dari ambang batas yang ditetapkan WHO. Puncaknya, pada 13 Agustus 2024, Jakarta mencatat skor indeks kualitas udara (AQI) sebesar 177, tertinggi di dunia, yang masuk dalam kategori tidak sehat.
Laporan IQAir kerap menempatkan Jakarta dalam daftar kota dengan kualitas udara terburuk. Sumber utama polusi ini berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, dan pembakaran sampah. Kondisi ini menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.
Sumber Polusi Udara Jakarta
1. Transportasi
Data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menunjukkan sektor transportasi menyumbang 67,04 persen dari total polusi udara. Kendaraan bermotor berbahan bakar fosil menjadi penyumbang utama emisi gas berbahaya, seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), dan partikulat halus (PM2.5).
2. Industri Manufaktur dan Energi
Kontribusi sektor industri terhadap polusi udara mencapai 32,5 persen. Proses pembakaran dan produksi di pabrik-pabrik menghasilkan berbagai polutan berbahaya yang mencemari udara.
3. Pembakaran Rumah Tangga dan Terbuka
Penggunaan bahan bakar fosil di rumah tangga serta pembakaran sampah turut menyumbang 0,43 persen polusi udara. Meski porsinya kecil, dampaknya tetap signifikan bagi kualitas udara ibu kota.
Dampak Polusi Udara
Penelitian University of Chicago menyebut polusi udara mengurangi harapan hidup rata-rata individu hingga 2,3 tahun. Greenpeace Indonesia mencatat 7.390 penduduk Jakarta meninggal lebih dini akibat paparan polusi, sementara 2.000 bayi lahir dengan berat badan rendah. Anak-anak, lansia, dan individu dengan penyakit bawaan menjadi kelompok paling rentan.
Partikel PM2.5, dengan ukurannya yang kecil, mampu masuk ke dalam sirkulasi darah. Akibatnya, organ tubuh seperti jantung dan paru-paru mengalami kerusakan, bahkan berpotensi mengganggu kesehatan janin. Selain itu, polusi udara memicu iritasi pada membran mukosa hidung, mulut, kulit, dan mata.
Dampak polusi udara juga merambah pada hewan peliharaan yang terpapar udara luar. Ekosistem ikut terpengaruh, dengan tanaman yang rusak dan kualitas tanah serta air yang menurun akibat pencemaran udara.
Langkah Mengatasi Polusi
Pemerintah Jakarta telah merancang sejumlah langkah untuk menekan polusi udara. Beberapa di antaranya meliputi peningkatan penggunaan kendaraan listrik, pembenahan transportasi umum, dan pengurangan pembakaran sampah. Di sisi lain, masyarakat didorong untuk beralih ke gaya hidup ramah lingkungan, seperti bersepeda dan berjalan kaki.
Dengan kolaborasi lintas sektor dan perubahan pola hidup yang lebih ramah lingkungan, Jakarta diharapkan mampu memperbaiki kualitas udara secara bertahap. Langkah kolektif ini menjadi kunci agar ibu kota bisa lepas dari jeratan polusi yang mengancam kesehatan warganya.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.