Logo
>

Ada Oknum yang Suplai Pakaian Impor China Ilegal ke Tanah Abang

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Ada Oknum yang Suplai Pakaian Impor China Ilegal ke Tanah Abang

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kementerian Perdagangan (Kemendag) angkat bicara soal banyaknya pakaian impor asal China yang dijual dengan harga murah di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

    Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan yang juga Ketua Pelaksana Pengawasan Barang Impor Ilegal, Moga Simatupang, mengatakan bahwa Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan perairan yang luas, memiliki banyak celah yang dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

    “Indonesia ini kan negara yang luas, banyak celah yang bisa dilakukan oleh oknum tertentu. Modus yang digunakan banyak, pintu masuknya juga banyak,” kata Moga, Selasa, 13 Agustus 2024.

    Ketika disinggung soal Satgas Pengawasan Barang Impor Ilegal yang dibentuk Kemendag, Moga mengatakan bahwa fokus kerja satgas adalah menyasar ke gudang importir.

    Lanjut Mega, pihaknya telah mengantongi lokasi gudang importir. Namun, saat dilakukan penggerebekan, tidak ditemukan adanya aktivitas tersebut.

    “Kemarin ada beberapa lokasi gudang importir, namun setelah dicek ternyata tidak ada kegiatan di sana. Mereka kan sindikat, bergeraknya cepat sekali,” ujarnya.

    “Karena tidak ada kegiatan, kita tidak boleh bongkar. Kalau memaksa, kita bisa disomasi,” sambung Moga.

    Meski begitu, pihaknya terus memantau secara berkala. Selain memeriksa data yang didapat, Kemendag juga menerima laporan dari masyarakat terkait adanya aktivitas produk impor ilegal.

    “Satgas ini bekerja secara berkala. Tim kami mengecek data yang didapati, juga menindaklanjuti laporan dari masyarakat. Dan, melakukan pengawasan terpadu jika diperlukan,” jelas Moga.

    Untuk diketahui, Kemendag membentuk Satgas Pengawasan Barang Impor Ilegal. Satgas tersebut menjalankan tugas terkait permasalahan tata niaga impor.

    Satgas juga melakukan pemeriksaan, perizinan usaha, atau persyaratan barang tertentu, seperti standar, SNI, dan pajak.

    Omzet Pedagang Pakaian Impor China Rp405 Juta Per Bulan

    Pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, meraih omzet yang signifikan hasil menjual tekstil atau pakaian impor asal China. Per bulan omzetnya Rp450 juta.

    Andi (42), pedagang pakaian di Jembatan Blok A lantai 1, Pasar Tanah Abang buatan China dijual dengan harga bersaing. Katanya, pakaian anak laki-laki usia 6-12 tahun dijual berkisar Rp80.000 hingga Rp90.000 per pasang.

    Sedangkan, pakaian untuk anak usia 1 sampai 3 tahun lebih murah, yakni berkisar Rp40.000 hingga Rp57.000 per set, tergantung bahan dan modelnya.

    “Semua pakaian yang saya jual dari China. Dijual per pasang. Untuk usia 6 sampai 12 tahun harganya berkisar Rp90.000,” katanya kepada Kabar Bursa, Selasa, 13 Agustus 2024.

    Dengan harga yang terbilang murah tersebut, Andi mengaku minimal mampu menjual 150 pasang pakaian anak-anak setiap harinya.

    “Kalau lagi kondisinya lagi sepi ya sekitar 150 pasang terjual. Kalau lagi ramai, lebih dari itu,” tuturnya.

    Menurut dia, pakaian yang paling laku adalah ukuran untuk anak-anak usia 6-12 tahun. Jika harganya Rp90.000 per pasang dan terjual 150 pasang per hari, maka dalam setiap harinya meraih omzet Rp13.500.000 , dan diakumulasi selama sebulan totalnya Rp405 juta.

    “Keuntungannya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujar Andi tersenyum.

    Di toko lain, pakaian anak perempuan usia 1-5 tahun dibanderol di kisaran Rp35.000 hingga Rp47.000 per potong. Sedangkan untuk pakaian anak laki usia 1-5 tahun, harga tiga pasang dibanderol hanya Rp100.000. Untuk tipe ini pedagang bisa menjual setiap harinya minimal 100 set.

    “Paling sedikit setiap hari kami dapat menjual 100 pasang,” salah satu pedagang, Sri Astuti (46).

    Murah dan Berkualitas

    Menurut Sri Astuti, diminatinya pakaian buatan China oleh masyarakat, selain faktor harganya yang murah, kualitasnya juga bagus.

    “Yang banyak disuplai ke sini pakaian anak-anak. Selain harganya murah, dipakainya nyaman dan berkualitas,” tuturnya.

    Namun, yang patut diketahui, produk-produk tekstil China itu tidak dilengkapi dengan sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) yang diwajibkan oleh pemerintah Indonesia.

    Melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin), pemerintah Indonesia mewajibkan setiap barang impor harus mendapatkan sertifikasi SNI 7617:2013 yang mengatur persyaratan zat warna azo, kadar formaldehida, dan kadar logam, terekstrasi pada kain untuk pakaian bayi hingga usia 36 bulan.

    Peraturan ini diharapkan dapat melindungi konsumen, terutama bayi dan anak-anak, dari risiko bahan berbahaya. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa produk impor dari China yang membanjiri pasar belum sepenuhnya memenuhi standar ini.

    Salah satu alasan mengapa produk asal China tetap digemari adalah teksturnya yang lebih halus dan lembut dibandingkan produk lokal. Selain itu, model yang unik dan lucu dengan warna-warna yang cerah menjadi daya tarik tersendiri bagi para pembeli.

    Di sisi lain, produk lokal, meskipun berkualitas dan dilengkapi dengan label ‘Made in Indonesia’ serta sertifikasi SNI, kerap kalah bersaing dari segi model dan variasi warna.

    “Mereka (pembeli) sih kebanyakan alasannya karena baju ini (merk China) lebih enak dipakai karena bahannya lebih adem. Alasan lainnya, modelnya unik dan lucu,” ungkap Sri. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.