Logo
>

Aroma Rate Cut Dorong Emas ke Langit, Nyaris USD4.000

Harga emas menembus rekor tertinggi akibat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan ketidakpastian global.

Ditulis oleh Syahrianto
Aroma Rate Cut Dorong Emas ke Langit, Nyaris USD4.000
Ilustrasi: sebongkah emas batangan. (Foto: Pexels/Michael Steinberg)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Harga emas melonjak ke rekor tertinggi di atas USD3.900 per ons pada Senin, 6 Oktober 2025. 

    Pendorongnya adalah meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (the Fed) bulan ini serta ketidakpastian ekonomi dan politik di Amerika Serikat (AS), Prancis, dan Jepang.

    Seperti dikutip dari Reuters, harga emas spot naik 1,8 persen menjadi USD3.956,19 per ons, setelah sempat menyentuh level tertinggi harian di USD3.969,91. 

    Sementara itu, kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember ditutup naik 1,7 persen menjadi 3.976,3 dolar AS per ons.

    Analis Marex, Edward Meir, mengatakan reli emas didorong oleh berbagai faktor termasuk perkembangan politik di Prancis, kenaikan imbal hasil obligasi Jepang akibat kekhawatiran inflasi, dan berlanjutnya penutupan pemerintahan AS. 

    “Kondisi di tiga negara besar ini menambah dorongan kuat bagi permintaan aset lindung nilai seperti emas,” ujarnya.

    Krisis politik di Prancis semakin dalam setelah Perdana Menteri baru, Sebastien Lecornu, beserta kabinetnya mengundurkan diri hanya beberapa jam setelah dilantik pada Senin. 

    Sementara itu, penutupan sebagian operasi pemerintahan AS memasuki hari keenam, dengan Gedung Putih memperingatkan potensi pemutusan hubungan kerja massal bagi pegawai federal.

    Sejak awal tahun, harga emas telah naik 50 persen, rebound tertinggi sepanjang sejarah, didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, pembelian emas oleh bank sentral, meningkatnya permintaan aset aman, dan pelemahan dolar AS. 

    Harga emas spot sebelumnya menembus level USD3.000 per ons pada Maret dan USD3.800 pada akhir September.

    “Fakta bahwa kita sudah begitu dekat dengan level USD4.000 per ons menunjukkan bahwa beberapa dana besar mungkin berupaya mendorong harga ke titik tersebut,” tambah Meir.

    Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, biasanya berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah dan saat ketidakpastian ekonomi meningkat. 

    Investor kini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed bulan ini, dengan tambahan pemangkasan sebesar 25 basis poin lagi diperkirakan terjadi pada Desember.

    Dalam sebuah catatan riset, UBS menyebut, “Kami melihat alasan fundamental dan momentum yang kuat bagi harga emas untuk terus reli, dan kini memperkirakan harga emas dapat mencapai 4.200 dolar AS per ons pada akhir tahun ini.”

    Sementara itu, harga perak spot naik 1,4 persen menjadi USD48,66 per ons, level tertinggi dalam lebih dari 14 tahun. 

    Platinum juga menguat 1,4 persen menjadi USD1.626,75, sedangkan paladium naik 4,3 persen menjadi USD1.315,17. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.