Logo
>

Airlangga Curhat 2025 Jadi Tahun yang Berat Bagi Ekonomi RI, tapi…

Sejumlah faktor yang memberi tekanan, termasuk pelemahan ekonomi pada kuartal II dan konflik di Timur Tengah

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Airlangga Curhat 2025 Jadi Tahun yang Berat Bagi Ekonomi RI, tapi…
Menteri Koordinator Airlangga Beri Sambutan Dalam Acara IAI 2025. Foto: Yubi/KabarBursa.com

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menilai tahun 2025 sebagai periode yang penuh gejolak bagi perekonomian global. Ia menegaskan berbagai tekanan eksternal telah mengguncang banyak negara, mulai dari geopolitik hingga perubahan iklim dan disrupsi teknologi.

    “Saya kira tahun 2025 benar-benar menjadi tahun yang penuh gejolak,” ujarnya dalam Pembukaan HUT IAI dan Pertemuan Akuntan Sedunia di Jakarta, Rabu 3 Desember 2025.

    Airlangga menyebut sejumlah faktor yang memberi tekanan, termasuk pelemahan ekonomi pada kuartal II dan konflik di Timur Tengah. “Tahun ini kita melihat banyak perekonomian diguncang oleh angin sakal (headwind), termasuk pada kuartal kedua, serta perang di Timur Tengah antara Israel dan Irak,” lanjut dia.

    Ia juga menyinggung ketegangan terbaru antara China dan Jepang yang ikut memicu pembatalan perjalanan wisata. “Beberapa minggu lalu juga muncul tantangan baru terkait hubungan China dan Jepang, termasuk pembatalan pariwisata dari China ke Jepang,” jelasnya. 

    Meski begitu, menurutnya kawasan Asia Tenggara masih berada pada posisi yang lebih stabil.

    Peluang Indonesia Rebut Turis China

    Ketegangan Beijing–Tokyo membuat sekitar 400 ribu perjalanan wisata dari China ke Jepang dibatalkan. Kondisi ini membuka peluang bagi negara lain, termasuk Indonesia, untuk menarik wisatawan dari pasar tersebut.

    Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (Asita) Rusmiati menuturkan bahwa Indonesia berpotensi meraup keuntungan. Ia menyebut turis China selama ini merupakan salah satu penyumbang kunjungan terbesar.

    “Selalu ada pembicaraan. Setiap ada permasalahan, ada opportunit. Kita kerja sama dengan agen-agen travel China untuk mencari kesempatan,” ujarnya.

    Menurutnya, Asita juga sudah memperkuat kerja sama dengan berbagai travel agent Tiongkok demi menangkap momentum pergeseran arus wisata.

    Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memastikan terus memantau dinamika regional dan peluang yang muncul dari perubahan rute wisata turis China. Deputi Bidang Pemasaran, Ni Made Ayu Marthini, mengatakan pemerintah sudah lebih dulu menjalankan promosi di China sebelum ketegangan meningkat.

    “Kami memang memantau terus ya dan memang kita fokus untuk menarik wisatawan Tiongkok,” ujar Ni Made.

    Ia menjelaskan bahwa kampanye intensif telah dilakukan sejak Oktober. “Untuk menyambut Natal dan Tahun Baru… kita sudah kampanye di China, boosting melalui kampanye digital ya biar orang China tuh liburan Nataru dan menjelang tahun baru… jadi kita sudah bikin iklan,” katanya.

    Dengan makin banyaknya penerbangan langsung dari China ke Indonesia, pemerintah dan pelaku industri pariwisata berharap momentum ini dapat mengalihkan sebagian wisatawan ke Tanah Air.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.