Darmawan menjelaskan bahwa PLN berencana untuk terus mendukung kawasan pariwisata di Indonesia dengan menyediakan listrik yang andal, terjangkau, dan ramah lingkungan. Langkah ini sejalan dengan komitmen PLN untuk mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) di berbagai tempat di Indonesia.
Sebelum adanya suplai listrik 24 jam yang dihasilkan dari tiga Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), sistem kelistrikan di tiga pulau di Karimunjawa, yaitu Pulau Parang, Genting, dan Nyamuk, hanya disuplai oleh PLTS dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang dioperasikan oleh Pemerintah Kabupaten Jepara. Pada tahun 2022, PLN menerima hibah operasional PLTS dan PLTD dari Pemerintah Kabupaten Jepara untuk ketiga pulau tersebut dan sejak itu menangani operasional kelistrikan, termasuk penambahan kapasitas pembangkit untuk memperkuat pasokan listrik.
Mochamad Soffin Hadi, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta (UID Jateng-DIY), menambahkan bahwa saat ini kelistrikan di Pulau Parang, Genting, dan Nyamuk disuplai oleh PLTS dengan metode off-grid, dengan suplai cadangan dari PLTD berkapasitas 230 kW. Soffin juga mengungkapkan rencana untuk membangun unit PLTS tambahan di masa depan guna memenuhi kebutuhan listrik di Kepulauan Karimunjawa.
Selain itu, Pulau Karimunjawa, pulau terbesar di gugusan tersebut, telah menerima suplai listrik 24 jam non-stop sejak 2017. Sekretaris Desa Parang, Eko Susanto, menyampaikan apresiasi kepada PLN atas dukungan listrik yang andal dan ramah lingkungan, yang diyakini akan mendukung kemajuan pariwisata di Karimunjawa.
PLTS Apung Saguling
PT PLN (Persero) telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Listrik (PPA) dengan ACWA Power, perusahaan energi asal Arab Saudi. Kedua pihak sepakat untuk mengembangkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Saguling di Jawa Barat, dengan kapasitas 92 Megawatt peak (MWp).
Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Faisal Bin Abdullah Al-Amudi, menyatakan bahwa kerja sama dalam pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) ini merupakan bagian dari hubungan bilateral strategis yang diinisiasi oleh para pemimpin Indonesia dan Arab Saudi.
Menurutnya, kolaborasi ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian kedua negara.
“Kerajaan Arab Saudi, seperti yang Anda ketahui, merupakan ekonomi terbesar di kawasan Timur Tengah, sementara Indonesia adalah ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Kedua negara memiliki potensi besar dalam hal investasi. Pada kesempatan ini, kami juga mengundang para investor untuk meningkatkan investasi baik di Arab Saudi maupun Indonesia,” ujar Faisal dalam keterangannya, Kamis, 15 Agustus 2024.
Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa langkah strategis ini diambil oleh perseroan sebagai bagian dari upayanya mendukung peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) yang sejalan dengan agenda transisi energi di Indonesia.
“Bumi semakin memanas, dan kita sedang beralih dari pembangunan berbasis bahan bakar fosil ke pembangunan berbasis energi terbarukan. Kebijakan transisi energi menuju energi terbarukan sedang berlangsung dan akan diumumkan pada COP29 di Azerbaijan, dengan 75 persen dari kapasitas tambahan berasal dari energi terbarukan,” kata Darmawan.
Darmawan juga mengatakan, dengan kebutuhan investasi yang besar tentu saja PLN tidak akan mampu melakukan hal tersebut sendirian. Menurutnya ini tantangan global yang memerlukan solusi global dan kolaborasi global.
Dia menyebut dengan penandatanganan PPA ini menjadi bukti bahwa komunitas global yang sebelumnya terfragmentasi kini menjadi bersatu.
“Pemanasan global menawarkan tantangan besar, namun juga memberikan peluang luar biasa, peluang untuk berkembang, peluang untuk berkolaborasi, baik dalam strategi, inovasi teknologi, maupun investasi bersama. Kami ingin memastikan bahwa generasi mendatang memiliki masa depan yang lebih baik dibandingkan generasi kita. Dan semuanya di mulai melalui kolaborasi yang luar biasa ini,” tutur Darmawan.
Darmawan mengatakan nantinya saat beroperasi PLTS Terapung Saguling yang terletak di Waduk Saguling di Jawa Barat ini berpotensi menurunkan emisi karbon sebesar 120.000 ton per tahun.
Apresiasi ACWA Power
Dalam proyek ini, PLN Indonesia Power sebagai subholding PT PLN (Persero) menguasai saham senilai 51 persen dan sisanya akan dimiliki oleh ACWA Power.
“Kami sangat mengapresiasi ACWA Power atas penandatanganan PPA. Ini hanya permulaan dan merupakan simbol yang membuka peluang kerja sama yang jauh lebih besar antara Arab Saudi dan Indonesia,” lanjut Darmawan.
Sementara itu, Chief Executive Office ACWA Power, Marco Arcelli menyampaikan Indonesia merupakan negara dengan potensi energi hijau yang begitu melimpah.
Sebagai perusahaan desalinasi air swasta terbesar di dunia, ACWA Power menegaskan kesiapannya dalam bekerja sama dengan PLN guna mengembangkan energi hijau di Indonesia.
“Di negara-negara dengan kepadatan penduduk yang tinggi, PV surya terapung atau ‘floatovoltaics’ berfungsi sebagai solusi terbaik untuk memanfaatkan energi surya. Bentang laut Indonesia yang luas dan cahaya matahari yang melimpah menghadirkan potensi besar bagi proyek ini. Kami berharap dapat bekerja sama dengan mitra kami, PLN, untuk berkontribusi pada visi negara dalam meningkatkan kapasitas energi terbarukan,” jelas Marco.
ACWA Power memperluas kehadirannya di Indonesia melalui investasi strategis yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan.(*)