Logo
>

Agus Gumiwang: Industri Butuh Stabilitas, Bukan Gejolak

PMI manufaktur RI naik ke 51,5 usai 5 bulan kontraksi. Menperin tegaskan pentingnya stabilitas politik untuk menjaga tren positif dan daya saing industri.

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
Agus Gumiwang: Industri Butuh Stabilitas, Bukan Gejolak
Ilustrasi peningkatan capaian Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia. Gambar dibuat oleh AI untuk KabarBursa.com.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, peningkatan capaian Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia di angka 51,5 merupakan sinyal kepercayaan pelaku industri yang semakin menguat di tengah dinamika ekonomi dan politik. Ia menyebut bahwa keberlanjutan tren positif ini sangat bergantung pada situasi dalam negeri yang kondusif.

    “Industri butuh kondisi yang kondusif dalam menjalankan operasionalnya. Situasi yang mengarah ke destabilisasi, makar, atau kerusuhan dikhawatirkan akan menurunkan kembali tingkat optimisme para pelaku industri,” ujar Agus dalam keterangan tertulis, Senin, 1 September 2025.

    Pada Agustus 2025, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia kembali bergerak ke zona ekspansi dengan capaian 51,5 setelah lima bulan berturut-turut berada di level kontraksi. Kinerja ini dipicu oleh lonjakan pesanan baru, baik dari pasar domestik maupun ekspor, serta meningkatnya aktivitas produksi di sejumlah perusahaan.

    Agus menjelaskan, sektor manufaktur memiliki ekosistem yang kompleks dan sensitif. Rantai kegiatan yang terlibat meliputi hubungan ke depan maupun ke belakang, investasi, upah minimum regional, bahan baku, logistik hingga pasokan energi.

    “Manufaktur melibatkan banyak kegiatan, mulai dari forward linkages, backward linkages, investasi, UMR, bahan baku, logistik, hingga sumber daya energi. Semua rantai ini harus dijaga agar optimisme tetap tumbuh,” katanya.

    Di luar aspek stabilitas politik, Kementerian Perindustrian juga menyiapkan strategi jangka panjang guna memperkuat daya saing industri. Langkah tersebut meliputi percepatan program hilirisasi sumber daya alam, penguatan manufaktur nasional, serta pengembangan kawasan industri berbasis teknologi.

    “Kami akan mempercepat transformasi industri 4.0, mendorong pengembangan industri hijau, serta memperkuat ekosistem IKM. Bersama dunia usaha dan seluruh pemangku kepentingan, kami optimistis Indonesia mampu berdiri sejajar bahkan unggul dibandingkan negara-negara industri lainnya,” ujar Agus.

    Ia menegaskan, visi pembangunan industri ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo yang menargetkan Indonesia tumbuh menjadi negara industri yang kuat dan berdaya saing.

    Dengan kombinasi situasi nasional yang stabil serta strategi pembangunan yang konsisten, pemerintah berharap momentum ekspansi manufaktur dapat terjaga dan terus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Citra Dara Vresti Trisna

    Citra Dara Vresti Trisna adalah Asisten Redaktur KabarBursa.com yang memiliki spesialisasi dalam analisis saham dan dinamika pasar modal. Dengan ketelitian analitis dan pemahaman mendalam terhadap tren keuangan, ia berperan penting dalam memastikan setiap publikasi redaksi memiliki akurasi data, konteks riset, dan relevansi tinggi bagi investor serta pembaca profesional. Gaya kerjanya terukur, berstandar tinggi, dan berorientasi pada kualitas jurnalistik berbasis fakta.