KABARBURSA.COM - Kisruh dualisme di tubuh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia sepertinya akan menemukan titik terang. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, secara resmi mempertemukan Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie di kediamannya, Jumat, 27 September 2024.
Dalam video singkat berdurasi 3 menit 17 detik, yang diterima Kabarbursa.com pada Senin, 30 September 2024 pukul 19.17 WIB, Ketua Umum KADIN periode 2021-2026 Arsjad Rasjid, menjelaskan secara runtun perihal pertemuannya dengan Anindya di kediaman Bahlil, akhir pekan kemarin.
"Izinkan saya meluruskan dan menyampaikan hasil pertemuan tersebut," kata Arsjad dalam videonya yang diberi judul pembuka KADIN Indonesia: Kesepakatan Hasil Pertemuan 27 September 2024.
Arsjad menuturkan, pada Jumat, 27 September 2024, pukul 15.00 WIB, ia bersama Anindya Bakrie diundang ke kediaman Bahlil Lahadalia. Pertemuan itu sendiri sudah direncanakan beberapa hari sebelumnya.
Dalam pertemuan tersebut, terjadi sebuah diskusi panjang yang pada akhirnya tercapai kesepakatan yang dituangkan secara tertulis dan ditandatangani di atas materai oleh semua pihak. Kesepakatan itu adalah sebagai berikut:
- Akan digelar Musyawarah Nasional KADIN usai pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang dijadwalkan diselenggarakan pada 20 Oktober 2024 di kompleks parlemen.
- Waktu dan tempat penyelenggaraan Munas KADIN akan disesuaikan dengan keputusan pemerintah.
- Kepanitian Munas KADIN akan dibentuk sesuai dengan AD/ART KADIN Indonesia yang dipersiapkan bersama-sama dengan melibatkan kedua belah pihak.
"Dengan demikian, sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat pergantian kepengurusan akan terjadi setelah ada pelaksanaan dan keputusan Munas," jelas Arsjad.
Dia juga menegaskan, kedua belah pihak setuju untuk menghormati kesepakatan itu. Lebih lanjut dirinya berharap agar semua pihak terkait kembali fokus kepada tujuan utama KADIN Indonesia, yaitu sebagai mitra strategis pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
"Demi cita-cita Indonesia emas 2045. Untuk satu KADIN, satu Indonesia, dan satu masa depan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia," tutupnya.
Dinamika Kepemimpinan KADIN
Kisruh ini bermula ketika sejumlah anggota KADIN merasa kecewa dengan kepemimpinan Arsjad Rasjid yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum. Beberapa pihak menuding bahwa ada ketidaktransparanan dalam pengambilan keputusan serta kurangnya perhatian terhadap masalah yang dihadapi oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Selanjutnya, sejumlah anggota KADIN menyuarakan protes keras, menuntut adanya perubahan struktur organisasi dan pendekatan kepemimpinan yang lebih inklusif. Mereka merasa bahwa aspirasi para pelaku usaha, khususnya di daerah dan sektor UMKM, kurang diakomodasi dengan baik oleh pimpinan saat ini. Bahkan, beberapa dari mereka menyatakan bahwa kebijakan yang diambil lebih menguntungkan segelintir perusahaan besar dan investor asing, tanpa mempertimbangkan kebutuhan pengusaha lokal.
Tuntutan reformasi ini meliputi penyusunan ulang program kerja yang lebih proaktif dalam mendukung digitalisasi UMKM, peningkatan akses pembiayaan bagi pengusaha kecil, serta desentralisasi kekuasaan dari pusat ke daerah. Banyak anggota KADIN menginginkan perubahan ini dilakukan melalui pemilihan kepemimpinan yang lebih transparan dan adil.
Di tengah tuntutan reformasi tersebut, Arsjad Rasjid menegaskan bahwa selama kepemimpinannya KADIN telah bekerja keras untuk memperkuat sinergi antara pemerintah dan dunia usaha, termasuk memperjuangkan perbaikan iklim investasi serta memberikan solusi nyata bagi pelaku usaha selama masa pemulihan ekonomi pasca-pandemi.
“KADIN selalu berkomitmen untuk memperjuangkan kepentingan seluruh anggotanya, baik perusahaan besar maupun UMKM. Kami sudah meluncurkan banyak program yang mendukung pengusaha kecil dan menengah, termasuk inisiatif digitalisasi dan pelatihan yang melibatkan ribuan UMKM di seluruh Indonesia,” ujar Arsjad dalam konferensi pers-nya beberapa waktu lalu.
Arsjad juga menekankan pentingnya kesatuan dan stabilitas organisasi di tengah tantangan ekonomi global yang tak menentu. Ia menyayangkan adanya perpecahan di dalam tubuh KADIN yang dapat melemahkan perjuangan bersama dunia usaha dalam menghadapi persaingan regional maupun internasional.
Respon Pemerintah dan Pelaku Usaha
Kisruh di KADIN juga menarik perhatian pemerintah, mengingat organisasi ini memiliki peran strategis dalam mendukung kebijakan ekonomi nasional. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menyoroti pentingnya penyelesaian konflik ini secara cepat dan damai.
“KADIN harus tetap solid sebagai mitra pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Harus ada dialog konstruktif di antara para anggota untuk menghindari perpecahan yang bisa berdampak buruk bagi iklim usaha,” tegas Airlangga.
Di sisi lain, beberapa pelaku usaha besar yang tergabung dalam KADIN menyatakan dukungan mereka terhadap kepemimpinan Arsjad Rasjid. Mereka menilai bahwa di bawah kepemimpinannya, KADIN berhasil melakukan berbagai terobosan penting, termasuk mendorong investasi asing dan memperkuat kerja sama internasional. Mereka juga memandang bahwa tuntutan perubahan tersebut hanyalah bagian dari dinamika internal yang biasa terjadi di organisasi besar.(*)