KABARBURSA.COM - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengkhawatirkan dampak dari pemotongan anggaran untuk tahun 2025 terhadap instansinya yang lebih dari 40 persen.
Rosan menegaskan bahwa berkurangnya anggaran tersebut akan membawa konsekuensi serius terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Ini mengakibatkan tidak tercapainya pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh rendahnya realisasi investasi,” kata Menteri Rosan dalam rapat kerja bersama Komisi VI di Gedung DPR, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 3 September 2024.
Dia mengatakan, pada tahun anggaran 2025, Kementerian Investasi/BKPM menerima alokasi anggaran hanya Rp681,88 miliar, atau sekitar 43,39 persen dari kebutuhan pembiayaan sebesar Rp1,57 triliun.
Jika dibandingkan dengan anggaran Kementerian Investasi/BKPM tahun 2024 yang mencapai Rp1,23 triliun, maka anggaran tahun depan mengalami penurunan signifikan sebesar 44,53 persen.
"Hal ini berbanding terbalik dengan target yang justru meningkat pada tahun depan," ujarnya.
Rosan menjelaskan, anggaran sebesar Rp681,88 miliar untuk tahun depan hanya cukup untuk menutupi kebutuhan rutin, seperti pembayaran gaji, operasional kantor, dan pembiayaan pada unit eselon I. Akibatnya, target realisasi investasi tidak akan tercapai dengan efektif.
Sebagai informasi, di tahun 2025 Presiden Terpilih Prabowo Subianto menargetkan investasi yang masuk ke Indonesia di kisaran antara Rp1.868,2 triliun hingga Rp1.905,6 triliun.
Lanjut Rosan, terbatasnya anggaran ini dikhawatirkan akan mengganggu kegiatan konsolidasi perencanaan, hilirisasi, serta promosi penanaman modal, termasuk mempengaruhi operasional Pusat Perdagangan Internasional atau Indonesia Trade Center (ITC) di luar negeri.
"Karena ini, kita mungkin perlu mempertimbangkan ulang efektivitas ITC di sembilan negara," tegas Rosan.
Dampak lainnya, kata Rosan, akan terjadi keterbatasan penciptaan lapangan kerja dan investasi berorientasi ekspor, serta penurunan kualitas layanan kepada pelaku usaha.
Oleh karena itu, Rosan meminta tambahan anggaran sebesar Rp889,32 miliar agar target investasi yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi tahun depan dapat tercapai.
Dia berharap agar seluruh pimpinan dan anggota Komisi VI mendukung penambahan anggaran 2025, mengingat target yang meningkat signifikan seharusnya diimbangi dengan peningkatan anggaran.
"Kami sangat berharap dukungan dari seluruh pimpinan dan anggota dewan yang terhormat di Komisi VI untuk memperjuangkan penambahan anggaran 2025, mengingat target meningkat, semoga anggaran kami juga dapat meningkat karena targetnya sangat signifikan," pungkas Rosan.
Proyeksi Investasi yang Masuk Indonesia pada 2025
Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani memproyeksikan investasi yang masuk ke Indonesia pada tahun 2025 di kisaran Rp1.868,2 triliun hingga Rp1.905,6 triliun.
Dengan masuknya investasi sebesar itu, kata Rosan, dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,6 persen pada tahun 2025.
Rosan menjelaskan, pemerintah melalui Kementerian PPN/Bappenas, telah menyusun Rancangan Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2025 yang mencantumkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,6 persen pada 2025 dan meningkat menjadi 6,6 persen pada 2029.
"Tahun 2025 yang masuk RKP target dari investasi adalah Rp1.905,6 triliun, kemudian meningkat secara gradual tiap tahunnya sehingga pada 2029 diharapkan angkanya mencapai Rp2.793,3 triliun," jelas Rosan dalam rapat kerja dengan Komisi VI di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, 3 September 2024.
Lanjut Rosan, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen pada 2026 diperlukan investasi di batas atas Rp2.133,5 triliun.
Pada 2027, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,1 persen, dengan proyeksi realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berada di rentang Rp2.343,8 triliun hingga Rp2.373,6 triliun.
Sedangkan di tahun 2028, ditargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 6,2 persen dengan investasi yang diperkirakan antara Rp2.600,4 triliun hingga Rp2.649,4 triliun.
Dan, pada tahun terakhir pemerintahan Prabowo, yakni tahun 2029, diharapkan pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 6,6 persen dengan realisasi PMA dan PMDN antara Rp2.741,9 triliun hingga Rp2.793,3 triliun.
Rosan menyebutkan bahwa pencapaian target-target ini tidak akan mudah, terutama mengingat anggaran kementeriannya yang dipangkas lebih dari 50 persen untuk tahun 2025.
Selain itu, situasi geopolitik di di Timur Tengah dan perang Rusia-Ukraina juga dapat menghambat realisasi target tersebut.
Untuk mencapai target yang ditetapkan, diperlukan fokus pada pengembangan investasi hijau, infrastruktur konektivitas, transisi energi, dan hilirisasi.
Selain itu, investasi dalam ketahanan pangan dan energi yang berkelanjutan juga sangat penting.
Peningkatan layanan perizinan melalui Online Single Submission (OSS) dan alokasi dana khusus (DAK) non-fisik untuk fasilitas investasi di daerah juga diperlukan.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala BPKM Rosan Roeslani menyatakan optimis dapat mencapai target investasi sebesar Rp1.650 triliun hingga akhir 2024.
Target ini sebelumnya ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan dipercayakan kepada Menteri Investasi/Kepala BKPM sebelumnya, Bahlil Lahadalia.
"Insya Allah, saya selalu optimis bisa mencapai target Rp1.650 triliun. Tim Pak Bahlil telah bekerja sangat baik dan solid. Saya yakin dengan dukungan mereka, kita akan berhasil," kata Rosan usai serah terima jabatan di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Senin, 19 Agustus 2024.
Dia menegaskan, salah satu langkah utama yang akan diambil adalah mempercepat proses administrasi bagi pengusaha yang sudah menunjukkan minat berinvestasi.
Langkah ini, menurut dia, sangat penting untuk memastikan bahwa target akhir tahun dapat tercapai secara keseluruhan.
"Kita akan mempercepat administrasi itu agar target pada akhir tahun ini bisa tercapai secara keseluruhan," ujarnya.
Sementara itu, Bahlil Lahadalia yang sekarang menjabat sebagai Menteri ESDM mengatakan realisasi investasi pada semester I-2024 telah mencapai Rp829,9 triliun atau sekitar 50,3 persen dari target yang ditetapkan Presiden Jokowi.
Dia menekankan tantangan terbesar saat ini yang dihadapi Menteri Rosan adalah memastikan realisasi investasi sebesar 76 persen atau menambah sekitar Rp424,1 triliun lagi hingga pengumuman realisasi investasi pada kuartal III 2024.
"Menurut saya, tantangan terbesar adalah mencapai target investasi kuartal III. Saat ini kita sudah mencapai 55 persen, jadi di bulan Oktober nanti, Pak Rosan akan mengumumkan realisasi kuartal III," jelas Bahlil.
Sebagai informasi, nilai investasi pada kuartal II-2024 mencapai Rp428,4 triliun, meningkat 6,7 persen dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter to quarter/qtq) dan 22,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Dari total investasi tersebut, Rp217,3 triliun merupakan Penanaman Modal Asing (PMA), menyumbang 50,7 persen dari total investasi. PMA ini naik 6,3 persen qtq dan 16,6 persen yoy.
Sementara itu, Rp211,1 triliun merupakan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang berkontribusi sebesar 49,3 persen dari total realisasi investasi. PMDN tumbuh 7,1 persen secara kuartalan (qtq) dan 29,1 persen secara tahunan (yoy). (*)