Logo
>

Awal Juni Diwarnai Net Sell, Modal Asing Bergeser dari Saham ke SBN

Indikator risiko keuangan eksternal Indonesia menunjukkan tren yang positif. Premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia untuk tenor lima tahun turun ke level 76,99 basis poin per 4 Juni 2025.

Ditulis oleh Yunila Wati
Awal Juni Diwarnai Net Sell, Modal Asing Bergeser dari Saham ke SBN
Ilustrasi net sell. (Foto: Adope Stock)

KABARBURSA.COM - Arus modal asing di pasar keuangan Indonesia kembali menunjukkan pergerakan yang dinamis pada awal Juni 2025. Dalam tiga hari pertama perdagangan bulan ini, dari tanggal 2 hingga 4 Juni, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp4,48 triliun. Data tersebut disampaikan langsung oleh Bank Indonesia dalam laporan resminya pada Kamis malam, 5 Juni 2025.

Penjualan terbesar terjadi di pasar saham dengan nilai mencapai Rp3,98 triliun. Sementara itu, di instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), investor asing juga mencatatkan aksi jual sebesar Rp5,69 triliun. Meski demikian, terdapat aliran masuk di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp5,19 triliun, yang sedikit meredam tekanan jual pada dua instrumen lainnya.

Pergerakan ini menunjukkan perubahan dibandingkan pekan sebelumnya. Pada periode 26 hingga 27 Mei, investor asing masih mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp1,50 triliun. Saat itu, arus masuk tercatat di pasar saham sebesar Rp110 miliar dan di pasar SBN sebesar Rp2,02 triliun, meskipun SRBI mengalami tekanan jual sebesar Rp630 miliar.

Secara akumulatif sejak awal tahun hingga 4 Juni, total penjualan bersih asing di pasar saham mencapai Rp46,67 triliun. Di pasar SRBI, nilai penjualan bersih tercatat sebesar Rp19,34 triliun. Namun, pasar SBN tetap mencatat pembelian bersih asing sebesar Rp46,70 triliun. Angka-angka ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi pelepasan di saham dan SRBI, investor global masih menempatkan dananya dalam surat utang negara yang dinilai lebih stabil.

Di sisi lain, indikator risiko keuangan eksternal Indonesia menunjukkan tren yang positif. Premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia untuk tenor lima tahun turun ke level 76,99 basis poin per 4 Juni 2025. Angka ini lebih rendah dibandingkan posisi 30 Mei yang tercatat sebesar 78,12 basis poin. Penurunan premi CDS mencerminkan persepsi risiko yang cenderung membaik di mata pelaku pasar global.

Bank Indonesia menyatakan bahwa pergerakan arus modal asing selama periode ini masih dipengaruhi oleh perkembangan kondisi ekonomi global dan domestik. Meskipun terdapat tekanan jual, terutama di saham dan SRBI, pasar SBN tetap menunjukkan daya tarik tersendiri bagi investor asing. Di tengah berbagai dinamika tersebut, bank sentral menegaskan komitmennya untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah serta memperkuat bauran kebijakan yang responsif terhadap perubahan pasar.

Sepanjang lima bulan pertama tahun 2025, arus modal asing di pasar saham Indonesia menunjukkan kecenderungan keluar (net sell) yang cukup konsisten. Data yang dihimpun dari berbagai laporan resmi menunjukkan bahwa sejak awal Januari hingga akhir April, investor non-residen terus melakukan aksi jual, terutama di saham-saham unggulan sektor perbankan dan teknologi.

Sejak Awal Tahun Net Sell Asing Sudah Tinggi

Pada pekan pertama Januari, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih senilai Rp256,38 miliar. Tekanan jual paling besar dialami saham-saham bank besar seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). 

Seiring berjalannya bulan, aliran dana asing yang keluar semakin meningkat. Dalam periode 6 hingga 9 Januari, tercatat nilai net sell asing mencapai Rp4,38 triliun. Dari jumlah itu, sebesar Rp1,92 triliun berasal dari pasar saham, sedangkan pasar surat berharga negara (SBN) mencatat net sell sebesar Rp2,90 triliun. 

Pada saat yang sama, terjadi pembelian bersih oleh asing di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) senilai Rp440 miliar.

Data perdagangan tanggal 15 Januari menunjukkan bahwa investor asing kembali melepas 210 juta lembar saham, dengan Surya Citra Media (SCMA) dan GOTO Gojek Tokopedia menjadi saham yang paling banyak dijual. Lima hari berselang, pada 20 Januari, penjualan meningkat drastis. Investor asing menjual 1,04 miliar lembar saham, di mana GOTO kembali mencatat net sell terbesar, mencapai 1,22 miliar lembar.

Memasuki bulan Maret, tekanan di pasar semakin terasa. Hingga 19 Maret, akumulasi penjualan bersih investor asing sejak awal tahun telah mencapai Rp30,32 triliun. Tekanan ini sempat mencapai puncaknya pada 18 Maret ketika IHSG turun lebih dari tujuh persen dalam satu hari perdagangan dan memicu penghentian sementara (trading halt). Pada hari yang sama, asing mencatat net sell sebesar Rp2,48 triliun, melanjutkan aliran keluar yang telah berjalan hampir tiga bulan.

Meski demikian, menjelang akhir Maret terjadi perubahan arus. Dalam periode 24 hingga 27 Maret, tercatat investor asing melakukan pembelian bersih senilai Rp3,25 triliun, memberikan sinyal adanya arus masuk yang sempat meringankan tekanan pasar.

Namun, kondisi ini belum cukup membalikkan tren keseluruhan. Data hingga 21 April mencatat bahwa investor asing telah menarik dana senilai Rp49,57 triliun dari pasar saham sejak awal tahun. Saham-saham perbankan masih menjadi yang paling banyak dilepas, termasuk BBCA, BMRI, BBRI, dan BBNI.

Dalam lima bulan pertama 2025, pasar saham Indonesia berada dalam tekanan yang cukup signifikan dari aksi jual investor asing. Kecenderungan ini tidak terlepas dari kondisi pasar global maupun respons terhadap dinamika ekonomi dalam negeri, dan menjadi salah satu indikator penting dalam memantau stabilitas pasar keuangan nasional.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79